Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Khotbah Hari Pahlawan

Sejarah | Thursday, 10 Nov 2022, 10:08 WIB

Khotbah I

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ،

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ،

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Mari kita bersyukur kepada allah atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya kepada kita semua. Dengan mensyukuri nikmat itu, maka Allah akan menambahkan nikmat berikutnya kepada kita semua.

Salawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi besar dan mulia, Muhammad Saw.

Marilah kita bertakwa kepada Allah Swt., maka dengan takwa itu kita akan diberikan segala sesuatu yang baik untuk kehidupan dunia dan akhirat kita.

Hadirin Rahimakumullah

Hari ini masih suasana hari pahlawan. 77 yang lalu kita masih ingat, bagaimana perjuangan rakyat Surabaya, Santri, dan ulama dalam usaha mempertahankan kemerdekaan di Surabaya. Mereka mampu menumpas keganasan pasukan Inggris yang hendak merongrong eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hari-hari yang menegangkan. Hari-hari yang menumpahkan darah rakyat Indonesia. Akhirnya kemenangan itu dapat diraihnya. Dengan semangat jihad sehingga menghasilkan kemenangan yang gilang-grmilang salah satunya adalah dimotivasi jihad melalui resolusi jihad oleh K.H. Hasyim As’Ari.

Bunyi resolusi jihad K.H Hasyim As’ari antra lain,

“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe 'ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja).” (Budianto, 2021)

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Swt.

Sejak disebarkan 22 Oktober 1945, Resolusi Jihad membakar semangat seluruh lapisan rakyat hingga pemimpin di Jawa Timur, terutama di Surabaya. Sehingga dengan tegas mereka berani menolak kehadiran sekutu. Penolakan itu sudah mendapat izin dari pemerintah pusat di Jakarta.

Selanjutnya, Resolusi Jihad memicu perang rakyat selama 4 hari di Surabaya. Yakni 26-29 Oktober 1945. Perang tersebut antara arek-arek Suroboyo dengan Brigade ke-49 Mahratta, India, yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern (AWS) Mallaby. Jenderal Mallaby pun tewas pada 30 Oktober 1945.

Tidak sampai di situ pada tanggal 12 Desember 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman mengejar sisa-sisa pasuka Inggris dan Belanda di Ambawara. Selama 4 hari pertempuran di Ambarawa, pasukan Inggris dan Belanda pun dapat dipukul mundur meninggalkan Ambarawa menuju Semarang pada tanggal 15 Desember 1945.

Hari Pahlawan

Resolusi jihad itu dikeluarkan tanggal 22 Oktober 1945 dan hasilnya adalah kemenangan bangsa Indonesia yang puncaknya adalah 10 November 1945.

Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari ini pun menjadi salah satu alasan pada tanggal 22 Oktober untuk ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri telah diterbitkan. (Aditya, 2022)

Hadirin yang Berbahagia

Peristiwa ini adalah menjadikan umat Islam terus memupuk semangat jihad fi sabilillah dalam menegakkan negara persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Sebab dengan berjihad menjaga persatuan dan kesatuan akan mempuk keutuhan eksistensi bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Resolusi jihad ini sejalan dengan firman Allah Swt., dalam surat Attaubah ayat 122.

۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Jiuga disebutkan di dalam surat Albaqarah ayat 190,

وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ ١٩٠

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Dalam masalah jihad yang berarti berperang di medan laga, Allah Swt berfirman, dalam surat Muhammad ayat 4 sebagai berikut.

فَإِذَا لَقِيتُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَضَرۡبَ ٱلرِّقَابِ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَثۡخَنتُمُوهُمۡ فَشُدُّواْ ٱلۡوَثَاقَ فَإِمَّا مَنَّۢا بَعۡدُ وَإِمَّا فِدَآءً حَتَّىٰ تَضَعَ ٱلۡحَرۡبُ أَوۡزَارَهَاۚ ذَٰلِكَۖ وَلَوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَٱنتَصَرَ مِنۡهُمۡ وَلَٰكِن لِّيَبۡلُوَاْ بَعۡضَكُم بِبَعۡضٖۗ وَٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٤

“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.”

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban, 10 November adalah wujud dari mempertahankan kemerdekaan yang dipelopori oleh Ulama, santri, dan berbagai komponen bangsa yang kita kenang sampai saat ini.

Kalimat takbir yang menggema dari bibir Bung Tomo, membakar semangat juang membela tanah air. Karena sejatinya cinta tanah air adalah sebagian dari implemntasi Iman. Seperti yang diikrrkan dalam adagium agama “Hubbulwatan minal iman.”

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Marilah peristiwa-peristiwa perjuangan bangsa ini kita jadikan ibrah sebagai upaya mengikat tali persatuan dan kesatuan, sehingga terciptanya perdamaian dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka meraih kehidupan akhirat yang lebih baik, abadi, dan mulia, seperti yang difirmankan oleh Allah Swt., dalam surat Adduha ayat 4.

وَلَلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لَّكَ مِنَ ٱلۡأُولَىٰ ٤

“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”

Disebutkan pula dalam surat Ala’la ayat 17:

وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓ ١٧

“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”

Mudah-mudahan, semangat jihad masih tertanam terus di dalam hati sanubari kita dalam rangka mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan. Semangat kedua adalah dalam menjaga diri kita dari gangguan hawa nafsu syaitan yang selalu mengajak manusia kepada kemunkaran.

Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr).

Simaklah faidah indah yang disampaikan oleh ibnu Qayyim ketika menjelaskan surat Al-Ankabut ayat 69,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

“Dan orang orang yang berjihad di jalan Kami, Kami akan memberikan kepada mereka hidayah kepada jalan jalan Kami” (Al-Ankabut: 69).

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Dalam ayat ini Allah mengaitkan hidayah dengan jihad. Orang yang paling sempurna hidayahnya adalah yang paling sempurna jihadnya. Jihad yang paling wajib adalah menjihadi diri sendiri, menjihadi hawa nafsu, menjihadi setan, dan menjihadi dunia. (Badrussalam, 2017)

Hadis Rasulullah Saw bersabda

رجعتم من الجهاد الاصغر الى الجهاد الأكبر فقيل وماجهاد الأكبر يارسول الله؟ فقال جهاد النفس

Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah saw. Apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul menjawab "jihad (memerangi) hawa nafsu. (Hadrawy, 2012)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.

وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ

وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Daftar Pustaka

Aditya, R. (2022, Oktober 20). Sejarah Hari Santri 2022, Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari pada Awal Kemerdekaan Indonesia. Retrieved from suara.com: https://www.suara.com/news/2022/10/20/132246/sejarah-hari-santri-2022-resolusi-jihad-kh-hasyim-asyari-pada-awal-kemerdekaan-indonesia

Badrussalam, A. Y. (2017, Juli 22). Jihad yang Paling Dasar. Retrieved from muslim.or.id: https://muslim.or.id/31073-jihad-yang-paling-dasar.html

Budianto, E. E. (2021, November 10). Resolusi Jihad, Penggerak Santri dan Rakyat di Pertempuran 10 November 1945. Retrieved from https://news.detik.com/: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5805787/resolusi-jihad-penggerak-santri-dan-rakyat-di-pertempuran-10-november-1945#:~:text=Resolusi%20Jihad%2C%20Penggerak%20Santri%20dan%20Rakyat%20di%20Pertempuran%2010%20November%201945,-Enggran%20Eko%20Budian

Hadrawy, U. (2012, November 9). Jihad Akbar Bukan Jihad Sembarangan. Retrieved from islam.nu.or.id: https://islam.nu.or.id/khutbah/jihad-akbar-bukan-jihad-sembarangan-d2oGc

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image