Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Khadafi

Dampak Kebijakan Moneter pada Investasi dan Lapangan Kerja dalam Sektor Riil

Pendidikan dan Literasi | Friday, 20 Oct 2023, 00:10 WIB

Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat. Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu negara. Karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti inflasi, suku bunga bank, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanggung jawab dan pelaksana kebijakan moneter di Indonesia yaitu Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia. Hal ini didasari pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 mengenai Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Kebijakan moneter adalah fondasi bagi pemahaman dampaknya pada sektor riil. Ini adalah serangkaian langkah yang diambil oleh bank sentral untuk mengelola suplai uang dan tingkat suku bunga guna mencapai tujuan ekonomi tertentu. Bank sentral, dalam banyak kasus, menggunakan instrumen seperti suku bunga acuan dan pembelian aset untuk mencapai target inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami peran bank sentral sebagai pengatur suplai uang dan pengawas sistem perbankan. Peran ini memungkinkan bank sentral mengendalikan suku bunga dan mempengaruhi aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Pendekatan berdasarkan aturan kebijakan moneter dengan sasaran inflasi, seperti yang dianut oleh Bank Sentral Eropa (ECB), mengacu pada tujuan utama menjaga stabilitas harga di wilayah Euro.

Salah satu cara utama kebijakan moneter memengaruhi sektor riil adalah melalui tingkat suku bunga. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga acuan, tingkat suku bunga di pasar juga cenderung naik. Ini membuat biaya meminjam uang menjadi lebih tinggi bagi perusahaan. Akibatnya, perusahaan mungkin akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan investasi. Penelitian oleh Gertler dan Karadi (2015) mengungkapkan bahwa perubahan suku bunga acuan memengaruhi tingkat investasi perusahaan. Penelitian ini memeriksa dampak kebijakan moneter di Amerika Serikat dan menunjukkan hubungan yang kuat antara suku bunga dan investasi.

Kebijakan moneter juga memiliki pengaruh lebih langsung pada sektor riil melalui mekanisme transmisi. Misalnya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga acuan, ini dapat merangsang pinjaman dan pengeluaran konsumen. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi riil, seperti penjualan produk dan layanan. Sebaliknya, kenaikan suku bunga dapat menghambat aktivitas ekonomi riil.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi setelah bank sentral mengubah suku bunga. Langkah pertama adalah pengaruh langsung pada suku bunga pasar, yang kemudian mempengaruhi tingkat suku bunga yang dikenakan pada pinjaman konsumen dan perusahaan.

Salah satu aspek penting dalam analisis dampak kebijakan moneter pada sektor riil adalah lapangan kerja. Kenaikan suku bunga dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan menghambat pertumbuhan sektor riil. Hal ini dapat berdampak negatif pada penciptaan lapangan kerja. Sebaliknya, kebijakan moneter yang longgar dengan suku bunga rendah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang pekerjaan yang lebih banyak.

Tingkat pengangguran adalah indikator penting yang digunakan untuk mengukur dampak kebijakan moneter pada lapangan kerja. Saat suku bunga rendah merangsang investasi dan aktivitas ekonomi, tingkat pengangguran cenderung menurun. Ini disebabkan oleh pertumbuhan sektor riil dan peningkatan permintaan pekerja. Sebaliknya, kenaikan suku bunga cenderung berdampak negatif pada lapangan kerja, karena perusahaan mungkin lebih hati-hati dalam merekrut pekerja baru.

Selain itu, stabilitas harga adalah komponen kunci dalam mendukung sektor riil. Kebijakan moneter yang baik dapat membantu mencegah inflasi yang berlebihan, yang dapat merusak daya beli konsumen dan merugikan perusahaan. Dengan menjaga stabilitas harga, bank sentral dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor riil.

Stabilitas harga juga berhubungan dengan kepercayaan konsumen dan investor. Ketika konsumen percaya bahwa harga akan tetap stabil, mereka lebih cenderung menghabiskan lebih banyak dan berinvestasi dalam produk dan layanan. Ini, pada gilirannya, mendukung pertumbuhan ekonomi riil. Penelitian yang dilakukan oleh Mishkin (2011) menyoroti pentingnya stabilitas harga dan kebijakan moneter dalam mencapainya.

Dalam analisis kebijakan moneter, tidak selalu ada konsensus tentang dampak yang dihasilkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengaruh kebijakan moneter pada investasi dan lapangan kerja mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan. Selain itu, ada kontroversi seputar bagaimana bank sentral harus merespons perubahan kondisi ekonomi, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.

Beberapa ahli berpendapat bahwa perubahan suku bunga oleh bank sentral mungkin memiliki dampak terlambat, yang berarti dampaknya mungkin tidak langsung terlihat. Terlebih lagi, ada ketidakpastian seputar efektivitas alat-alat kebijakan moneter dalam mengendalikan perubahan ekonomi yang ekstrim, seperti resesi.

Kebijakan moneter dapat memengaruhi sektor riil melalui berbagai mekanisme, termasuk pengaruh pada suku bunga, mekanisme transmisi, dan dampak pada aktivitas ekonomi. Penting untuk memahami hubungan kompleks antara kebijakan moneter dan sektor riil untuk memahami bagaimana kebijakan ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan. Keberhasilan kebijakan moneter dalam mendukung pertumbuhan sektor riil dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi yang sehat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image