Waketum DMI Optimistis Indonesia Jadi Poros Peradaban Islam
Agama | 2022-11-08 11:09:35Indonesia berpotensi menjadi poros peradaban Islam. Sumber daya umat di negeri ini berjumlah besar dan tersebar di banyak kawasan, termasuk sumber daya diaspora Muslim Indonesia di berbagai belahan dunia.
Berdasarkan data Kementerian Agama, terdapat 26.975 pesantren di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah santri mencapai 1,64 juta orang se-Indonesia.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) mencatat jumlah masjid di Indonesia mencapai sekitar 500 ribu. “Ini kuantitas masjid, jauh lebih banyak bila dibandingkan jumlah masjid di Arab Saudi,” kata Wakil Kapolri tahun 2016-2018 itu dalam Konferensi Pengasuh Pesantren se-Asia Tenggara di Kompleks Pesantren Darunnajah Jakarta pada 8 November 202.
Belum tersebut jumlah sumber daya yang lain, semisal aset wakaf, termasuk di dalamnya wakaf produktif. Juga nilai usaha yang dikelola Muslim. Angka dan nilainya dipastikan sangat besar.
“Ini menandakan sumber daya umat Islam di Indonesia luar biasa, karena itu jangan ada yang malah pesimistis dengan keadaan umat Islam. Kita harus yakin bahwa bangsa ini akan menjadi poros peradaban Islam di masa yang akan datang,” ujar menteri pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi tahun 2018-2019 ini.
Pria yang sejak kecil terbiasa bangun sebelum shubuh ini menyebutkan jumlah Muslim di Eropa terus tumbuh. Setiap tahun selalu ada muallaf. Orang semakin tertarik untuk memeluk Islam, meskipun di sana ada saja gerakan islamfobia.
“Di saat orang Eropa banyak tertarik sama Islam, kita di sini jangan sampai malah pesimistis dengan keislaman kita. Justru kita harus percaya diri dan mencerahkan banyak orang dengan keislaman yang cinta ilmu, yang rahmatan lil ‘alamin,” kata Syafruddin.
Di hadapan 500 ulama dari berbagai pesantren di Indonesia dan negara tetangga, Kiai Syafruddin menerangkan Peradaban Islam yang gemilang pada masa lalu. Terhitung sejak Rasulullah berdakwah hingga Turki Usmani bubar pada permulaan abad ke-20, Islam menjadi peradaban dunia lebih dari 13 abad.
“Sementara Barat yang kini berkuasa sejak menang perang dunia, belum sampai seratus tahun,” ujarnya. Kalau pun dihitung dari era renaissans mereka pada abad ke-15 sampai sekarang, usia peradaban Barat belum sampai seribu tahun.
“Jadi sekali lagi, kita harus menyebarluaskan optimisme keislaman kita kepada masyarakat luas,” imbuhnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.