Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image mohammad wijdan faiq fadhlillah

Penelitian Ilmiah

Sastra | Sunday, 23 Oct 2022, 14:57 WIB

Secara garis besar, penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penelitian.(Adib, Helen Sabera. (2015).

Selain menggunakan beberapa metode Ilmiah, penelitian ilmiah juga memerlukan kemampuan tersendiri yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melakukan penelitian dengan sesuai prosedur dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Salah satu kemampuan tersebut yaitu Berpikir kritis.

Berpikir kritis atau critical thinking adalah kemampuan untuk mempertanyakan setiap aspek penting dalam suatu permasalahan. Ketika mempraktikkan kemampuan ini, maka seseorang dituntut untuk menganalisis sebuah topik atau permasalahan secara objektif. Dengan begitu, hasil yang didapatkan tidak akan bias dan benar-benar berdasarkan fakta yang ada.(Borg, W.R. & Gall, M. D. (2003))

Tidak hanya itu, kemampuan berpikir kritis juga membantu seseorang untuk dapat memilah informasi yang penting atau tidak dalam memecahkan masalah. Berpikir kritis juga membantu dalam membuat keputusan penting dalam berbagai aspek, mulai dari kehidupan, pekerjaan, hingga karier. Maka dengan menggunakan sifat berpikir kritis, suatu penelitian ilmiah akan menghasilkan suatu produk yang dapat diterima dengan landasan kebenaran ilmiah.

Kebenaran dalam ilmu pengetahuan atau kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah jelas dan pasti kebenarannya menurut norma - norma atau prinsip-prinsip keilmuan. Kebenaran ilmiah juga agak memiliki sifat yang objektif,karena di dalamnya mengandung beberapa pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi tetap saling bersesuaian. Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat dasar, yaitu yang pertama, struktur yang rasional-logis, kedua isi empiris, ketiga dapat diterapkan (pragmatis)

Kebenaran yang didapatkan dengan cara ilmiah yang digunakan dengan logika dan bukti-bukti empiris untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai sebuah kebenaran merupakan kebenaran yang ilmiah. Salah satu contoh cara mencari kebenaran menurut ilmu pengetahuan adalah dengan melakukan penyelidikan dan penelitian untuk mencari dan menemukan data empiris dengan menggunakan cara dan prosedur yang ilmiah.Borg, (W.R. & Gall, M. D. (2003))

Masih berkaitan dengan penilitian ilmiah, metodologi bisa dibagi menjadi dua jenis yakni Penelitian Kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menyelidiki, menggambarkan, menjelaskan, menemukan kualitas, atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur dengan angka atau pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah bukan eksperimental.

Dari segi desain penelitian, penelitian kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung. Sementara itu, Penelitian Kualitatif memiliki sifat yang terperinci dan terukur. Alur penelitian kuantitatif sudah terencana sejak awal. Perbedaan desain penelitian tersebut membuat data yang diperoleh pada penelitian kualitatif lebih banyak bersifat naratif sedangkan pada penelitian kuantitatif lebih banyak berupa angka.

Dalam memandang fakta, penelitian kualitatif tergantung pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekadar dijelaskan oleh angka, seperti peran masyarakat, lembaga sosial, dan budaya.

Penelitian kualitatif berangkat dari data yang kemudian dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang menguatkan teori yang sudah ada. Penelitian kuantitatif memandang fakta atau kebenaran berada pada objek penelitian. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.(Dwiningrum, Siti Irene Astuti. (2013))

Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ini kemudian berdampak pada tujuan penelitian. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas dan kompleksitas sosial. Sementara itu, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi atas objek penelitian.

Adapun macam-macam metode yang dipakai dalam penelitian ilmiah yaitu diantaranya metode penelitian historis, deskriptif, dan kritis. Metode penelitian historis digunakan oleh orang-orang atau peneliti yang mengahukan pertanyaan terkait hal atau peristiwa masa lalu. Biasanya metode ini digunakan oleh ilmuan di bidang sosial. Metode ini bertujuan untuk merekontruksi info kejadian masa lalu secara obyektif dan sistematis.

Metode penelitian historis memiliki tahapan pengumpulan data, penilaian, pembuktian data, serta penggabungan data dan bukti lapangan. Harapannya, data yang sudah diperoleh akan memperkuat hipotesis yang sudah diajukan.Tahap metode penelitian historis selanjutnya adalah pemberian alternatif jawaban dari data yang sudah dikumpulkan dan disusun.

Untuk metode penelitian deskriptif sendiri bertujuan untuk mengumpulkan data yang detail, mendalam, serta aktual. Penelitian deskriptif akan memberikan hasil terkait sebuah masalah dan kondisi yang berlaku. Penelitian tersebut menjelaskan gejala-gejala yang sudah ada, seperti masalah sekaligus meneliti kondisi yang terjadi.

Peneliti diharapkan memiliki kemampuan mendeskripsikan sesuatu secara sistematis dan teliti. Pada hasil akan dipaparkan hasil analisis, klasifikasi hasil, serta pengorganisasiannya. Metode penelitian deskriptif dapat digunakan untuk menentukan ilmu pengetahuan yang sesuai fakta lapangan. Diperlukan teknik analisis akurat sekaligus kemampuan terjun di lapangan untuk mendapatkan data.(Mardapi, Djemari. Prof.Ph.D. (2008))

Disisi lain, penelitian ilmiah juga merupakan suatu produk yang dapat menambah wawasan pembaca dengan berbagai kajian dan bentuk dari penelitian itu sendiri, termasuk dalam penyajiannya berupa karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dalam berbagai media massal. Contohnya seperti makalah, paper, essay, skripsi, thesis, disertasi, jurnal, artikel ilmiah, dan lain sebagainya.

makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan disertai analisis yang logis dan objektif.

Paper memiliki arti ringkasan dari penelitian yang telah kamu buat dan penulisannya tentu dilandasi dengan data serta argumen valid.

Essay merupakan karya tulis yang merupakan kombinasi dari fakta dan opini dan biasanya bersifat objektif dan masih cenderung spekulatif.

Skripsi atau tugas akhir adalah istilah yang di gunakan di Indonesia untuk mendapatkan gelar sarjana dari perguruan tinggi. Skripsi suatu karya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau sesuatu yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah dan di kerjakan menurut aturan dan tata cara tertentu.

Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen-argumen untuk dikemukakan, merupakan hasil dari studi yang sistematis atas masalah, tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Dan biasanya ada untuk mendapatkan gelar pasca sarjana.

Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam penyelesaian program S3. Disertasi merupakan bukti kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam program ilmu yang di pilih seorang mahasiswa S3

Jurnal merupakan publikasi ilmiah yang berisi deretan artikel serta di umumnya terbit secara reguler, mirip misalnya 2 kali atau empat kali dalam setahun. Naskah artikel yg ditulis buat jurnal direview atau dievaluasi sang tim reviewer sebelum masuk ke meja editorial jurnal.

Artikel ilmiah sebagai bagian dari karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowidjoyo, 2002: 9). Artikel ilmiah dapat juga didefinisikan sebagai penelitian karya ilmiah yang diperpendek atau diperingkas penyajiannya. (Muh Barid Nizarudin Wajdi,2017))

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image