Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image anjani

Rasa Aman dalam Berkomunikasi di Dunia Maya

Eduaksi | Wednesday, 09 Nov 2022, 13:33 WIB

Dunia maya adalah media elektronik dalam jejaring computer yang sering digunakan untuk berkomunikasi satu arah maupun timbal balik (secara online). Banyak orang mengartikan dunia maya ini dengan sebutan internet atau jejaring social.

Internet identik dengan cyberspace atau dunia maya. Dysson (1994) cyberscape merupakan suatu ekosistem bioelektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel coaxial, fiber optic atau elektomagnetik waves. Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu pasti seberapa luas internet secara fisik.

Maya sendiri memiliki arti tampaknya ada tetapi nyatanya tidak ada, atau hanya ada di angan-angan saja. Dewasa ini banyak sekali orang-orang dari berbagai kalangan yang mengandalkan internet sebagai satu upaya untuk mencari hiburan, mencari teman, mencari informasi, dan sebagainya. Dengan internet kita dapat mengakses berbagai macam media seperti Instagram, Twitter, Facebook, Line, Whatsapp, YouTube dan lain-lain.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Markplus Insight, jumlah pengguna internet Indonesia didominasi oleh generasi muda berusia 15-30 tahun yang disebut “netizen”. Mereka berkomunikasi di dunia maya sama seperti mereka berkomunikasi di dunia nyata. Demikian juga informasi yang didapatkan semakin terbuka baik konten positif maupun negatif.

Pengaruh konten negatif sudah sering diberitakan di berbagai media berupa pemuatan gambar porno, perjudian, penipuan, pelecehan, pencemaran nama baik dan berita bohong. Selain itu penggunaan jejaring sosial juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah cyberbullying yang biasanya menimpa anak-anak dan sesama remaja. Bahkan kejahatan dunia maya yang dikenal sebagai cybercrime sudah sampai pada peretasan situs-situs penting dalam negeri.

Internet mempengaruhi psikologi dasar manusia. Perkembangan teknologi dan segala dinamika pengaruhnya terhadap psikologi manusia bahkan kini menghasilkan cabang ilmu psikologi sendiri yang disebut sebagai cyberpsychology atau psikologi dunia maya. Psikologi dunia maya berbicara banyak tentang perilaku, cara berpikir, dan perasaan manusia yang berkaitan dengan kompleksitas dunia maya. Beberapa pembahasan psikologi dunia maya diantaranya adalah mengenai dampak interaksi dengan media internet dalam munculnya kekerasan remaja, pembelajaran multi-tugas, kecanduan online, dan pengaruh-pengaruh lainnya pada hubungan virtual (virtual relationship), pembentukan kelompok, depresi, dan kognisi manusia (definisi disarikan dari penjelasan Dr. Michael Fenichel di cyberpsychology.com).

Jadi bagaimana kita bisa memiliki rasa aman Ketika berkomunikasi di dunia maya?

Untuk menciptakan rasa aman di dunia maya, selalu ditekankan prinsip dasar yang harus diketahui dalam menggunakan internet. Prinsip dasar di dunia nyata berlaku pula di dunia maya. Penggunaan internet secara sehat dan aman perlu ditanamkan sejak dini melalui pembelajaran etika berinternet secara sehat (cyber ethics). Hal ini perlu disampaikan untuk menghindari kebiasaan jelek di dunia nyata akan terbawa di dunia maya dan menimbulkan kembali efek negatif di dunia nyata.

Etika dalam berkomunikasi menggunakan internet disebut dengan Netiket atau Nettiquette. Dalam berinternet diperlukan tata caranya sendiri seperti halnya mengirim surat dan sebagainya. Intinya sama dengan etika komunikasi dalam dunia nyata, seperti jangan menyakiti, jangan menyinggung perasaan, berbicara efektif, jangan sungkan minta maaf jika keliru, dan sebagainya.

Berikut beberapa netiket yang perlu kita lakukan yaitu :

1. Jangan terlalu banyak mengutip dan hilangkan hal yang tidak perlu.

2. Hati-hati menggunakan huruf kapital karena penggunaan huruf tersebut dapat diartikan berteriak.

3. Jaga privasi dari hal yang dikirimkan secara pribadi pada kita.

4. Jangan menyinggung orang lain.

5. Perhatikan kata-kata yang akan ditulis, jangan sampai kata-kata tersebut akan memancing adanya masalah.

6. Tulisan yang akan di posting sebaiknya Jangan bertele-tele langsung pada inti masalah.

7. Tidak mengirimkan tulisan yang mengandung unsur pemalsuan.

8. Hindari perselisihan dengan pengguna lain, jika terjadi sebaiknya dilanjutkan secara pribadi jangan dibahas secara langsung di forum-forum umum.

9. Tidak diperbolehkan mengirimkan sesuatu yang berbau seksual dan rasial karena seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pengguna internet berasal dari berbagai macam latar belakang kehidupan yang berbeda yang memiliki budaya dan cara hidupnya yang berbeda-beda.

10. Pikirkan baik-baik tulisan yang akan kita posting sehingga tulisan tersebut tidak akan merugikan orang lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image