Inovasi Baru, Lapas Terbuka Kendal Kembangkan Budidaya Madu Lebah Klanceng
Info Terkini | 2022-09-28 12:23:58Kendal – Kawasan Pembinaan Lapas Produktif Kendal seluas 7,5 Ha dimanfaatkan sebagai tempat pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan (WBP). Lokasi Kawasan pembinaan yang masih tergolong alami, jauh dari kebisingan dan suasana udara yang masih segar sangat mendukung untuk mengembangkan budidaya baik di bidang pertanian, perikanan, maupun peternakan.
Dibawah arahan Kalapas Rusdedy, jajaran selalu didorong untuk terus berinovasi dan meningkatkan kompetensi dan kreativitas. Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah budidaya lebah klanceng. Lebah yang dimaksud berjenis Trigona Leavicep yang memiliki cir-ciri fisik lebih kecil dari lalat, berwarna hitam dan kaki berbulu.
Alasan memilih budidaya lebah klanceng karena pemeliharaan tergolong mudah dan tidak memerluka lahan yang luas. Hal ini diungkapkan oleh Staf Sub Seksi Kegiatan Kerja, Charandhi Mahendra, Rabu (28/09).
“Pemeliharaan lebah ini tergolong mudah, sebelum melaksanakan budidaya harus disiapkan sarang dan vegetasi alami untuk lebah”, ucap Charandhi.
Tempat untuk sarang lebah terbuat dari kayu berbentuk persegi Panjang dengan lebar 15 cm, Panjang 35 cm, dan tinggi 15 cm. Salah satu sisi diberi lubang yang digunakan sebagai tempat keluar masuk lebah, serta di bagian atas diberikan plastik untuk memantau dan mengontrol perkembangan lebah.
Lebih lanjut, Charandhi menjelaskan, “Kriteria vegetasi yang baik untuk lebah memerlukan tiga unsur, yakni menghasilkan nektar, serbuk sari dan getah. Serbuk sari berfungsi sebagai sumber makanan lebah klanceng, sedangkan getah berguna untuk pembuatan sarang”.
“Vegetasi yang sudah dibudidayakan di Lapas Terbuka Kendal antara lain tanaman air mata pengantin, jambu air dan belimbing”, imbuh Charandhi.
Lapas Terbuka Kendal saat ini sudah memiliki 20 kotak sarang lebah klanceng, untuk 1 kotak sarang terdapat satu ratu lebah dan koloni, agar tidak mengganggu perkembangan lebah dalam satu kotak sarang harus dihuni 1 ratu lebah sehingga tidak terjadi perpecahan koloni lebah.
Pemanenan madu dilaksanakan setelah 4-6 bulan pemeliharaan, satu kotak sarang dapat menghasilkan madu minimal 150 ml.
Budidaya lebah klanceng tentunya menambah ilmu dan bekal keterampilan bagi warga binaan. Lebah klanceng juga dapat dibudidayakan pada sektor rumahan, sehingga WBP yang kelak bebas dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat tanpa harus mempunyai lahan yang luas.
“Yang terpenting, vegetasi untuk lebah tersedia dan memenuhi tiga unsur yang berfungsi untuk perkembangan lebah”, pesan Charandhi.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Jonet Darmawan Adi menyampaikan, “Inovasi pembinaan kemandirian sangat luar biasa, budidaya madu klanceng selain mudah, produk yang dihasilkan juga bermanfaat bagi kesehatan”.
“Harapan kami, kelak setelah warga binaan selesai menjalani masa pembinaan dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat. Salah satu contoh budidaya madu klanceng ini, selain bermanfaat bagi warga binaan sendiri tentunya produk madu klanceng juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar”, pungkas Jonet.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.