Guru BK Perkuat Karakter Siswa untuk Mencegah Penyebaran HIV/AIDS di Sidoarjo
Edukasi | 2022-11-11 12:57:55Hingga Agustus 2022 lalu, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo ada penambahan 210 kasus dari 4.786 kasus HIV/AIDS (dalam periode Januari – Agustus). Penderitanya beragam, dewasa, remaja bahkan ada 1 Balita dibawah usia lima tahun juga tertular dari ibunya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Sidoarjo, dr. M. Ato’ Ilah, mengatakan, pihaknya pada Selasa (8/11) kemarin, memberikan workshop kepada 160 guru SMA/SMK, baik negeri maupun swasta di Sidoarjo, untuk bisa dilibatkan dalam ikut pencegahan kasus HIV/AIDS di Kab Sidoarjo. “Guru BK kita libatkan ini agar juga bisa berperan mencegah penyebaran kasus HIV/AIDS, dari guru-guru bK inilah akan bisa membentuk karakter remaja di sekolah," kata dr. Ato’ Ilah, yang juga Kabid Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Sidoarjo.
Dalam kegiatan yang digelar di ruang auditorium SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo itu, guru-BK SMA/SMK dilibatkan dalam pencegahan kasus HIV/AIDS, agar nantinya selain bisa memberikan konseling, juga bisa berkoordinasi dengan siswa sekolah yang menjadi anggota Paguyuban Remaja Sidoarjo Peduli HIV/AIDS (Parpras). “Sering terjadi, remaja di sekolah yang terdeteksi kasus HIV/AIDS, tidak semuanya terbuka kepada orang dewasa seperti orang tua dan guru," kata Ato’Ilah.
Dari catatan KPA Sidoarjo hingga saat ini, ada remaja di Sidoarjo yang tertular kasus HIV/AIDS ini. Penyebabnya, diantaranya karena pengaruh faktor penyalahgunaan Narkoba dan faktor pergaulan bebas. “Saat ini lebih banyak karena faktor pergaulan bebas. Maka peran guru BK, juga kita nantikan agar bisa membentuk watak dan karakter guna menekan kasus ini," ujar Ato’ Ilah. KPA Sidoarjo melibatkan sejumlah pihak terkait, dalam kegiatan workshop ini. Selain dari Dinkes Sidoarjo, juga dari UPT Cabang Dinas Pendidikan Prov Jatim yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan PKBI Jatim.
“Guru BK merupakan ujung tombak pembentukan karater siswa di sekolah. Kenapa? Karena guru-guru BK inilah yang lebih dekat dengan siswa, bukan saja ketika siswa mengalami masalah tetapi saat mereka butuh pendampingan, guru BK selalu ada dan siap sedia,” urai Dra. Rukmini Ambarwati, M.Psi., pengawas pendidikan dari Dinas Pendidikan Jawa Timur yang ada di Sidoarjo.
Untuk mengukur pemahaman para guru BK itu akan masalah HIV/AIDS ini, pihak KPA Sidoarjo sempat melakukan pre test dan post test kepada mereka. Dari hasil pre tes memprihatinkan karena dari 160 guru BK itu, yang paham masalah HIV/AIDS hanya sekitar 64% saja. Namun setelah mengikuti workshop, referensi mereka atau nilai post testnya, akan masalah HIV/AIDS itu ada peningkatan menjadi 81%.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.