Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

RRI Jangan Pernah Meragukan Kesetiaanku

Curhat | Monday, 12 Sep 2022, 12:23 WIB

RRI, JANGAN PERNAH MERAGUKAN KESETIAANKU

In memoriam;

Sebuah pesawat radio transistor berukuran besar dan bersuara treble;

Setiap permulaan jam, terdengar (semacam) sirene yang nyaring selama beberapa menit;

Sebuah penanda bahwa RRI, satu-satunya media audio milik pemerintah akan segera menyiarkan warta berita;

Tidak ada pilihan lain kecuali mendengarkan berita, sebab semua radio swasta diwajibkan melakukan relay;

Sebuah model penyampaian informasi yang resmi, formal, kaku, dan satu arah.

***

Sumber gambar: https://indotimur.com

Waktu itu era 80-an, saya masih usia SD. Media hiburan satu-satunya yang dimiliki keluarga saya hanyalah pesawat radio, sebab belum punya televisi (dalam arti belum mampu membelinya). Pada waktu itu, radio masih menggunakan baterai, maklum lah belum ada listrik masuk desa.

Terkadang ketika energi baterai habis dan belum mampu membeli baterai baru, baterai lama aku jemur di halaman rumah ketika terik matahari. Dengan kata lain, saya “men-charge” baterai dengan energi panas matahari. Entah dapat ide dari mana, para orang tua melakukan hal itu. Tapi sayang, setelah di-charge radio bisa kembali bunyi sih, tapi hanya sebentar lagi. Lebih menggelikan lagi, kami beramai-ramai mendengarkan sandiwara radio dengan menempelkan kuping ke depat speaker radio, sebab suaranya kecil sekali (karena energi baterai yang mau habis tadi).

Adapun siaran radio yang paling aku suka waktu itu adalah siaran Sandiwara Radio “SAUR SEPUH”. Bercerita tentang dunia persilatan Brama Kumbara, Mantili, dan siapa lagi aku sudah tidak ingat lagi. Selain itu, acara yang aku sukai di antaranya siaran ketoprak, wayang, dan lagu-lagu dangdut.

Biarpun bersuara treble, radio zaman dahulu suaranya begitu keras dan nyaring. Kalau volumenya dibesarkan bisa didengarkan oleh orang satu RT. Soalnya, kalau pas lagi tak mampu membeli baterai, aku mendengarkan siaran radio milik tetangga cukup dari rumahku sendiri, sudah terdengar cukup jelas.

Radio Masa Kini

Jumlah stasiun radio kini sudah semakin banyak. Setiap kabupaten memiliki beberapa stasiun radio. Terlebih di ibukota provinsi atau kota-kota besar, bisa memiliki puluhan stasiun radio. Radio swasta kini tak lagi wajib merelay siaran berita RRI, bahkan mereka bisa memproduksi siaran beritanya sendiri. Sekarang banyak pula radio swasta yang mengkhususkan diri sebagai radio berita, sehingga siaran berita radio tak lagi menjadi monopoli RRI.

Kalau dulu, kita hanya bisa mendegar siaran radio dari daerah tempat tinggal kita dan daerah-daerah sekitar yang terdekat. Kita tidak mungkin akan mendegar siaran radio dari kota lain atau negara lain. Akan tetapi, di era digital seperti sekarang ini kita bisa mendengarkan siaran radio dari manapun di seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia, asalkan ada koneksi internet.

Demikian halnya dengan RRI, via aplikasi RRI Play kita bisa mendengarkan semua siaran RRI yang ada di seluruh Indonesia, termasuk siaran visual RRI Pro-3 layaknya kita menonton siaran televisi. Selain itu, masing-masing RRI di daerah juga memiliki aplikasi tersendiri.

Dengan mendengarkan RRI via live streaming, maka kita akan mendapatkan siaran yang jelas dan jernih. Berbeda dengan sebelum era digital, suara siaran radio terkadang tidak jelas, menghilang, kemresek, atau terganggu dengan siaran channel di sebelahnya.

Selain itu, kalau dulu untuk berinteraksi dengan RRI hanya bisa dengan mengirim surat atau telepon kabel. Kini semua platform media sosial bisa digunakan untuk berinteraksi secara live, baik via tulisan, pesan suara, atau konten vidio. Bahkan, pendengar RRI pun bisa berlaku seperti “Reporter” yang kini lazim disebut citizen journalism.

Akhir kata, selamat Hari Ulang Tahun RRI ke-77, semoga senantiasa jaya di udara. Dari kecil hingga umurku kini 46 tahun, aku selalu setia mendengarkanmu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image