Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rinanto

Peduli Masyarakat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Mengadakan Pendidikan Pertanian Diruang Terbatas

Edukasi | Wednesday, 26 Oct 2022, 21:59 WIB
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Kwartir Daerah Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian dan Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan pendidikan pertanian di ruang terbatas yang ada di pemukiman sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian terhadap masyarakat di Babakan Pocis, Setu Kota Tangerang Selatan (26/10/2022)Kegiatan ini dilaksanakan oleh Anggota HW Kota Tangsel dan beberapa dosen dan mahasiswa dari FTan dan FIP UMJ yaitu, Dolay, Misriandi, Dessy Iriani Putri, Sularno, Farihen, dan Rinanto. Tujuan dari kegiatan Pendidikan Pertanian di ruang terbatas adalah sebagai bentuk kepedulian HW Tangerang Selatan dan para akademisi dari Ftan dan FIP UMJ kepada masyarakat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya dengan menanam di pekarangan dan mengolah limbah dapur menjadi produk yang bermanfaat.

Pemenuhan pangan di Indonesia diatur dalam UU No. 18 Tahun 2012. Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal guna mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015, tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, dimana pasal 26 menyebutkan bahwa upaya penganekaragaman pangan salah satunya dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan pangan mandiri perlu dilakukan oleh setiap masyarakat, begitu juga dengan anggota keluarga HW Kota Tangerang Selatan.

Selain pemenuhan bahan pangan, permasalahan pada masyarakat adalah pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di wilayah kota maupun desa akan mempengaruhi kualitas lingkungan dengan penyumbang limbah serta pencemaran lingkungan. Hal ini karena pola hidup masyarakat cenderung tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan yang kemudian akan mengancam kesehatan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan itu sendiri.Permasalahan lainnya yang ingin dikurangi dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kecanduan gadget oleh anak. Di era 4.0 saat ini, kegiatan anak-anak secara fisik sangat berkurang. Hal ini disebabkan karena anak lebih memilih bermain menggunakan smartphone ataupun gadget lainnya daripada bermain secara fisik. Dengan demikian akan menganggu perkembangan otak dan kesehatan anak, terutama kesehatan mata. Lebih mengkhawatirkan lagi dampak penggunaan gadget akan menyebabkan sikap acuh anak terhadap sesama danlingkungan. Dari permasalahan-permasalahn tersebut perlunya pendidikan pertanian berupa edukasi dan pelatihan bercocok tanam di pekarangan dilakukan. Tanaman yang ditanam adalah sayur-sayuran dan tanaman obat rumah tangga (Toga). Tanaman tersebut dipilih karena sering dibutuhkan keluarga dan termasuk tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Hasil dari budidaya tanaman di lahan pekarangan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga dan untuk pertolongan pertama bagi anggota keluarga yang mengalami sakit, bahkan bisa menghasil keuntungan sehingga menambah penghasilan keluarga.

Menurut Misriandi sasaran target kegiatan ini adalah anak usia dini, karena bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas fisik anak di luar ruangan. Anak-anak diajari bercocok tanaman di pekarangan menggunakan media polybag, karena penggunaan polybag dilakukan tanpa olah tanah (mencangkul/ membajak). Selain itu, manfaat lain dari penggunaan polybag adalah mudah diletakkan di mana saja di sekitar pekarangan rumah, relatif murah, dan mudah pembuatannya.

Selain bercocok tanam, anak-anak juga diberi edukasi bagaimana cara memilih dan mengolah limbah dapur secara sederhana. Pengolahan limbah dapur dapat memberikan 2 (dua) jenis manfaat, pertama manfaat berwujud, yaitu limbah dapur dapat diolah menjadi eco enzim yang kemudian bisa digunakan untuk pembersih udara dalam ruangan, pembersih kamar mandi, dapur, pestisida organik, dan pupuk organik. Manfaat yang kedua tidak berwujud, yaitu kegiatan pengolahan limbah dapat mengembangkan nilai karakter peduli anak terhadap sesama dan lingkungan. Sehingga anak sejak dini sudah ditanamkan untuk terbiasa mengolah sampah sehingga tidak mencemari lingkungan.

Kegiatan pendidikan pertanian di ruang terbatas dilaksanakan oleh Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan bekerjasama dengan fakultas ilmu pendidikan dan fakultas pertanian universitas Muhammadiyah Jakarta di Babakan Pocis, Setu Kota Tangerang Selatan (26/10/2022)Kontributor : Anto & Desi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image