Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dian Ariyani Surya

Duka Menyapa Dunia Sepak Bola Indonesia

Info Terkini | Sunday, 02 Oct 2022, 21:18 WIB

Kabar duka datang dari dunia sepak bola Indonesia dan Air mata duka di stadion Kanjuruhan Malang Jawa timur pada Sabtu, 1 Oktober 2022 kerusuhan itu terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya usai. Sang tuan rumah Arema FC kalah dari Persebaya.Tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang menambah catatan buruk sepak bola di Indonesia. Banyak orang kehilangan nyawanya, termasuk suporter dan petugas keamanan di stadion itu.

Sumber : Detik.com, Pribadi, dan Quote.com

Pada hari Minggu 2 Oktober 2022 pagi, ada sejumlah 127 orang yang kehilangan nyawanya. Sabtu itu Arema FC bertanding melawan Persebaya dan Arema menjadi tuan rumah namun harus mengalami kekalahan dengan skor tipis 2-3.

Diketahui kerusuhan itu berawal dari salah satu Aremania mendekati pemain Arema FC dan memberikan sebuah kritik serta mengungkapkan kekecewaan. Aparat keamanan kemudian menembakkan gas air mata untuk menghentikan kerusuhan massa suporter. Namun aparat menembakan gas air mata, bukannya membuat damai tetapi justru gas air mata itu menjadi simalakama. Bentrok antara aparat dan penonton di tengah lapangan terlihat. Dikutip dari Kompas.com, kericuhan itu dipicu dari suporter Aremania yang naik pitam saat klub bola andalannya kalah di kandang sendiri. Banyak suporter yang sesak nafas karena udara di dalam stadion dipenuhi dengan asap tembakan gas air mata itu. Setelah gas air mata ditembakkan itu mereka semua kesulitan keluar dari stadion karena berdesak-desakan di pintu keluar. Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Kanjuruhan, Malang itu tercatat sebagai satu tragedi antara tragedi paling mengerikan dalam dunia sepak bola dunia. Sejumlah 127 korban jiwa meninggal setelah duel Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir, Sabtu malam itu. Diduga banyaknya korban berjatuhan diakibatkan mengalami sesak nafas dan terinjak-injak saat hendak keluar dari stadion.

Sebenarnya penembakan gas air mata di yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke arah tribune penonton di Stadion Kanjuruhan yang berduel itu sangat menjadi perhatian publik. Sebenarnya dalam Regulasi Federation Internationale de Football Association atau biasa disebut dengan FIFA yang menyatakan soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, FIFA menyebutkan bahwa penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa itu dilarang. Tetapi pada kenyataannya di lapangan sangat berbeda dengan regulasi FIFA yang semestinya dipegang penuh PSSI, penyelenggara kompetisi, klub, hingga panitia penyelenggara.

Polisi yang bertugas untuk mengamankan pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya yang menembakkan gas air mata ke tribune penonton itu untuk mencegah serta menenangkan suporter yang marah setelah sang tim idola mereka Singo Edan dibekuk Bajul Ijo, 2-3. Larangan FIFA soal penggunaan gas air mata itu sudah tertuang dalam Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan yang berbunyi "Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa,"

Hingga sampai saat ini penyelidikan masih berlangsung terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa timur.

Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu atas jasad-jasad yang berjatuhan distadion pada Sabtu malam itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image