Cegah Osteoporosis dengan Konsumsi Buah Alpukat
Gaya Hidup | 2021-12-05 09:16:50Osteoporosis atau pengapuran tulang adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang keropos dan mudah patah. Bagian-bagian tulang yang memiliki risiko osteoporosis atau patah tulang yaitu tulang panggul, tulang pergelangan tangan, dan tulang belakang. Penyakit osteoporosis ini dapat menyerang siapapun baik pria maupun wanita. Tanda-tanda apabila seseorang menderita osteoporosis yaitu tulang mudah patah karena kecelakaan kecil seperti terbentur, terpeleset, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu biasanya diikuti dengan gejala-gejala seperti nyeri tulang punggung bawah, nyeri leher, postur tubuh bengkok, dan sangat mudah mengalami patah tulang.
Merangkum sumber dari hellosehat.com (09/02/2021) ada banyak faktor risiko osteoporosis diantaranya, faktor risiko yang dapat diubah sejak dini dan ada faktor risiko yang cenderung sulit diubah.
faktor risiko yang tidak dapat diubah:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih rentan menderita osteoporosis dibandingkan pria.
2. Bertambahnya usia
Semakin bertambah usia maka semakin berisiko menderita osteoporosis.
3. Penurunan kadar hormon di dalam tubuh
Jumlah estrogen dalam tubuh mempengaruhi terjadinya pengapuran tulang pada wanita. Semakin menurun kadar hormon estrogen di dalam tubuh, maka semakin berisiko menderita osteoporosis, karena hormon estrogen memiliki peran yang penting dalam menjaga kesehatan tulang.
Penurunan kadar hormon testosteron pada pria juga memungkinkan dapat menderita osteoporosis.
4. Ukuran tubuh yang kecil dan kurus
Semua orang dengan kondisi tubuh yang kecil dan kurus lebih rentan menderita pengapuran tulang daripada orang yang memiliki postur tubuh yang ideal.
5. Faktor keturunan
Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang diwariskan atau turun-temurun. Jika di keluarga ada yang menderita osteoporosis maka kemungkinan besar anda akan berisiko mengalami pengapuran tulang.
6. Pernah patah tulang
Apabila seseorang pernah mengalami patah tulang, maka semakin berisiko menderita osteoporosis.
Faktor risiko yang dapat diatasi sejak dini atau bisa diubah:
1. Mencegah gangguan anoreksia nervosa
Menurut sumber dari alodokter.com (13/08/2021) Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang berlebih dengan kenaikan berat badan dan anggapan yang salah tentang berat badan. Seseorang dengan gangguan anoreksia nervosa memiliki tulang yang lemah sehingga dapat memungkinkan orang tersebut menderita osteoporosis.
2. Mengonsumsi asupan vitamin K, kalsium, dan vitamin D
Manfaat vitamin K yaitu menjaga kalsium agar tetap di dalam tulang. Selain itu, vitamin K berperan dalam mengatur kalsium tetap di pembuluh darah. Vitamin K membantu menyalurkan kalsium ke tulang sehingga, dapat memperkokoh tulang. Kurang mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan tulang menjadi mudah rapuh.
3. Mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter
Ada beberapa jenis obat-obatan yang meningkatkan risiko osteoporosis. Sehingga harus hati-hati dalam mengonsumsi obat dan harus sesuai anjuran dokter terutama jika memiliki risiko osteoporosis.
4. Malas olahraga
Kurang olahraga dan sering bermalas-malasan bisa mengakibatkan tulang menjadi lemah dan mudah rapuh karena kehilangan kekuatannya.
5. Perokok aktif
Merokok juga dapat mengurangi kepadatan tulang. Karena, zat-zat kimia yang berada di dalam rokok akan merusak sel-sel dalam tulang.
Pengobatan osteoporosis dapat dilakukan dengan berikut:
1. Penggunaan obat bifosfonat
2. Terapi hormon
3. Mengonsumsi suplemen dan vitamin D
4. Mengonsumsi obat-obatan antibodi monoclonal
Gaya hidup yang harus dijalani oleh penderita osteoporosis di rumah:
1. Rutin olahraga
2. Konsultasi dengan terapi fisik
3. Mengonsumsi makanan yang dapat memperkuat tulang
4. Tidak merokok
5. Tidak mengonsumsi alkohol yang berlebihan.
Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin K juga baik untuk mencegah osteoporosis, misalnya buah alpukat. Buah alpukat sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya di daerah dataran tinggi yang memiliki udara sejuk sehingga kualitas buahnya sangat baik. Tetapi, pada masa ini sudah banyak ditemukan budidaya buah alpukat dalam pot yang tentunya mempermudah pecinta buah alpukat untuk menanam pohon alpukat di daerah selain dataran tinggi. Buah alpukat berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah yang sekarang sudah tersebar dibeberapa daerah. Buah ini memiliki rasa enak yang tidak terlalu manis dan lembut seperti mentega. Selain rasanya yang enak dan teksturnya lembut, buah alpukat mengandung karbohidrat, serat, dan protein yang baik bagi kesehatan tubuh. Buah alpukat memiliki banyak nutrisi yang baik bagi anak-anak untuk masa pertumbuhan. Menurut alodokter.com (18/05/2021) buah alpukat mengandung kalium, magnesium, lutein, folat, dan macam-macam vitamin seperti vitamin A, vitamin, B, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K yang baik untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Nutrisi lain yang terkandung dalam buah alpukat yaitu seng, mangan, besi dan tembaga. Dalam setengah buah alpukat atau setara dengan 100 gram bahan mengandung 18% kebutuhan vitamin K harian sekitar 21 mcg vitamin K.
Merangkum dari sumber alodokter.com (19/12/2019) kebutuhan vitamin K harian untuk anak-anak sekitar 2-75 mcg per hari, vitamin K harian untuk dewasa sekitar 90-120 mcg per hari. Tetapi dalam mengonsumsi vitamin K harus sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan anjuran dokter.
Berdasarkan sumber dari brilliofood.net (26/10/20) alpukat memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Diantaranya menjaga kesehatan jantung, menurunkan kadar kolesterol, menjaga kesehatan mata, mengontrol gula darah, mencegah penyakit kanker, pencegahan osteoporosis, membantu menurunkan berat badan, menjaga kesehatan pencernaan, membantu detoksifikasi alami, menurunkan risiko depresi, mengandung antimikroba, dan perlindungan dari penyakit kronis.
Dengan rutin mengonsumsi buah alpukat, anda dapat mencegah penyakit osteoporosis. Kandungan vitamin K dalam buah alpukat sangat baik untuk memadatkan tulang sehingga tulang tidak mudah keropos.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.