Jangan Berhenti Melakukan Istiadah, Sembilan Syetan Selalu Siap Mengganggu Kita
Agama | 2022-09-20 07:24:14Iblis telah bersumpah kepada Allah akan menggoda dan menyesatkan manusia dari berbagai arah, dalam situasai dan kondisi apapun.
“Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Q. S. Al ‘Araf : 17).
Sumpah tersebut ia ucapkan setelah ia diusir Allah dari sorga dan permohonan berumur panjangnya Allah kabulkan, serta Allah menjadikannya sebagai makhluk terkutuk.
“Iblis berkata : ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang - orang yang diberi tangguh sampai datangnya hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).’ Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.’ ” (Q. S. Shaad : 79 - 83)
Salah satu wujud dari penyesatan Iblis kepada manusia adalah membisikan kepada jiwa manusia untuk menentang terhadap segala bisikan kebaikan yang ada di hati, menentang perintah Allah dan Rasul-Nya. Karena perbuatannya yang selalu membisikkan penentangan atau pembangkangan terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, sifat Iblis itu kemudian terkenal dengan sebutan syetan. Secara bahasa, syetan merupakan derivasi dari kata syathona yang berarti menentang, menjauhi, atau membangkang.
Dalam hal menggoda manusia, terdapat terdapat sembilan turunan syetan yang selalu siap menggoda manusia di setiap tempat, dalam situasi dan kondisi apapun.
Pertama, Zalitun. Syetan ini akan menggoda para pelaku bisnis untuk berlaku curang, baik melalui pengurangan timbangan, pemalsuan barang, penimbunan barang, berbohong dalam melakukan bisnis, serta bebagai tindak kecurangan lainnya.
Kedua, Watsinun. Syetan ini akan menggoda atau mendatangi orang-orang yang terkena musibah atau kesusahan hidup untuk bertindak tidak sabar, bersikap putus asa, dan menyalahkan Allah atas musibah yang menimpanya.
Ketiga, A’wan. Syetan ini akan menggoda orang-orang yang memiliki kekuasaan atau jabatan untuk menyelewengkan amanah jabatan yang diembannya dan melakukan tindak kezaliman. Keempat, Hafaf. Syetan ini akan menggoda para produsen dan konsumen khamar tetap terlena, merasakan kenikmatan dan keuntungan dari barang haram yang diproduksi dan dikonsumsinya, dan lupa akan akibat hukum, sosial, dan spiritual dari mengkonsumsi dan memproduksinya.
Kelima, Murrah. Syetan ini akan menggoda para pencinta musik terlena dengan permainan atau mendengarkannya sampai ia lupa berzikir dan beribadah kepada Allah. Keenam, Laqus. Syetan ini akan menggoda manusia dengan keragu-raguan dalam beribadah kepada Allah. Ia akan membisikkan bhawa ada Tuhan yang berkuasa dan mengatur kehidupan manusia selain Allah.
Ketujuh, Musawwith. Syetan ini akan menggoda orang-orang untuk mempercayai dan ikut menyebarkan berita bohong (hoax). Kedelapan, Dasim. Syetan ini akan menggoda dan menghasut para penghuni rumah melakukan pertengkaran antar sesama penghuni rumah atau anggota keluarga. Syetan ini akan ikut masuk rumah ketika seseorang memasuki rumahnya tanpa menyebut asma Allah.
Kesembilan, Walhan. Syetan ini akan menggoda manusia agar tidak khusyuk dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Ia akan memperlihatkan berbagai lamunan dunyawiyah dan rasa malas ketika akan melaksanakan ibadah, serta ia akan menggoda kita dengan berbagai perbuatan yang dapat merusak ibadah (diadaptasi dari Kitab Nashaihu al ‘Ibad, karya Muhammad Nawawi bin Umar al Jawi, halaman 57-58).
Kita harus mengakui kelemahan diri. Kapanpun dan dimanapun kita berada, syetan akan berupaya mendatangi dan menggoda kita.
Seperti disebutkan dalam firman Allah pada awal tulisan ini, syetan akan menggoda kita dari berbagai arah, dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri kita. namun perlu diingat, hanya ada dua arah yang tidak bisa didatangi Iblis atau Syetan, yakni arah dari atas dan dari bawah.
Arah atas dapat kita maknai, selama kita meyakini akan kekuasaan Allah, beribadah kepada-Nya dengan ikhlas, menitipkan diri kepada-Nya, senantiasa melakukan isti’adah memohon perlindungan kepada-Nya dari godaan syetan, maka syetan atau Iblis akan menjauh dari diri kita.
Arah dari bawah bisa dimaknai, kita harus kembali menyelami hakikat dari fitrah kemanusiaan. Kita harus mengembalikan fitrah kemanusiaan sebagai makhluk termulia yang memiliki akal dan hati. Kita harus mengakui fitrah kemanusiaan dalam menjalani kehidupan sering tergantikan dengan perbuatan tirani yang disenangi syetan. Selain itu, kita pun harus menyadari akan tugas utama kita, yakni beribadah atau mengabdi kepada-Nya. Kita harus menguatkan posisi diri sebagai hamba Allah, bukan hamba syetan.
Dalam situasai dan kondisi apapun, kita harus berlindung dari godaan dan bisikan syetan, serta berlindung dari kehadiran syetan baik pada diri, keluarga, maupun di lingkungan sekitar kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.