Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khoiria Oktaviani

Kilau Mentari Rawat Kemandirian Desa Keliki

Lomba | Thursday, 22 Sep 2022, 15:04 WIB

Badan gempal pemuda itu tampak lelah, seharian ia memastikan semua sistem di 8 titik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) aplikatif di Desa Keliki berjalan sebagaimana mestinya. Tidak boleh ada yang terlewat, karena esok hari (3/9/2022) para delegasi negara-negara G20 akan singgah di desa ini, melihat salah satu desa percontohan yang berhasil mandiri menyediakan energinya dari sumber energi yang melimpah dan terbarukan, energi matahari.

Berbeda dengan ekspresi lelah badan yang ditunjukkannya, matanya menunjukkan binar bahagia, kerut mukanya pun menunjukkan raut bangga. Kavlin Rafhel Panjaitan namanya, seorang mahasiswa semester akhir jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana. Ia tak pernah membayangkan sebelumnya di usianya yang belum genap 23, ia telah berkontribusi nyata memberi manfaat luas, tak hanya sesaat tapi juga untuk membantu keberlangsungan kehidupan sehari-hari warga Desa Keliki ke depannya.

Lulus dari Program Kampus Merdeka GERILYA (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya) yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kavlin mengantongi sertifikasi pemasangan PLTS dan tergabung dalam tim GOGERILYA, yang mengerjakan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya dan PLTS aplikatif, bersama tim CSR PT Pertamina (Persero) ke berbagai titik di Indonesia. Desa Keliki salah satunya.

Desa Keliki adalah sebuah desa di wilayah Ubud, Gianyar, Bali, yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani. Metode pertanian yang digunakan masih berbasis konvensional dengan sumber pengairan berasal dari mata air yang dibuatkan jalur irigasi ke sawah dengan struktur terasering. Di musim kemarau, level elevasi dan sistem antri membuat ada sebagian sawah yang tidak mendapatkan air irigasi. Namun hadirnya PLTS memberi asa baru bagi jaminan kecukupan debit air irigasi di seluruh wilayah Desa Keliki.

Hingga akhir Agustus 2022, di Keliki telah terpasang 8 titik PLTS dengan total kapasitas sebesar 28 kilo Watt peak (kWp). Tujuh titik berupa PLTS untuk irigasi atau disebut Pompa Air Tenaga Surya (PATS), dan satu PLTS lainnya dimanfaatkan untuk menghidupkan genset mesin cacah pada tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Uniknya, semua PLTS yang menjadi sumber energi ini dipasang oleh para pemuda yang usianya di bawah 25 tahun.

Mencari Solusi

Bicara tentang Ubud, bagi sebagian besar masyarakat kita yang terbayang adalah gambaran hijau hamparan sawah dengan sistem berundak atau terasering yang sering disebut Subak. Tetapi mungkin belum banyak yang tahu, Subak sebenarnya merupakan sebuah sebutan untuk organisasi kemasyarakatan yang mengatur sistem irigasi di sawah-sawah tersebut. Terdapat 7 subak di Desa Keliki yang dibagi berdasarkan wilayah, yang masing-masing diketuai oleh para pemuka adat.

I Ketut Sulastra, yang bertanggung jawab atas pengaturan Subak bagian tengah Desa Keliki mengaku sebelumnya kegiatan pertanian terkendala di musim kemarau. Berbagai upaya telah dikerahkan. Mulai dari membuat sumur air tadah hujan hingga mengusahakan mesin pompa air. Pompa air bermesin diesel cukup membantu, namun biaya operasional yang mahal membuat warga berfikir ulang untuk patungan bahan bakar.

Founder Society of Renewable Energy (SRE) yang juga inisiator program kolaborasi ini, Zagy Yakana Berian (24), menjelaskan, berdasarkan kondisi yang terdapat di beberapa lokasi sawah tersebut, juga memperhitungkan aspek teknis lainnya yaitu kapasitas terpasang listrik yang rendah, jaringan listrik yang belum terjangkau di lokasi, dan belum tersedia sumur yang ada, Pompa Air Tenaga Surya (PATS) dibidik menjadi solusi terpilih. Sumber energinya yang tersedia dalam jumlah besar dan murah, juga sistem yang tidak begitu rumit dalam pengoperasian dan perawatannya diharapkan mampu menjadi solusi berkelanjutan bagi pertanian Desa Keliki.

“Dalam membangun PLTS-PLTS ini, tim GOGERILYA yang telah mendapatkan sertifikasi pemasangan mengerjakan sistem mekanikal dan elektrikal, mahasiswa membantu perakitan sistem dengan pembekalan yang diberikan sebelumnya oleh tim inti, serta masyarakat yang mengerjakan pondasi dan membantu pemasangan pipa untuk sistem pengairan,” ungkapnya.

Merasakan benar hadirnya PLTS di desanya, I Wayan Sucipta, seorang petani Desa Keliki, tak bisa menyembunyikan bahagia. "Sekarang, debit air di irigasi kami mulai bertambah berkat sistem pompa tenaga surya. Selesai aktivitas dari sawah kami juga bisa bersih-bersih dari air yang tersimpan pada tangki sebelah Pura," ujarnya sumringah, Jumat (19/8/2022).

Bahkan tak hanya itu, selain untuk memenuhi kebutuhan pengairan, air dari sumber PATS juga dimanfaatkan untuk air minum warga. Saat Ngaben pun warga juga makin terbantu. Yang dulunya warga harus menenteng ember berisi air dari rumah masing-masing sekarang bisa langsung mendapatkan air dari sumur di lokasi tersebut. "Debit air pada masing-masing subak bertambah dan diharapkan para petani tidak usah mengantri air, kondisi kekurangan air pada musim kemarau bisa terselesaikan," harapnya.

Etalase Surya

Hari yang ditunggu tiba. Panel surya tampak kontras menyambut para delegasi negara-negara G20 di antara hijau padi yang membentang di Desa Keliki, 3 September 2022. Sebuah “etalase surya” yang menujukkan komitmen kuat Indonesia terhadap isu transisi energi. Keliki boleh bangga, membidik transisi energi dan pengurangan emisi, total solar PV yang terpasang di desa tersebut setara dengan pengurangan emisi karbon 36.750 kg CO2 per tahunnya.

Kepala Desa (Perbekel) Keliki, I Ketut Wita berharap dengan kunjungan para delegasi G20 tersebut, penyediaan energi berbasis EBT di Keliki akan semakin dikenal di seluruh dunia. "Di samping menciptakan hal yang positif, kehadiran sumber EBT di desa Keliki ini mendukung upaya kami dalam menyambung pariwisata yang sempat sepi akibat pandemi”.

Apa yang kini dinikmati oleh warga Desa Keliki merupakan kolaborasi bersama yang diinisiasi berbagai elemen masyarakat dalam upaya memenuhi penyediaan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bisa dibilang Keliki menjadi laboratorium bersama wujud nyata aksi anak bangsa dalam berpartisipasi mendorong transisi energi di Indonesia, yang mendapat dukungan dari Pemerintah, BUMN dan juga sektor swasta.

Pengembangan potensi wilayah berbasis komunitas dengan pemanfaatan energi bersih menjadi bentuk nyata dalam transisi energi, terlebih motor penggerak program ini adalah generasi muda yang memiliki semangat dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Tugas ke depannya adalah memastikan masyarakat dapat menjaga dan merawat sistem PLTS yang ada sesuai pembekalan yang telah diberikan oleh tim GOGERILYA bersama Pertamina.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image