Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AL Debaran

Food Estate Sangat Strategis

Info Terkini | Tuesday, 15 Nov 2022, 19:03 WIB

Dampak dari program food estate yang dicanangkan pemerintah sangat strategis. Kebutuhan pangan dan pemanfaatan lahan kosong atau tidak tergarap bisa diolah dengan baik.

Kan bagus kalau lahan kosong dikelola dengan baik, artinya ditanam tanaman yang produktif.

Program ini tentu dapat menjaga kelestarian alam. Kalau ada yang menilai program tersebut memicu masalah perubahan iklim tidak tepat banget. Kan ini memiliki manfaat buat alam juga. Bahkan buat isi perut masyarakat Indonesia.

Ini soal kedaulatan negara. Negara kita harus kuat dalam menangani krisis, terutama pangan.

Penulis setuju dengan Pengamat pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sujarwo menilai, program food estate yang dicanangkan pemerintah, jika diperankan sebagai bangunan kelembagaan untuk modernisasi, efisiensi pertanian, penciptaan nilai tambah, dan bersinergi dengan korporasi petani, maka dampaknya akan sangat strategis.

Dengan asumsi biaya transaksi dapat ditekan dan efisiensi operasi food estate dapat dicapai dengan baik.

"Maka food estate akan menjadi instrument kebijakan pemerintah dalam rangka penguatan ketahanan pangan berkelanjutan dan membawa multiplier efek pada modernisasi pertanian nasional," kata pria yang juga menjabat wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tersebut, Ahad (13/11) dikutip dari Republika.

Food estate merupakan program pemerintah yang memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Toh ini kan bermanfaat banget bagi ketersediaan pangan nasional. Kalau bisa diperbanyak tiap daerah ada dengan pengelolaan yang baik.

Kalau bisa juga Indonesia jadi negara yang bisa memasok pangan ke negara lain. Ini potensi besar untuk negara kita. Saya pribadi sebagai masyarakat biasa mendukung program ini. Karena pertanian sebagai kunci kekuatan dan kesuksesan negara.

Membangun food estate sama pentingnya dengan dengan membangun korporasi petani dan kelembagaan petani.

Demikian pula dengan efek penciptaan nilai tambah akan semakin terbuka lebar jika sumberdaya pertanian dikelola secara perusahaan dengan skala usaha dan memiliki continuity dalam produksinya," ujarnya.

Selanjutnya, kata Sujarwo, sumber daya yang diproduksi harus menerapkan strategi driven by market atau memperhatikan kondisi pasar. Dengan cara tersebut, maka fluktuasi harga dapat diredam.

"Selain itu oversupply dan shortage supply produk pertanian dapat dihindari," kata dia.

Sujarwo menambahkan, salah satu jalan untuk menghadapi krisis pangan memang bisa dengan food estate. Tetapi terlalu menggantungkan pada food estate juga menurutnya tidak baik.

Artinya, kata dia, mitigasi masalah krisis pangan harus menggunakan pendekatan yang melibatkan banyak pihak (multi-sektor) dibarengi dengan optimalisasi sisi demand dan sisi supply sekaligus.

Selain itu, kata Sujarwo, karena yang dihadapi adalah ancaman pangan global, maka kehadiran program seperti food estate harusmya bukan hanya untuk membantu pangan nasional saja tetapi juga dunia.

Sujarwo menambahkan, food estate juga harusnya menjadi corong pembaharuan sistem pertanian nasional. Yakni dengan membuat sistem informasi kepada masyarakat yang terbuka, kredible, dan akuntable.

"Biarkan masyarakat melihat kinerja food estate sehingga menjadi bagian dari best practices pertanian Indonesia," ujarnya.

Selain itu, dirinya berharap kepada pemerintah, Terus melakukan evaluasi atas sistem operasi sehingga kekuatan manajerial semakin mantap dan semakin kuat menjangkau pasar lebih luas. Food estate juga diharapkannya dapat menguatkan citra pertanian modern yang berdaya saing dan memiliki kualitas yang dapat menembus pasar dunia.

"Food estate juga harua menjadi faktor pendorong penciptaan nilai tambah produk pertanian dan memperbaiki elastisitas produk pertanian dalam jangka panjang. Dengan demikian, masyarakat semakin senang dan bangga mengkonsumsi produk-produk pertanian bangsa sendiri," kata dia.

Berdasarkan usulan dari Kementerian Pertahanan, yang ditugaskan Jokowi untuk menggarap lumbung pangan, terdapat 775.757 hektare lahan mulai dari Bangka Belitung hingga Papua yang akan digarap

Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, menegaskan kembali bahwa dalam bentuk menjaga ketahanan pangan, dirinya telah mengusulkan pembuatan food estate dengan ketersediaan 16 juta hektare lahan potensial.

Sumber : Bisnis.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image