Korelasi Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia
Info Terkini | 2021-12-01 13:58:20Indonesia adalah negara yang memiliki keaneka ragaman bahasa. Namun, kita sebagai bangsa Indonesia memiliki bahasa persatuan yang dimana bahasa itu dipakai oleh semua suku untuk berkomunikasi. Yaitu, bahasa Indonesia.Tahu kah anda bahasa Indonesia tidak berdiri dengan sendirinya. Ada bahasa-bahasa lain di dunia ini yang mempengaruhi lahirnya kosakata dalam bahasa Indonesia seperti bahasa Sangsekerta, bahasa Inggris dan bahasa Arab bahkan masih banyak lagi bahasa asing yang diserap menjadi bahasa Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda itulah kedudukan bahasa Arab di Nusantara memudar, tidak semua orang dapat mempelajarinya dan hanya dipelajari dipondok-pondok pesantren. Di pondok pesantren, bahasa Arab tidak dipelajari sebagai alat komunikasi, melainkan hanya perantara untuk mempelajari dan memahami kitab-kitab keagamaan (kitabkuning). Keadaan ini menimbulkan kesan bahwa bahasa Arab hanya layak dipelajari oleh kaum sarungan di pesantren dan tidak layak dipelajari oleh kaumpriyayi di sekolahan.
Berkembangnya agama Islam di Indonesia dari zaman dahulu sampe saat ini berdampak pada banyaknya penyerapan istilah bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia. Keinginan untuk memahami teks berhuruf Arab mendorong banyak pihak untuk membuat transliterasi bahasa Arab dalam huruf Latin. Hal itu dianggap jalan yang dapat memudahkan untuk membantu orang yang berminat mempelajari teks berbahasa Arab, tetapi memiliki keterbatasan kompetensi untuk membaca teks dengan huruf Arab.
Hubungan bahasa Arab dengan bahasa Indonesia sangatlah erat. Seperti yang tercatat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tercatat kurang lebih 2,000 hingga 3,000 atau sekitar 40% - 60% kosakata bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa Arab.
Sedangkan menurut Soedarno (1992) ia menemukan 2.336 kosakata bahasa Arab dalam bahasa Indonesia dan John dalam Ghazali (1999:5) juga menemukan sekitar 2.750 kosa kata bahasa Arab pada bahasa Indonesia, namun menurut Kamali dalam Ghazali (1999) yang meneliti Kamus Umum Bahasa Indonesia, ia menemukan 2.178 kosakata bahasa Arab dalam bahasa Indonesia. Dan tahu kah anda tanpa kita sadari ada banyak sekali kosakata bahasa Indonesia yang sebenarnya adalah bahasa Arab.
Itulah mengapa warga Negara kita lebih mudah dalam mempelajari bahasa Arab dibandingkan dengan negara lain. Selain itu bahasa Arab sangat berperan dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Jika dibandingkan dengan bahasa Inggris bahasa Arab lebih unggul dalam menyumbangkan kosakatanya kedalam bahasa Indonesia dengan nominal 2,000 sampai 3,000 kosakata, sedangkan bahasa Inggris hanya menyumbang sekitar 1,610 kosakata kedalam bahasa Indonesia.
Namun tahu kah kalian bagaimana proses bahasa arab dapat masuk ke dalam bahasa Indonesia?
Proses masuknya bahasa Arab kedalam bahasa indonesia melalui 2 proses . yaitu: proses adopsi dan proses adaptasi. Proses adopsi yaitu proses penyerapan kata yang diambil seutuhnya tanpa merubah struktur kata tersebut seperti pada kata âNabiâ istilah ini diambil melalui proses adopsi yaitu dari kata Ùب٠âNabiiâ. Sedangakan proses penyerapan adaptasi (penyesuaian) ialah proses yang didalamnya mengalami sebuah perubahan baik pengurangan maupun penambahan kata tersebut seperti pada kata âkalimatâ, kata ini mengalami proses peyerapan secara adaptasi (penyesuaian) dari kata ÙÙÙ Ø© (kalimah). Itulah mengapa bahasa Arab hingga saat ini mempunyai korelasi bahasa yang erat dengan Indonesia.
Hingga saat ini bahasa Arab sudah menjadi bahasa yang lumrah dengan bahasa indonesia. Yang terkadang tanpa kita sadari dengan ucapan "assalamualaikum" saja,kita sudah berbahasa Arab. oleh karena itu ketika orang mengatakan susah dalam mempelajari bahasa Arab yakinlah bahwa orang tersebut hanya omong kosong dan tidak mau mencoba untuk memperdalam bahasa Arab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.