Cerpen Marmut Coklat
Sastra | 2022-11-09 12:47:16Pagi yang indah, kulihat mentari mulai berani menampakan wajahnya. Sinarnya yang hangat menembus jendela kaca kamarku. Terdengar merdu di telingaku alunan kicau burung yang menari-nari di atas ranting pohon. Kulirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tanganku 06.00 pagi. Ku persiapkan buku pelajaran hari ini lalu kumasukan dalam tas mungil pemberian istimewa dari orang yang teristimewa. Seperti biasa sebelum berangkat sekolah aku menyempatkan waktu untuk sarapan di rumah bersama keluarga. Setelah selesai sarapan aku bergegas ke sekolah dan diantar oleh papah mengendarai mobil mewah kami. Sesampainya di sekolahku, sekolah tercinta SMK Ma’arif Sukaslamet. Tapi, lebih dikenal dengan SMART Hight School begitulah orang-orang menyebutnya.
“Pah, aku masuk kelas dulu ya, bentar lagi mau bel nih. Assalamu’alaikum wr.wb”“ Iya, wa’alaikum salam wr.wb” jawab papahDari gerbang sekolah ku langkahkan kaki menuju kelasku. “Tumben jam segini masih sepi” gumamku dala hati. Kulihat kanan kiri belum banyak siswa yang datang akhirnya kuurungkan niatku ke kelas. Dan kulangkahkan kaki ini menaiki anak tangga menuju lantai dua. Perpustakaan tempat yang akan aku tuju. Kucari tempat yang nyaman untuk membaca. Disudut kanan dekat dengan jendela agar aku bisa melihat kalau teman-temanku sudah datang. Kuambil buku dari dalam tasku “Marmut Merah Jambu” karya Raditya Dhika sebuah judul yang kubaca dari cover depan. Sebuah novel yang belum selesai aku baca halam demi halam kubaca dan ku pahami isi ceritanya baru di halaman 20 Sacista datang dan bertanya padaku.“Ka, lagi ngapain ?” Tanyanya“Lagi baca novel nih” Jawabku“Novel apa Ka ?” Sacista bertanya lagi“Marmut Merah Jambu” Jawabku singkat“Ke kelas yu Ka” Ajak Sacista“Iya Cist” Ucapku
Wika Dhianty itulah namaku sebuah nama yang di berikan oleh kedua orang tuaku. Tapi, teman-teman biasa memanggilku Wika. Gadis mungil yang akan berusia 17 tahun pada 15 Mei yang akan datang.Net net net bel telah berbunyi aku dan Sacista segera mepercepat langkah kaki menuju kelas. Ketika hendak masuk ternyata pak Aries sudah lebih dulu berada di kelas.“Selamat pagi anak-anak”Ucap pak Aries“Pagi juga pak” Ucap kami serentak“Sebelum bapak melanjutkan pelajaran minggu kemarin, bapak akan memberikan beberapa informasi untuk kalian bahwa kita akan mengadakan acara perkemahan pada tanggal 13 s/d 15 November 2015.”“Horeeee !” Teriak siswa“Zal, waktu yang tepat untuk menytakan perasaan loe” Kata Doni“Apaan sih Don” Tanya Rizal“Udahlah Zal nggak usah di sembunyiin kita tahu kok kalau loe suka sama Wika. Gue perhatiin sih si Wika juga kayanya suka sama loe Zal” Ucap Doni“Jangan so tahu deh Don. Lagi pula acara perkemahan kegiatanya padet jadi nggak ada waktu untuk bicara tentang cinta”“Pas acara api unggun aja Zal, biasanya setelah penyalaan api unggu selanjutnya ada acara pentas seni. Nah ! disitu loe nyanyi sambil maen gitar lalu loe ungkapin perasaan loe ke Wika”“Bagaimana ya Don, kita lihat saja nanti”Muhammad Rizal anak ketiga dari 4 bersaudara. Ia anak yang terlahir dari keluarga yang sederhana Fatma nama ibunya. Beliau bekerja di kantin sekolahku dan ayahnya adalah seorang tukang becak.“Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan lagi mengenai perkemahan kita lanjutkan materinya” Pak Aries“Nggak ada pak” Ucap Sacista“ya sudah kalau tidak ada silahkan kumpulkan tugas kemarin” Kta pak Aries“Tugas apa pak ?” Tanya Doni“Tugas Bahasa Indonesia Don, kemarinkan suruh bikin puisi” Jelas Rizal“waduh!!... Gue lupa Zal”
Selanjutnya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.