Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatimah Azzahra

Gagal Ginjal Akut Bikin Rakyat Kalang Kabut

Gaya Hidup | 2022-10-28 14:10:50

Belum usai pandemi covid-19 di tengah kita. Data terbaru mengatakan ada 3000an kasus covid-19 selama tiga hari terakhir. Kita masih harus waspada, jaga diri, jaga orang lain juga.

Tak hanya covid-19, Indonesia pun kini diramaikan dengan kasus gagal ginjal akut. Dilansir dari laman Republik.co.id (24/10/2022), Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, total kasus gagal ginjal akut hingga hari ini telah mencapai 245 anak yang tersebar di 26 provinsi. Persentase angka kematian kasus ini pun cukup tinggi, yakni mencapai 141 kasus atau sebesar 57,6 persen.

Mencari Penyebab

Pemerintah mengungkapkan sudah melakukan tes lab patologi untuk mengidentifikasi penyebab penyakit ini. Virus, bakteri, parasit atau covid-19 ternyata tak berpengaruh besar pada penyakit ini. Sampai akhirnya, WHO mengeluarkan surat edaran dan peringatan terkait kasus mirip yang terjadi di Gambia. Penyebab kasus itu yakni zat kimia yang ada di pelarut obat-obatan.

Publik terkejut dibuatnya. Obat sirup yang selama ini dikonsumsi untuk meredakan sakit yang diderita malah menyebabkan penyakit mematikan. Akhirnya produsen obat sirup menarik obat mereka dari apotek. Hal ini dilakukan untuk evaluasi kebenaran atas dugaan yang ada.

Harus Bagaimana

Menghadapi fenomena gagal ginjal akut, pemerintah menghimbau rakyat untuk tidak panik. Karena kebenaran atas dugaan belum seratus persen. Pihak tenaga kesehatan bisa mengganti dengan puyer. Kalau bisa harus sehat di tengah masa sakit ini. Agar tak perlu minum obat apapun.

Tentu tak hanya itu, pihak yang berkuasa punya kewajiban lebih besar. Penyelidikan harus dilakukan cepat agar fenomena mematikan ini bisa ditangani dengan cepat dan tepat. Sehingga bisa terhindar dari korban jiwa selanjutnya.

Sayangnya, fakta di lapangan justru terlihat tak begitu. Banyaknya korban yang jatuh membuktikan negara sudah lalai atas nyawa anak-anak. Mungkin di atas kertas seratus lebih anak yang meninggal hanyalah angka di atas kertas laporan. Tapi, coba bayangkan kalau itu anak sendiri. Jangankan dua, satu pun tak kan rela kehilangan. Pasti diperjuangkan mati-matian demi kesembuhan buah hati tersayang.

Inilah fakta memilukan di alam kapitalisme, dimana rakyat hanya didekati saat mendekati pemilu untuk mendulang suara. Inilah pahitnya materialisme, dimana semua dilakukan atas dasar manfaat dan keuntungan materi. Jika dianggap tak ada manfaatnya maka jangan harap akan diperjuangkan. Inilah bobroknya sistem buatan manusia yang angkuh meraup kesenangan dunia namun abai pada tanggungjawab yang harus dipikulnya.

Peran Penting Negara

Sebagai orangtua yang bisa dilakukan untuk menjaga agar buah hati tak terkena gagal ginjal akut, diantaranya menjaga pola makan dan pola hidup. Orangtua bertanggungjawab menyiapkan makanan yang halal dan thayyib atau sehat bagi seluruh anggota keluarga. Tak hanya makanan kaya karbohidrat tapi juga dilengkapi dengan protein, lemak, juga sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral. Olahraga rutin setiap pekan juga istirahat yang cukup juga harus diperhatikan.

Tentu tak cukup sampai disini. Karena percuma jika di rumah dijaga tapi lingkungan sekolah, perjalanan, dan lainnya tidak ikut menjaga. Oleh karena itu, perlu peran negara untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyatnya yang menyehatkan jiwa dan raga. Mitigasi pun harus dilaksanakan secara komprehensif dan integratif. Ditambah penetapan standarisasi produk yang aman untuk kesehatan dan halal. Keselamatan nyawa harus menjadi perhatian utama, dan tidak boleh dikalahkan oleh pertimbangan ekonomi.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa hak’. ” (HR. An nasai dan at Tirmidzi)

Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab negara pula menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bahkan gratis. Sebagaimana Rasulullah pernah contohkan kala beliau saw diberi dokter oleh raja Muqauqis. Dokter tersebut lantas menjadi dokter umum yang diminta oleh Rasul untuk mengobati umat.

Rasulullah saw pernah bersabda," Imam adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya," (HR al-Bukhari).

Inilah hadist lain yang mendasari bahwa pemerintah harus serius dalam menanggulangi dan melindungi nyawa juga kesehatan rakyatnya. Inilah ajaran islam yang mulia yang pernah diterapkan berabad lamanya. Tinta emas sejarah penerapannya selalu membuat kita terpana. Tidakkah kita rindu untuk menerapkannya kembali?

Mari mengkaji islam yang sempurna, islam yang kaffah agar kenal dan jatuh cinta pada setiap lembar ajarannya dan mau berjuang menerapkannya kembali.

Wallahua'lam bish shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image