Hatiku Kau Patahkan
Sastra | 2022-09-19 13:19:44Hatiku Kau Patahkan
Rafika Fajrin
Rasa yang ingin ku tulis sudah begitu lama. Sedih, kesal, dan begitu kecewa tumpah ruah berkecamuk di dalam hati tak bisa diluapkan. Ya, hanya ku pendam sendiri rasa itu. Aku percaya apa yang terjadi saat itu adalah suatu proses pendewasaan bagiku. Tapi aku sudah begitu takut dan trauma. Pertunangan yang sudah mempertemukan dua keluarga selesai begitu saja. Alibi! Dia mengatakan bahwa Aku tidak bisa ikhlas meninggalkan pekerjaanku sebagai Dosen.
Beasiswa yang sudah ku dapatkan rela kulepaskan demi mengikuti semua keinginan dia untuk ikut di Kalimantan. Karena bagi dia, dia bisa memenuhi semua kebutuhanku sebagai seorang istri. Secara tidak langsung dia meremehkan keahlianku namun itu tak kusadari karena aku begitu mencintainya. Awal mendekatiku dia langsung menemui orang tuaku untuk mengkhitbahku sehingga ku enggan menolak, karena aku tahu sebelumnya dia adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Dia sangat memuliakan ibunya. Itu yang membuatku luluh dan mau menerima pertunangan itu.
Restu orang tua itu ternyata memang sangat penting dari apapun jua. Seorang ibu pasti memiliki firasat baik atau buruk untuk anak kandungnya. “Mamah sebenarnya nggak setuju kalau kamu sama si Alfan itu”, celetuk mamahku. Aku pun semakin teriris, hatiku sangat sakit dan perih. Sebelumnya dia memutuskan dengan sepihak via whatsapp. “Maaf aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, kamu tidak pantas kalau sama aku. Kamu bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku”, tulisan chat dia ke aku. Aku memang sudah merasa aneh dan janggal dengan rasa di hati, iya kecurigaan terhadap dirinya yang ternyata sudah terbukti kalau dia selingkuh dengan asistennya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.