Puisi: Dua Rakaat yang Tertinggal
Sastra | 2022-10-14 06:02:44Fajar hendak menjelang
Kantuk tetiba datang
Lelah bekerja seharian
Tubuh dan jiwa tersandera malas menghadang
Hingga kumandang adzan
Rasa enggan masih sulit di lawan
Terasa nikmat meringkuk di pembaringan
Melanjutkan mimpi lelap berkepanjangan
Mentari segera terbilang
Rasa sesal baru menjulang
Menangis meratapi
Menghiba memohon waktu mundur kembali
Dua rekaat yang tertinggal
Kerugian telah menanti
Bagaimana nanti pertanggungjawaban di hadapan Ilahi
Ketika hari pembalasan pasti terjadi
Dua rekaat tak terganti
Menyesali diri lalai dalam mengabdi
Semoga Allah mengampuni
Seiring janji tak akan mengulangi
Dua rekaat yang lebih berharga dari dunia dan seisinya
######
Baganbatu, oktober 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.