Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional Berikan Efek Multiplier
Olahraga | 2022-08-30 06:32:39Butuh dukungan dari banyak pihak untuk memajukan olahraga tradisional yang mulai pulih geliatnya saat ini. Mulai redanya pandemi besar Covid-19 setahun terakhir menyediakan peluang bagi masyarakat kembali memainkan olahraga tradisional di tempatnya masing-masing.
Setelah Asian Games Jakarta-Palembang 2018, Piala Presiden Bolabasket 2019, serta Festival Olahraga Anak Usia Dini Bengkulu dan Turnamen Indonesia Junior League di tahun ini, Aice kembali mendukung pembudayaan olahraga di kalangan akar rumput. Kali ini di olahraga tradisional.
Brand Manager dan Juru Bicara Aice Group Sylvana Zhong menjelaskan hal tersebut dalam kesempatan pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional XII (Fortradnas). Menurutnya, Aice memiliki DNA visi dan misi yang dekat dengan semangat dan pembudayaan olahraga. Kolaborasi Aice dalam menyuarakan hidup sehat lewat olahraga dengan banyak pemangku kepentingan dijalankan sejak beberapa tahun lalu.
“Kami sangat senang memiliki bisnis yang tumbuh bersama dengan kemajuan olahraga. Sportivitas yang dibawakan oleh olahraga dalam semangat juang, tekad dan kesatuan hati memberikan yang terbaik sejalan dengan filosofi usaha Aice. Kami mendukung bukan hanya perhelatan Asian Games dan Piala Dunia Qatar nanti. Kami juga mendukung pembudayaan olahraga tradisional yang dekat dengan hati dan kehidupan masyarakat sehari-hari,” jelas Sylvana dalam keterangan persnya, Sabtu (27/8/2022) di Solo, Jawa Tengah.
Lewat Fortradnas ini, Aice kembali menjalankan program pembudayaan olahraga yang mengakar dalam tradisi masyarakat. Festival yang terakhir dilaksanakan di Jambi pada 2018 lalu, saat pandemi belum melanda dunia, akhirnya dapat dilaksanakan kembali tahun ini.
Fortradnas kali ini dilaksanakan di Kota Solo, Jawa Tengah dari 27 hingga 28 Agustus 2022. Perhelatan yang dihadiri oleh 19 delegasi provinsi Indonesia tersebut memeragakan permainan olahraga tradisional dari berbagai wilayah nusantara.
Berbagai olahraga tradisional seperti gobak sodor, egrang, balap bakiak, hingga dagongan akan menjadi contoh olahraga yang ditampilan peserta. Olahraga tersebut sangatlah familiar bagi masyarakat seantero nusantara.
Selaku pihak swasta, produsen dari Aice Mochi Klepon sendiri meyakini bahwa makin banyaknya pemangku kepentingan yang ikut melestarikan olahraga tradisional, akan memberikan lebih banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dampak positif yang muncul cukuplah beragam, bukan hanya pada aspek fisik tapi juga hingga psikologis dan pembangunan karakter, serta perekonomian dari pariwisata yang menampilkannya.
“Melalui Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional ini, kami berharap tradisi olahraga dalam keseharian masyarakat akan makin kuat. Mudah-mudahan event ini memberikan multiplier positif kepada industri wisata, kuliner, hingga prestasi olahraga itu sendiri,” tambah Sylvana.
Dalam pembukaan Fortradnas XII di Solo tersebut, Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dr. Raden Isnanta, M.Pd., menyatakan bahwa Kemenpora melihat olahraga dalam dimensi yang luas. Ada olahraga prestasi, masyarakat dan pendidikan. Selain itu, Isnanta juga mengapresiasi dukungan Aice Group dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Ia juga mengingatkan bahwa kekayaan budaya nusantara perlu disadari semua anak bangsa sebagai salah satu keunggulan Indonesia dalam memupuk prestasi olahraga nasionalnya. Selain itu, dengan adanya pembudayaan olahraga di segala sendi kehidupan masyarakat termasuk dalam pelestarian olahraga tradisional, akan mendongkrak iklim dan kualitas pasokan calon atlit di masa depan.
“Festival ini adalah upaya kita melestarikan dan mengembangkannya. Kita harus menjadikan olahraga tradisional menjadi kecintaan anak-anak milenial. Syukur-syukur olahraga tradisional bisa kita perkenalkan ke mancanegara. Maka ini menjadi forum untuk kita bersama bangkitkan kembali olahraga tradisional,” jelas Isnanta.
Dalam pelaksanaannya, penyelenggara memberikan batasan durasi waktu untuk kontingen menampilkan olahraga tradisionalnya. Setiap delegasi mendapatkan waktu 13 menit dengan rincian 3 menit untuk persiapan penampilan, dan 10 menit untuk penampilan.
Permainan Tradisional Beraspek Olahraga dan Kesenian
Sylvana juga menjelaskan bahwa Fortradnas adalah salah satu barometer penting bagi Indonesia dalam menjaga tradisi asli sebagai daya saingnya. Menurutnya, kekayaan olahraga tradisional, kuliner, busana hingga alam yang indah adalah aset masyarakat untuk berbagai kepentingan nasional. Tak hanya untuk olahraga, lestarinya tradisi asli Indonesia juga dapat mendongkrak perekonomian dari sektor pariwisata.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Dr. Raden Isnanta, M.Pd. menjelaskan bahwa perhelatan festival kali ini berbeda dengan Pekan Olahraga Tradisional yang mempertandingkan olahraga tradisional sebagai cabang Olahraga Prestasi.
Yang menarik, Fortradnas lebih mengutamakan pengenalan olahraga tradisional asli dari berbagai daerah nusantara. Fokusnya adalah untuk mengali, melestarikan dan mengembangkan permainan olahraga tradisional yang banyak tersebar di tanah air.
“Kemenpora bersama dengan Pemerintah Kota Solo dan semua Pemda yang terlibat dalam event ini sangat berharap agar semua pihak dapat bersama-sama menjaga kesinambungan Festival ini. Pandemi yang mereda jadi momentum kita untuk kembali meningkatkan aktifitas pembudayaan olahraga. Lewat event ini kami berharap berbagai unsur olahraga hingga kesenian yang ada di dalamnya akan terus berkembang,” jelas Isnanta.
Pihak Kemenpora juga menjelaskan bahwa penilaian atas penampilan olahraga yang dilaksanakan dalam Fortradnas akan didasarkan atas unsur gerak olahraga, hingga narasi budaya dan sejarah yang dihadirkan.
Sebagai penghargaan kepada para penampil terbaik, Kemenpora akan mengalokasikan trofi kepada sepuluh peserta terbaik. Selain itu akan terdapat kategori Peserta Terfavorit, Pembaca Narasi Terbaik, Kostum terbaik, Musik Terbaik, Koreografi terbaik dan Tim Terunik. Selain itu penghargaan juga akan diberikan kepada setiap Pemerintah Provinsi atas keikutsertaannya.
Senada dengan Isnanta, Aice Group meyakini kesinambungan dan cara mensosialisasikan semangat olahraga tradisional menjadi kunci pelestarian dan pengembangannya. Karenanya, Aice berusaha membawakan semangat kegembiraan dan keceriaan dalam berbagai gerakan sosial yang didukungnya. Termasuk dalam langkah pembudayaan olahraga.
Keceriaan tersebut diperlukan dalam meregenerasi bibit baru pengusung semangat olahraga tersebut. Selama ini berbagai terobosan usaha dan pemasaran Aice dinilai banyak pihak sebagai cara yang baru dan super inovatif. Tapi menurut Sylvana, visi Aice berawal dari nilai-nilai sederhana membagikan keceriaan yang diterapkan selama ini.
“Ada empat huruf yang mewakili empat nilai inti Aice. A untuk kualitas grade A atau terbaik. I untuk inovasi. C untuk cheerful atau ceria. Dan E untuk excellent. Maka dengan hadirnya es krim Aice dalam olahraga, maka akan kita majukan semangat prestasi dan pembudayaan olahraga dengan keceriaan,” pungkas Sylvana.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.