Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizka Vardya Hasyim

CSR: Rangkul Warga, Wujudkan Keberlanjutan

Lomba | 2022-09-18 00:40:35

Berbicara tentang CSR, saya ingin mengajak pembaca untuk mengingat kembali tiga pilar utamanya yang terdiri dari people (masyarakat), planet (lingkungan), profit (ekonomi). Ya, masyarakat dan lingkungan merupakan dua unsur tak terpisahkan dalam operasional perusahaan. Masyarakat, khususnya yang berada di ring 1 perusahaan dapat memberikan social lisence to operate (izin sosial untuk beroperasi). Lingkungan yang lestari juga turut memberi kenyamanan dan keamanan bagi perusahaan.

Selama ini, kegiatan CSR kerap dipandang sebagai penggugur kewajiban. Sering kita mendengar, judul "CSR" didefinisikan sebagai kegiatan amal (charity) semata. Polanya, memberi bantuan - mendapat publikasi - lalu selesai. Padahal, CSR adalah suatu proses panjang dan berkelanjutan.

Dalam tulisan ini, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami perbedaan mendasar antara program charity, community development, dan CSR. Pertama, mari kita membahas program charity. Program ini memberi bantuan langsung kepada masyarakat. Charity cocok diterapkan untuk program jangka pendek.

Kedua yakni community delopment. Program ini cocok untuk program jangka menengah. Misal dengan memberikan pelatihan pertanian, pelatihan peternakan, dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Tujuannya membuat komunitas menjadi lebih mandiri.

Selanjutnya adalah CSR yang berfokus pada tujuan jangka panjang. Dalam program ini, perusahaan tak hanya memberi donasi, melainkan mengajak masyarakat berkontribusi. Kontribusi masyarakat ini nantinya turut mendukung keberlanjutan organisasi. Siklus CSR biasanya terdiri dari assessment, perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi.

Di tahap assessment, perusahaan akan menganalisis lapangan. Analisis ini meliputi analisis situasi, analisis stakeholder, hingga analisis isu. Analisis ini dapat membantu perusahaan untuk memahami permasalahan yang ada di lingkungan tempatnya beroperasi.

DI tahap kedua terdapat tahap perencanaan yang meliputi penentuan tujuan, strategi, dan taktik. Berikutnya adalah tahap implementasi. Di tahap ini, dibutuhkan stakeholder engagement yang merupakan bagian dari strategi komunikasi.

Terakhir, tahap monitoring dan evaluasi untuk mengukur besaran dampak yang dihasilkan program, baik bagi masyarakat, lingkungan, maupun perusahaan sendiri.

Mengingat CSR tak hanya dilakukan di satu tempat, perusahaan sekiranya juga membuat exit strategy. Hal ini supaya program tetap berjalan dan masyarakat tetap mandiri, meskipun program telah berakhir.

CSR menarik berhasil diwujudkan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi. Sebagai perusahaan penghasil gas nomor satu di Sulawesi, perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini menghadapi tuntutan untuk melibatkan tenaga kerja lokal dalam operasional perusahaan. Di samping itu, kualitas lingkungan yang buruk dan pembatasan sosial turut menurunkan produktivitas pertanian dan membatasi suplai pangan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, perusahaan ini menggagas program CSR berbasis pertanian agroekologi (pertanian ramah lingkungan). Upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan, menyejahterakan petani, mengamankan suplai pangan, sekaligus menjaga aset sumur gas di sekitar wilayah pertanian.

Program ini menghasilkan outcomes yang cukup baik. Dari metode social lisence to operate, program ini menghasilkan high level approval dengan indeks. mencapai 3,92. Indeks kepuasan masyarakat juga menunjukkan angka sangat baik yakni 3,6. Tak hanya itu, social return on investment-nya juga tinggi yakni 8,63 yang berarti dari Rp 1 investasi perusahaan mendapatkan benefit Rp 8,63.

Dari program ini, saya menggarisbawahi dampak yang dihasilkan. Pertama adalah terwujudnya tiga pilar CSR yakni people, planet, dan profit. Lewat program ini, masyarakat, khususnya petani menjadi sejahtera. Upaya penggunaan pupuk organik, racun hama dari bahan nabati, dan pemanfaatan biogas dalam kegiatan pertanian turut berkontribusi pada kualitas lingkungan. Manfaat lain? Tentu saja lebih hemat.

Kedua, terwujudnya konsep community based security. Sumur gas di sekitar pertanian menjadi aman berkat pengawasan masyarakat. Dengan demikian, perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan aman.

Terakhir, saya menyimpulkan, tak perlu upaya bombastis agar menjadi idaman masyarakat. Cukup upaya sederhana, tepat sasaran, dan pastinya berkelanjutan. (rvh)

Sumber:

Majalah PR INDONESIA Edisi 86/Mei 2022

Pilar.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image