Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image yan osmana

BELAJAR Menjadi Benar, Tidak Munafik Ditengah Era Kemunafikan

Khazanah | 2022-10-22 06:35:55

BELAJAR Menjadi Benar, Tidak Munafik Ditengah Era Kemunafikan

Kadang kita harus berani melawan ketidakbenaran. Dalam arti untuk diri sendiri loh, dengan cara, yang salah satunya termasuk ketidakbenaran cara pikir kita, sudut pandang kita dan pola pikir kita. Karena jikalau kita, memiliki kecenderungan menjawab sesuatu yang berlawanan dengan apa yang kita rasakan, lawan lah dengan gagah berani.

Ya, sebab, hal itu bisa disebut disonansi kognitif. Apakah itu? adalah sesuatu yang dialami setiap kali kamu menemui kebimbangan ketidakonsistenan dalam hidup. Dimana pikiran sadarmu tahu bahwa apa yang kamu lakukan itu tak sejalan dengan nurani. Dan terus kamu lakukan walapun bertolak belakang dengan perasaanmu. Sama saja dengan membohongi diri mu sendiri.

Ada rasa sesal didalam diri, tapi tak bisa menghidari dan terus menerus dilakukan. Sehingga memunculkan rasa berontak yang begitu kuat di dalam hati. Maka, salurkanlah sepenuh hati, agar ada titik terang menuju jalan kebenaran.

Memang munafik dan kemunafikan diri. Selalu bertentangan dengan hati, membuat kamu tidak tenang. Ya, itulah mengapa kemunafikan harud dihindari dalam diri. Dan untuk menghindari kemunafikan, cobalah kamu menggunakan teori disonansi kognitif. Apakah itu? Adalah situasi yang mengacu pada konflik mental, yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang tidak selaras. Kamu ambil contoh, temenmu bilang beli sebatang rokok harga dua ribu, padahal kamu tahu harga sebatangnya cuma seribu. Terus lagi, kamu seorang perokok tetap merokok, meski tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatanmun Paham!!

Teori itu, mengajarkan kamu guna melawan pikiran sadar kamu, agar tidak terus-menerus menuruti niat menjadi munafik. Yang mana telah menjerumuskan kedalam lingkaran kemunafikan.

Dan aku pun, sekarang tengah melatih diri. Untuk selalu berpikir secara rasional, supaya bisa lebih menguasai diri melawan cara berpikir yang tidak rasional. Sehingga dapat menuntun kembali dari jalan kekeliruan.

Memang tidaklah mudah. Sebab, belajar dengan teori disonansi kognitif membutuhkan latihan serius.dan kalau semakin kita fokus akan semakin dekat pula dengan apa yang disebut kebenaran.

Ah..pusing sekali aku. Mungkin kebanyakan teori. Lebih baik Markidang Mari Kita Medang

  • #y
  • Disclaimer

    Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

    Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

    × Image