Belajar untuk Berkata Jujur
Khazanah | 2022-11-04 20:48:12Kejujuran adalah pondasi kehidupan manusia di dunia ini, baik muslim ataupun non muslim, kejujuran adalah yang paling utama dalam aspek kehidupan.
Di dunia ini masih banyak yang menyepelehkan hal sepenting ini. Masih banyak kita temukan di berbagai keadaan tentang ketidak jujuran, meski hal sepele sekalipun yang namanya bohong ya bohong. Contoh kecilnya, ketika kita masih kecil dan menangis, orangtua kita akan membujuk dengan kebohongan kebohongan kecil "jangan nangis, nanti ditangkap polisi loh" sepele kan? niat nya baik, biar kita diam, tapi masalahnya itu bohong. padahal kan hal baik dengan kejujuran juga banyak.
Meskipun bercanda, kebohongan tetap tidak bisa dimaafkan, karena jika seseorang mulai tidak jujur, maka pasti akan diikuti dengan ketidak jujuran lainnya. Rasulullah saw juga suka bercanda bersama para sahabat dan istri-istrinya, tetapi didalam bercandanya Rasulullah tidak ada kebohongan.
Pernah mendengar kisah ada seorang nenek-nenek yang meminta didoakan agar masuk surga. Nabi SAW. menanggapinya dengan bergurau kepada nenek tersebut, bahwa di surga tidak akan ada nenek-nenek. Namun perempuan renta tersebut seolah sedih dengan jawaban Nabi SAW., sehingga nenek pergi sambil menangis. Melihat kejadian ini, Allah menurunkan QS al Waqi'ah ayat 35-36. Ayat ini diturunkan untuk menghibur nenek tersebut bahwa memang Allah tidak memasukkannya dalam keadaan yang renta (tua), melainkan Allah akan menciptakan seperti bidadari yang cantik dan perawan.
Nabi saja yang sudah terjamin masuk surga tetap berhati hati dalam bicaranya, beliau bercanda saja tidak berbohong. bagaimana kita makhluk yang penuh salah dan dosa ini masih menyepelekan tentang kejujuran?
Jadi sudahkah kita menanamkan pada diri kita bahwa kejujuran adalah salah satu aspek paling penting dalam kehidupan kita?...
suara LPM Al Hakim/Farikha FD
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.