Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adinda Tami

Nonton Hiburan Netflix Paling Seru sambil Belajar Memahami Anak Lewat Ali and Ratu-ratu Queens

Curhat | Monday, 12 Sep 2022, 18:39 WIB
https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-iphone-teknologi-tampilan-5081423/

Ada banyak hiburan Netflix paling seru yang bisa disaksikan menggunakan internet provider terpercaya. Salah satunya berjudul Ali and Ratu-ratu Queens yang dibuka dengan adegan cukup dramatis.

Ali seorang anak berusia 5 tahun yang berpisah dengan ibunya karena sang ibu mengejar impian ke New York. Hal ini membuat Ali tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ibu.

Tiga bulan setelah ayahnya meninggal, Ali nekad menyusul ibunya. Film dirilis pada tahun 2021, bisa disaksikan di IndiHome Netflix yang merupakan bagian dari Telkom Group. Agak terlambat memang karena saya baru menyaksikan hiburan Netflix paling seru ini belum lama.

Belajar Sudut Pandang Anak Lewat Ali and Ratu-ratu Queens Menggunakan Internet Provider Terpercaya

Lewat sosok Ali yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, sebagai ibu saya diajak untuk melihat perspektif lain dari perjalanan sebagai orang tua.

Setiap orang tua ingin anaknya mendapat yang terbaik. Mungkin inilah penyebab banyak orang tua bersikap 'selalu mengatur' karena beranggapan anak belum berpengalaman dalam membuat keputusan.

Tanpa disadari hal ini bisa menjadi kebiasaan yang merasuk dalam gaya parenting sehari-hari lho, padahal bisa jadi anak sudah tidak cocok lagi diperlakukan seperti balita.

Dari teori yang pernah saya baca, ada beberapa tahapan terkait pola komunikasi yang harus disesuaikan dengan usia anak.

Dalam film yang bisa kita saksikan menggunakan internet provider terpercaya ini, orang-orang di sekitarnya memperlakukan Ali seperti anak kecil yang harus ini harus itu. Ali merasa dia tidak punya kuasa untuk mengambil keputusan mengenai hidupnya.

Adegan yang menunjukkan sikap tersebut didapatkan Ali dari keluarga besarnya. Seperti budhe yang melarang Ali untuk menyusul ibu kandungnya.

Dalam sudut pandang budhe, pilihan ini lagi-lagi memiliki tujuan baik. Agar Ali tidak terluka karena (menurut keluarga besar), ibu Ali yang sudah memilih meninggalkan keluarga.

"Lebih baik kamu di sini, kuliah yang bener dan buktikan kalau kamu bisa sukses tanpa kehadiran ibumu," ungkap Budhe.

Kisah selanjutnya saat Ali tiba di kota New York dan akhirnya tinggal bersama para Queens, Ali pun masih merasa tidak memiliki kendali atas keputusan dalam hidupnya. Ingat kan adegan para Queens yang berbondong-bondong akan melabrak mama Mia, ibu Ali?

Kalau Ali nggak berteriak emosional mungkin tidak ada yang mendengarkannya. Hmm..

Well, lewat film di internet provider terpercaya ini kita bisa melihat bahwa terkadang hal yang perlu dilakukan orang dewasa hanyalah mendengarkan, menghargai dan percaya pada anak mengenai keputusannya. Tentu hal ini berlaku saat anak sudah menginjak usia dewasa seperti Ali yang sudah masuk usia kuliah ya.

Sebagai orang tua kita memang harus pandai-pandai dalam menerapkan pola komunikasi yang tepat.

Film dibalut dengan akhir yang damai meski tidak sepenuhnya happy ending. Ali berempati pada keputusan mama Mia dan sudah memaafkan ibunya. Ia pun memulai langkah baru di kota New York.

Sebuah langkah yang merupakan keputusan yang ia ambil dengan kesadaran penuh. Langkah yang tidak lagi dipilih karena campur tangan orang lain.

Lewat Internet provider terpercaya kita bisa menyaksikan berbagai kisah kehidupan di tengah gemerlapnya kota New York lewat Ali and Ratu-ratu Queens.

Film ini mengajarkan bahwa setiap orang berhak mengambil keputusan sendiri mengenai hidupnya. Tugas kita sebagai orang tua ialah mengawal anak agar ia bisa mengambil keputusan secara bijak dan bukan menyetir hidupnya sesuai kemauan kita. Ingat, anak adalah anak, individu terpisah dari kita para orang dewasa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image