Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Selvi rosharyati

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kinerja Sektor Industri Manufaktur Di Indonesia

Ekonomi Syariah | Wednesday, 19 Oct 2022, 10:34 WIB

Sektor industri manufaktur adalah hal yang paling penting karena termasuk salah satu di dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor industri manufaktur sangat bergantung pada impor , khususnya untuk barang-barang modal dan bahan baku yang telah diolah. Kebijakan substitusi impor sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor barang-barang manufaktur. Menjadikan kekhawatiran terhadap semakin meningkatnya penurunan output manufaktur di Indonesia, penurunan daya saing ekonomi, terutama bagi sektor-sektor industri sebagai lapangan kerja baru.

Untuk menilai kebijakan moneter tersebut dapat dengan melihat jumlah uang beredar (money supply), inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, dan ekspektasi masyarakat. Suku bunga berpengaruh terhadap investasi sektor industri yang akan mendorong produksi. Sedangkan nilai tukar berpengaruh terhadap harga (produk dan input produksi). Suku bunga dan nilai tukar merupakan instrumen kebijakan moneter yang sangat memengaruhi perdagangan produk industri baik domestik maupun internasional. Jika yang dilakukan adalah meningkatkan money supply, maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif. Sebaliknya jika money supply dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif.

Kebijakan moneter seperti suku bunga, defisit fiskal, investasi, dan nilai tukar memengaruhi output. Karena sektor manufaktur mewakili porsi yang cukup besar dari kegiatan ekonomi dan pertumbuhan output manufaktur berhubungan erat dengan pertumbuhan output secara keseluruhan. naik turunnya tingkat suku bunga SBI mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tolak ukur dari kegiatan perekonomian dari suatu negara yang akan berimbas pada kegiatan perputaran arus keuangan perbankan, inflasi, investasi, dan pergerakan nilai tukar.

Sehingga yang memiliki pengaruh paling besar dalam perubahan manufaktur adalah money supply yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Apabila terjadi kelebihan money supply, Bank Indonesia akan mengambil kebijakan untuk menurunkan tingkat suku bunga. Kondisi ini mendorong para investor untuk melakukan investasi, yang pada akhirnya akan menciptakan kenaikan output sehingga memicu pertumbuhan ekonomi “Miskin” juga menyatakan apabila money supply meningkat akan menyebabkan meningkatnya permintaan domestik sehingga output juga akan meningkat.

Jadi, pengambil kebijakan moneter (Bank Indonesia) lebih memerhatikan perkembangan money supply untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya pertumbuhan output industri manufaktur. Dalam mengambil kebijakan moneter tersebut, khususnya tingkat suku bunga SBI, perlu diperhatikannya kondisi perekonomian. Karena hal itu dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun.

Dengan adanya pengendalian money supply akan sangat berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan manufaktur. Selain itu, suku bunga SBI juga perlu dipertahankan ke tingkat yang rendah, karena dapat mendorong output manufaktur yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image