Kenapa Rejeki dari Langit
Agama | 2022-11-17 10:13:12Kita mungkin sering mendengar, "jodoh dari langit", "rejeki dari langit", "takdir di langit".
kenapa semua dinisbatkan ke langit? bukankan jika kita manusia, ya jodohnya di bumi, manusia juga. Rejeki kita -penghidupan- pun kita mencarinya di bumi, dan segala apa yang terjadi atas kita semua di bumi. lantas kenapa Allah selalu menyebutkan bahwa segala macam rejeki kita baik jodoh, penghidupan, dan lainnya semua berasal dari langit.
Menilik ayat 11 surat Nuh, kita dapatkan narasi yang menarik, dan mungkin bisa memberikan sedikit pencerahan, ayatnya sebagai berikut
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
"(Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu"
ayat ini, merupakan lanjutan dari rangkaian fadhilah istighfar dalam surat ini. Kisah kisah menarik mengenai perjalanan dakwah Nabi Nuh dalam surat ini, sangat disayangkan bila kita melewatkannya,
Yang perlu di garis bawahi, dalam Bahasa Arab kata السَّمَاۤءَ sebenarnya memiliki arti "langit", lantas kenapa diartikan dengan "hujan"
pemilihan makna yang terjadi dalam terjemah indonesia ini, sebenarnya memiliki tujuan untuk mempermudah pemahaman masyarakat Indonesia, tetapi dari sisi lain, ini juga menimbulkan penyempitan makna yang sesungguhnya.
ketika kita bicara "mereka yang istighfar, akan mendapatkan hujan yang lebat dari langit" tentu ini akan melahirkan pertanyaan lain, "hujan seperti apa yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan saya?" karena konteks ayat tersebut sebagaimana yang disebutkan Al Qurthuby dalam tafsirnya memang terjadi karena sebelumnya kaum Nabi Nuh dilanda kekeringan yang panjang. Dan akan sangat tidak cocok bila di kaitkan dengan konteks kekinian yang mana ini bertolak belakang dengan tujuan diturunkannya Al Qur'an
namun ketika kita bicara "mereka yang istighfar, akan mendapatkan langit yang merupakan perbendaharaan segalanya, dari rejeki, jodoh, dan berbagai pertolongan Allah dengan lebatnya" tentu ini akan melahirkan optimistis dan harapan bagi mereka yang mendawamkan istighfar.
Bukankah Allah yang padanya bersandar segala sesuatu memang berada di langit, bukankan Allah yang memberikan kita segala macam rejeki (penghidupan, kesehatan, jodoh, dll) memang mengirimnya dari langit, bukankah segala macam bentuk ibadah dan doa yang kita panjatkan senantiasa bermuara ke langit,
Dari itu, ketika kita memahami bahwa Allah akan mengirimkan segala yang ada dilangit dari perbendaharaan dan rejekiNya dengan lebat kepada mereka yang senantiasa beristighfar, maka keyakinan akan fadhilah istighfar ini pun akan sempurna. Bukan hanya memahami ayat secara tekstual yang berujung pada pemahaman yang rigid, namun juga ketetapan hati untuk senantiasa mengamalkan isi kandungan Al Quran yang selalu cocok dengan berabagai konteks kekinian dan kesinian, wallahu a'lam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.