Inilah Empat Posisi Manusia Menurut Syaikh Abdul Qadir Jilani, Dimanakah Posisi Kita Pada Saat Ini.
Agama | 2022-09-09 08:50:15Abdul Qadir Jilani (470–561 H /1077–1166 M) adalah seorang ulama sufi pendiri Thariqat Qadiriyah. Dalam khazanah ilmu fiqih, ia juga seorang ahli fiqih bermazhab Hambali. Ia seorang ulama beraqidah lurus dan berakhlak baik.
Dalam dakwah atau memberikan pelajaran kepada umat atau khalayak, ia sangat menenekankan pentingnya pengamalan aqidah yang lurus dan ilmu yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari seraya disertai dengan hiasan akhlak mulia. Salah satu wasiat yang ia sampaikan adalah tentang posisi kita terhadap ilmu dan pengamalannya serta akhlak kita.
Menurutnya, dalam hal ilmu, akhlak, dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, manusia itu terbagi kepada empat posisi atau golongan.
Pertama, manusia yang tidak memiliki hati dan lidah. Manusia kelompok ini adalah mereka yang sudah tidak peduli lagi terhadap kebenaran dan kemuliaan hidup. Mereka hanya nampak fisiknya saja sebagai manusia, namun jiwa kemanusiannya sudah hilang. Ketika mereka berperilaku sesat, kesesatan mereka lebih sesat daripada binatang.
Kedua, manusia yang memiliki lidah, namun tidak memiliki hati. Manusia kelompok ini adalah kaum intelektual yang memiliki ilmu yang luas, terpelajar, jika berbicara memiliki retorika yang bagus yang dapat menarik perhatian massa, dan selalu mengajak khalayak untuk mencintai dan menegakkan kebenaran. Sayangnya, kelompok manusia ini layaknya mercusuar yang mampu menerangi lingkungan sekitar, sementara dirinya kegelapan. Mereka menyuruh khalayak berbuat kebaikan, sementara dirinya tenggelam dalam kebatilan dan kemaksiatan.
Ketiga, manusia yang memiliki hati, namun tidak memiliki lidah. Manusia kelompok ini adalah mereka yang selalu menafakuri akan kekurangan dan kelemahan diri. Mata mereka buta akan kekurangan dan keburukan orang lain. Lisan mereka juga bisu dari menceritakan kekurangan dan keburukan orang lain. Mereka lebih senang mengamalkan ajaran agama dan akhlak dalam kehidupan nyata daripada sekedar membicarakannya dengan retorika nan indah namun sepi dari pengamalan dalam kehidupan nyata.
Mereka pun adalah orang-orang yang pertama kali melaksanakan kebaikan dan kebenaran sebelum menyuruh orang lain untuk melaksanakannya. Dengan kata lain, kelompok ini lebih banyak melaksanakan dakwah dengan keteladanan daripada dakwah dengan kata-kata dan retorika.
Keempat, manusia yang memiliki lidah dan hati. kelompok ini adalah orang-orang yang berilmu, berakidah lurus, menyelaraskan kehidupannya dengan akidah dan ilmu yang dimilikinya. Akhlaknya terpuji dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Keteladanan atau memberi contoh yang baik kepada khalayak dan sekali-kali memberikan nasihat dengan kata-kata merupakan jalan dakwahnya. Kelompok inilah yang sangat layak mendapatkan gelar pewaris para nabi.
Kelompok pertama dan kedua merupakan kelompok yang jelek. Mereka tidak mencintai kebenaran. Kehidupan mereka lebih mementingkan keindahan fisik- dunyawiyah seraya melupakan kehidupan akhirat yang abadi. Sementara kelompok ketiga merupakan kelompok orang beriman yang baik, mendapat hidayah Allah, sedangkan kelompok yang terbaik adalah kelompok yang keempat. Lalu dimanakah poisisi kita pada saat ini?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.