Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Feri Anugrah

Kenapa Orang Suka Berbohong? Ini Penjelasan Ahli Psikologi Pendidikan UM Bandung

Edukasi | Tuesday, 06 Sep 2022, 10:33 WIB
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)

BANDUNG – Kenapa orang suka berbohong? Pertanyaan itu sulit terjawab dengan pasti karena ada beribu alasan kenapa seseorang itu berbohong.

Ahli psikologi pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) Dr Irianti Usman MA punya analisis menarik soal kenapa sih seseorang itu berbohong.

Menurut Irianti Usman, biasanya seseorang itu berbohong karena agar bisa segera lepas dari rasa tidak nyaman dan situasi yang mengancam; untuk menghindari hukuman; atau untuk membalas dendam/menyakiti seseorang dengan kebohongannya.

Selain itu, berbohong juga sebagai cara untuk tetap bisa diterima di masyarakat. Misalnya, bohong untuk menyenangkan hati seseorang dan menjaga hubungan baik.

Hal yang sering terjadi dari awal seseorang jadi suka berbohong, tutur Irianti Usman, adalah dari pengalaman sejak kecil.

Contohnya pengasuhan orang tua yang akan menghukum berat jika berbuat kesalahan atau mengajari anak untuk mengatakan mama/papa tidak di rumah misalnya saat ada tamu yang tidak disenangi orang tua datang.

"Seseorang tersebut belajar dari pengalaman terdahulu bahwa kalau dirinya jujur akan ada masalah, mendingan bohong saja supaya dirinya aman," tutur Irianti Usman.

Seseorang yang berbohong karena agar bisa keluar dari konsekuensi tidak nyaman kalau berkata yang sebenarnya, sama saja dengan defense mechanism (semacam mekanisme pertahanan ego dalam ilmu psikologi)

Rasa sakit

Pengalaman-pengalaman masa kecil dan gaya pengasuhan seperti di atas merupakan database di otak anak. Bahwa berkata jujur dalam beberapa situasi tertentu mendatangkan rasa tidak nyaman dan mendatangkan konsekuensi yang negatif.

"Tentu saja hal itu merugikan sehingga berkata jujur dihindari," katanya.

Kepala Pusat Kajian Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia UM Bandung ini memberikan contoh kenapa bohong bisa menjadi sebuah pilihan.

Misalnya ada anak yang sejak kecil setiap kali mengambil uang receh di mobil atau di lemari selalu dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya saat si anak mengaku telah mengambil uang receh tersebut.

"Karena perlakuan tersebut, maka si anak ini akan belajar untuk tidak mengaku lagi selamanya kalau dia sudah mengambil sesuatu," ungkapnya.

Contoh lain, misalnya ada seorang istri yang tahu banget suaminya akan marah besar kalau si istri ketahuan belanja sangat banyak, maka dia akan mencari cerita untuk menutupi jumlah belanjanya dengan berbagai alasan.

Berbohong dengan alasan menjaga perasaan orang lain atau dalam istilah bahasa Inggris-nya white lies di konteks Indonesia tanpa sengaja justru diajarkan orang tua sejak anak masih kecil.

Seperti mengatakan pada anak, "Nanti kalau nenek tanya rasa masakannya bilang aja enak ya nak." Dengan tujuan menjaga perasaan sang nenek dan tetap menjaga keharmonisan hubungan kekeluargaan.

Dosen prodi psikologi UM Bandung lulusan Ball State Univesity, Indiana, Amerika Serikat, ini menegaskan bahwa intinya manusia berbohong untuk menghindari rasa sakit yang ditimbulkan oleh jujur berdasarkan pengalaman/database yang didapat di lingkungan sosial terdekat ataupun di konteks di mana sang individu berada.

Untuk tetap bisa beradaptasi dan diterima dengan baik, terkadang orang melakukan cara apa saja termasuk berbohong, bahkan dengan membohongi diri sendiri supaya merasa lebih nyaman.

"Manusia punya kecenderungan dasar untuk lari dari rasa sakit kata Sigmund Freud," katanya.

Cara menghadapi pembohong

Bagaimana sih cara menghadapi seorang pembohong itu? Irianti Usman mengatakan ya sebaiknya didengarkan saja seperti apa maunya.

Perhatikan gaya bicaranya atau gerakan tubuhnya seperti arah mata, kecepatan bernafas, dan intonasi bicaranya.

Jika kita ingin sekali membuat seorang pembohong jera, hubungkan apa yang dikatakan sekarang dengan apa-apa yang pernah dikatakan sebelumnya dan lihat bagaimana konsistensinya.

"Biarkan dia sendiri yang sadar kalau kita tahu kata-katanya tidak konsisten," tuturnya.

Irianti Usman menegaskan orang berbohong itu karena sebenarnya dia tidak ingin malu. Dalam istilah psikologi untuk menjaga ego. Bisa juga karena melindungi seseorang (tidak mau menyakiti hati orang yang disayangi/dihormati dengan berkata jujur).

"Alasan lain orang berbohong karena tidak mau ketahuan punya motif terselubung dan alasan lainnya. Intinya dia lari dari rasa yang tidak nyaman," pungkasnya.***(FA)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image