BELAJAR ROMANTISME PADA NERS DAN MEISSNERS'S CORPUSCLE
Agama | 2021-12-04 13:41:27Pemandangan yang lazim di rumah sakit atau fasilitas kesehatan seorang Ners mendekatkan selang oksigen ke pipinya. Tujuannya adalah memeriksa aliran oksigen dari sentral atau oksigen portabel berjalan baik untuk pasien. Pertanyaannya kenapa di pipi?Jawabannya adalah karena pipi salah satu area paling sensitif di tubuh manusia terhadap rangsangan halus. Kenapa? Karena disana ada 4 mekanoreseptor. Dua diantaranya yg paling sensitif adalah Meissner's Corpuscle dan Merkel Disks yg ditemukan diatas permukaan kulit dermis dan epidermis (Home Science, 2018). Keduanya dapat merasakan rangsangan dari luar berupa getaran, sentuhan dan tekanan yang banyak terdapat dibagian tubuh non-hairy, salahsatunya adalah di wajah. Merkel Disk merespon rangsangan lebih lambat sedangkan Meisner lebih cepat, sehingga kita dapat menerima keduanya diwaktu yang sama. Selain itu sel-sel dalam Meissner sangat efisien dalam mentransformasi informasi tentang getaran frekuensi yang relatif rendah (30-50 Hz) (Neuroscience, 2001).
Oleh karena itu wajah (pipi) menjadi salah satu patokan untuk merasakan apakah aliran oksigen utk pasien sdh berjalan baik atau belum. How incredible His creature. Perihal wajah tersebut, Rasulullah SAW sangat memperhatikannya terutama terkait perlakuan suami akan istrinya,
“Dan janganlah engkau memukul istrimu di wajahnya, dan jangan pula menjelek-jelekkannya serta jangan melakukan hajr (mendiamkan istri) selain di rumah” (HR. Abu Daud).
Kita dianjurkan untuk mencium pasangan halal dengan kasih sayang agar tercipta penguatan hubungan. Selain itu manfaat lainnya adalah menurunkan tekanan darah, pengeluaran hormon bahagia (dopamin, endorfin, oxytocin), meningkatnya harga diri dan menghilangkan kram dan nyeri kepala (Demirjian, 2014; Janov, 2014).
"Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu” (HR Ahmad).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.