3 Cara Tawasul Kepada Allah dalam Berdoa
Agama | 2022-11-15 14:07:45Bertawasul kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam berdoa ternyata merupakan salah satu faktor agar doa kita didengar dan dikabulkan oleh-Nya. Adapun yang kita maksud bertawasul kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah melakukan amal-amal yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Ta'ala. Bertawasul kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam berdoa diperbolehkan-bahkan dianjurkan dalam Islam. Bertawasul kepada Allah Ta'ala dalam berdoa dapat kita lakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Berdoa dengan menggunakan Asmaul Husna.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memiliki banyak nama yang sangat indah. Dengan nama-nama Allah ta'ala yang indah itulah kita dianjurkan untuk berdoa kepada-Nya. Allah Subhanahu wa ta'ala sangat menyarankan agar kita berdoa kepada-Nya dengan menggunakan Asmaul Husna, sebagaimana diterangkan dalamfirman-Nya,
"Hanya milik Allah-lah Asmaul Husna. Maka bermohonlah kepada-Nya dengan Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan, "(QS. Al- A'raf [7]: 180).
Selaras dengan maksud ayat di atas, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan, "Sesungguhnya Allah Swt., memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus barangsiapa yang menghafalnya (menghimpun, mema-hami, dan mengamalkannya) maka dia akan masuk ke surga. Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil dan menyukai yang ganjil." (HR.Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, berdoalah dengan menggunakan Asmaul Husna dan pancinglah rahmat Allah ta'ala dengan nama-nama indah yang dimilikiNya. Semoga, dengan begitu, Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan apa yang kita minta, memenuhi kebutuhan kita, dan menyirami kita dengan berkah dan keridaan-Nya. Amin.
2. Berdoa dengan perantaraan keimanan dan amal saleh yang telah dilakukannya.
Mengharapkan pahala dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan-jika dibatalkan dengan niat yang ikhlas-diperbolehkan dalam Islam. Apalagi berdoa dengan menjadikan amal-amal kebaikan kita sebagai perantara yang sangat dianjurkan oleh Allah ta'ala.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang menurunkan dia (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Tuhan kami, dan hanya kepada-Mu kami akan mengembalikannya." (QS. Al-Baqarah [2]: 285).
Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman, "Yaitu orang-orang yang berdoa, Ya Tuhan kami, sesung guhnya kami telah benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari adzab neraka." (QS. Ali-Imran [3]: 16).
Dan juga, “Ya Tuhan kami, sungguh, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu tetapkanlah kami bersama golongan orang-orang yang memberikan kesaksian,” (QS. Ali-Imran [3]: 53)
3. Berdoa dengan perantara orang saleh.
Meminta tolong kepada seorang saleh yang kebaikan untuk diri kita juga diperbolehkan dalam syariat. Terkait dengan permasalahan ini, perhatikan beberapa firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut:
"Mereka berkata, Mohonlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. Dia (Musa) menjawab, "Sesungguhnya Allah Swt., telah berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, akan tetapi pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepada kalian.” (QS.al-Baqarah [2]: 68)
Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) telah berfirman, bahwasanya sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang. Mereka berkata, 'Sekarang barulah Anda menjelaskan hal yang sebenarnya. Kemudian mereka menyembelihnya, dan dikeluarkan mereka tidak akan melak- sanakan perintah itu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 71)
Mereka berkata, "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa). Dia (Ya'qub) berkata, Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf [12]: 97-98)
Referensi: Musyafa, Haidar. 2014. Hidup Berkah dengan Doa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.