Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image irman muhammad ridwan

Kaisar Heraklius Mengakui Kenabian Nabi Muhammad SAW

Eduaksi | Sunday, 28 Aug 2022, 21:08 WIB
Nabi Muhammad SAW menyurati Raja Heraklius lalu surat tersebut disampaikan kepada sang raja pada waktu itu oleh paman Nabi Muhammad SAW.

Heraklius Mengakui Kenabian Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW menyurati Kaisar Heraklius lalu surat tersebut disampaikan kepada sang kaisar pada waktu itu oleh paman Nabi Muhammad SAW, kaisar heraklius bertanya mengenai sosok pribadi Nabi Muhammad SAW akhirnya sang kaisar mengakui kenabian pada diri Nabi Muhammad SAW. Ingin tahu jalan ceritanya simak penjelasan dibawah ini?

Sebelum menceritakan Heraklius mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari Wikipedia Heraklius adalah Kaisar Romawi Timur dari tahun 610 samapi 641M. Heraklius pertama kali tampil dalam perpolitikan atau dipanggung politik tahun 617 M, saat memimpin untuk menggulingkan Kaisar Fokas bersama ayahnya Heraklius tua.

Dalam penjelasan Hadis dikeluarkan oleh bukhari (4553), dan lafaz ini miliknya, dan Muslim (1773) menceritakan tentang heraklius mengakui kenabian.

Abdullah bin Abbas meriwayatkan hadis dan beliau berkata,” Abu sufyan menceritakan secara langsung kepadaku”. Abu Sufyan adalah pamannya Nabi Muhammad SAW pada waktu itu belum masuk islam sering menentang dakwah Rasulullah SAW.

Abu Sufyan berkata “ada sepucuk surat dari Rasulullah SAW ditujukan kepada Heraklius.” Dan yang membawa surat tersebut adalah Dihyah al-Kalbi. Dihyah menyerahkan surat kepada pembesar bushra. Pembesar bushra menyerahkan surat tersebut kepada Heraklius.

Abu Sufyan dan rerengan quraisy yang lainnya kebetulan berada di istananya heraklius. Heraklius berkata “ Apakah disini ada seseorang yang berasal dari kaum yang mengaku Nabi?” mereka menjawab”Ya”.

Abu sufyan bersama rengrengan Quraisy kemudian dipanggil untuk menemui Heraklius. Dan kami duduk dihadapan Heraklius. Heraklius berkata “ Siapa diantara nasabnya lebih dekat dengan orang yang mengaku nabi?”. Abu Sufyan menjawa “ Aku”. Maka rengrengan quraisy menyuruhku supaya duduk tepat dihadapan Heraklius sementara rengrengan quraisy lainya duduk dibelakang Abu Sufyan.

Dan Heraklius memanggil penerjemah supaya bisa berkomunikasi langsung dengan Abu Sufyan. Heraklius berkata kepada penerjemah “ Dustakanlah apabila mereka dusta” Abu Sufyan berkata:”Demi Allah, andai bukan karena khawatir mereka menyebutku seorang pendusta niscaya aku akan berdusta”.

Heraklius bertanya lagi kepada Abu sufyan dibantu oleh penerjemahnya” Bagaimana keadaan keluarganya ditengah-tengah kalian?” Abu Sufyan menjawab” Ia mempunyai keluarga yang terhormat ditengah-tengah kami”.

Heraklius bertanya lagi”Apakah diantara nenek moyangnya ada yang menjadi raja?”. Abu Sufyan menjawab” Tidak ada”. Heraklius terus bertanya”Apakah pengikutnya berasal dari kalangan terhormat ataukah dari kalangan orang-orang lemah?”. Abu Sufyan menjawab”Tidak, justru dari kalangan orang-orang yang lemah”.

Lalu Ia bertanya”Jumlah mereka semakin bertambah atau berkurang” Abu Sufyan menjawab” Tidak, justru semakin bertambah”. “Apakah ada yang murtad setelah masuk agamanya” Abu Sufyan menjawab” Tidak ada”. “Apakah kalian memeranginya” Abu sufyan menjawab” Ya”. “Bagaimana peperangan dengan kalian” Abu Sufyan menjawab” Perang yang terjadi pada kami selalu bergantian kadang Ia menang dan kadang kami menang”. Heraklius bertanya lagi”Apakah Ia berbuat hianat?” Abu Sufyan menjawab “Tidak” tidak ada kalimat lain yang aku tambah selain itu” Apakah ada orang lain yang pernah mengatakan apa yang Ia katakana sebelumnya?” Abu sufyan menjawab” Tidak”

Heraklius menyimpulkan dari jawaban-jawaban Abu Sufyan lewat penerjamah persis seperti ciri-ciri nabi dan Rasul. Nabi dan Rasul tidak pernah berkhianat, diuji dan kemudian pada akhirnya kemenangan menjadi milik mereka.

Kemudian Heraklius bertanya lagi kepada Abu Sufyan” Apa yang diperintahkan kepada kalian?” Abu sufyan menjawab” Ia memerintahkan kami shalat, membayar zakat, menyambung tali silaturrahmi, dan menjaga kehormatan”.

Heraklius berkata,”Jika benar apa yang engkau katakan mengenainya itu, Maka sungguh Ia adalah Nabi, Aku tahu bahwa Ia akan diutus aku tidak menyangka bahwa Ia berasal dari kalian”. Heraklius berkata “ Aku ingin menemuinya dan jika berada didekatnya sungguh aku akan membasuh kedua kakinya, dan sungguh kekuasaannya akan mencapai tempat yang aku injak ini.

Adapun isi surat ditujukan kepada Heraklius dari Nabi Muhammad SAW yang dibacakan di hadapan Heraklius oleh Abu Sufyan. Nabi Muhammad SAW mengajak supaya masuk islam niscaya Akan selamat dan Allah SWT akan memberikan pahala untukmu dua kali lipat. Maka jika engkau berpaling, maka engkau akan menanggung seluruh dosa rakyatmu. Dan Katakanlah “Wahai Ahli Kitab, Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (ketetapan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah, jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (Q.S Ali Imran :64).

Akhirnya setelah membaca surat dari Rasulullah SAW Heraklius masuk islam beliau berkata” Aku terus meras yakin tentang perkara Rasulullah SAW bahwa beliau akan meraih kemenangan, hingga akhirnya Allah SWT memasukan islam kedalam hatiku,”.Dalam riwayat lain mereka pengikut dan rakyatnya bersujud dan ridha kepada-Nya.

Demikian pemaparan mengenai penjelasan hadis bahwa kaisar heraklius mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW dengan penjelasan Abu Sufyan dan setelah membaca surat dari Nabi Muhammad SAW akhirnya Kaisar Heraklius dan rakyatnya masuk islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image