Belajar Dari Tragedi Itaewon
Gaya Hidup | 2022-11-08 10:26:56Waktu memang telah berlalu namun tragedi Itaewon Korea tentu masih membekas dalam ingatan. Tragedi dalam perayaan Halloween yang tidak sekadar kengerian kostum, namun kengerian karena ratusan nyawa melayang sia-sia. Sia-sia karena demi perayaan budaya barat yang hanya demi kesenangan dan kepuasan nafsu belaka.
Sungguh tragedi yang seharusnya menjadi renungan terutama bagi umat Islam.
Sangat jelas, perayaan halloween bukanlah ajaran Islam, jelas sekali perayaan itu berasal dari perayaan orang-orang kafir. Dan sudah jelas pula keharaman menyerupai kebiasaan orang kafir sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud : " Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”. Maka tak selayaknya umat Islam ikut larut dalam euforia perayaan Halloween, baik sekadar perayaan pesta kostum, atas nama fashion hingga perayaan besar-besaran.
Selain haram, umat Islam juga harus sadar di balik perayaan halloween ada invasi budaya sekaligus ajang bisnis kaum kapitalis. Invasi budaya barat juga pemikiran yang mereka sebar yang tak jauh dari kampanye kebebasan berekspresi dan berperilaku. Perayaan halloween juga sudah menjadi komoditas bisnis yang menyasar penduduk dunia termasuk umat islam.
Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh latah mengikuti budaya haram meski sedang viral di seluruh penjuru dunia. Apalagi hingga bertaruh nyawa demi aktivitas sia-sia yang haram hukumnya. Masih banyak kebaikan yang bisa dilakukan, kebaikan yang menjadi tabungan di akhirat bukan semata mengejar kesenangan dunia belaka. Wallahua'lam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.