Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Keutamaan Berbaik Sangka Kepada Allah

Agama | Tuesday, 15 Nov 2022, 19:08 WIB

Dalam hidup, setiap manusia tak lepas dari ujian yang diberikan oleh Allah untuk menguji keimanannya. Semakin yakin dengan kebesaran Allah maka setiap manusia yang diuji jika mampu melewati ujiannya maka ia akan diangkat derajatnya oleh Yang Maha Kuasa.

Persoalannya saat diberikan ujian berbentuk hal yang baik maka manusia merasa Allah menyayanginya tetapi ketika diberikan ujian yang kurang menyenangkan justeru malah menyalahkan Allah. Padahal di balik setiap ujian yang diberikan sesungguhnya ada hikmah yang diberikan untuk direnungi. Bayangkan, Nabi Ayyub sebagai orang pilihan Allah ternyata diberi ujian dengan beratnya kesulitan hidup tetapi dia tenag menghadapinya tanpa mengeluh. Sebaliknya ujian kekayaan dan jabatan yang diberikan kepada Nabi Sulaeman tak membuatnya jadi angkuh dan takabur. Keduanya tetap taat kepada Allah.

Nabi Muhammad ﷺ mengabarkan bahwa Allah berfirman, "Aku sesuai persangkaan baik hamba-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana yang ia mau" (HR. Ahmad).

Memanjatkan doa dengan prasangka baik kepada Allah akan mengabulkan doa kita adalah sesuatu yang disukai Allah. (republika.co.id)

Dengan begitu, jika memahami konteks dari hadits yang dimaksud sesungguhnya nmanusia yang menjalani kehidupannya tak haruslah resah dan merasa gelisah dengan kondisi yang ada, sebab jika kita mendepankan prasangka baik kepada Allah maka Allah senantiasa memberikan kebaikan juga dan sebaliknya jika yang dianggap kita buruk dari Allah maka itu yang akan diterima oleh kita. Bukan Allah yang salah tetapi kitalah yang memilih akan hal itu.

Oleh sebab itu, berbaik sangka kepada Allah menjadi penting artinya dalam segala hal dan akan senantiasa dapat menenangkan hidup yang dijalani. Bisa mungkin banyak orang stres dan memilih bunuh diri karena tak meyakini tentang kasih sayang Allah. Artinya, orang yang bersangkutan bisa mungkin selalu berburuk sangka kepada Allah.

Banyak sekali ujian yang diberikan kepada Allah bisa jadi adalah ujian bagi keimanan kita. Bahkan belum dikabul doa dan belum diberi solusi oleh-Nya mungkin menandakan Allah sayang kepaa hamba-Nya itu. Dengan ujian yang diberikan dia semakin dekat dengan Allah. Ada kekhawatiran jika diangkat kesulitan dan diberikan kemudahan bisa mungkin yang bersangkutan lupa kepada Allah bahkan ada kemungkinan malah selanjutnya berbuat maksiat. Jadi Allah sangat memahami keadaan mahluk-Nya.

Pemilik Rumah Warna, Nanang Syaifurrozy, menceritakan pengalam ketika pandemi Covid-19 membuat bisnis yang dijalankan harus anjlok 80 persen. Namun, ia mengaku tidak menyerah dan terus berprasangka baik kepada Allah SWT. "Suatu yang kecil dan sepele kalau Allah SWT ridho akan dimudahkan dan dilancarkan dalam segala hal. Allah akan mendatangkan rezeki yang tidak disangka," kata Nanang dalam Growth Talk Online Ibisma Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (1/10). (Republika.co.id,1 Oktober 2020).

Maka dari itu, seyogyanya kita harus berbaik sangka kepada Allah dalam segala hal. Karena hal itu takkan pernah merugikan. Selain itu lengkapi pula hal itu dengan ikhtiar optimal dan berdoa. Sehingga prasangka baik itu akan menghasilkan sesuatu hal yang baik kita dan membuat kita selalu menilai sesuatu itu baik dan tak pernah menyalahkan Allah apabila sesuatu ujian menimpa diri kita.

Itulah keutamaan berbaik sangka kepada Allah. Jadikanlah hal itu sebagai modal kita untuk mampu mengatasi masalah yang kita hadapi selama hidup. Kalau kita menganggap Allahlah yang memudahkan urusan kita maka dengan sendirinya Allah pun akan memudahkan urusan kita. Wallohu alam bishowab.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image