Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

100 Hari pertama di Kampus untuk membangun Pola Pikir Pemenang

Eduaksi | 2022-08-28 21:01:01

100 Hari pertama di Kampus untuk membangun Pola Pikir Pemenang

Semakin banyak kajian membuktikan bahwa keyakinan bahwa kecerdasan individu itu tetap (tidak dapat berubah) adalah tidak benar (Boaler, 2022). Faktanya, kecerdasan individu dapat berubah dan mampu berkembang secara luar biasa.

Riset dari Carol Dweck mengungkapkan bahwa cara kita berpikir tentang bakat-bakat dan kemampuan kita, berdampak sangat besar terhadap potensi kita (Boaler, 2022). Maknanya adalah bahwa kondisi kehidupan kita, ditentukan oleh cara kita berpikir tentang bakat dan kecerdasan yang kita miliki. Jika kita meyakini bahwa kecerdasan dan kemampuan kita statis dan tidak dapat berubah, maka hal ini dapat membangun sikap pesimis dan bahkan apatis, seperti "saya memang dari dulu seperti ini, jadi buat apa bekerja keras untuk mengubah nasib?" dll

Ini merupakan sinyal kuat bagi kita untuk mempertanyakan pada diri kita sendiri, yaitu bagaimana saya memandang diri saya? Memandang tingkat kecerdasan saya? Memandang bakat yang saya miliki? Ataupun bagaimanakah saya memandang kemampuan saya sendiri? Sampai batas mana saya mampu melakukan sesuatu? Atau menaklukan tantangan tertentu?

Maka, adalah sangat melegakan ketika seorang individu (sebagai contoh: mahasiswa baru) mulai berpikir bahwa otak itu tidak tetap (melainkan dapat tumbuh terus dan berkembang). Pada saat inilah, saat terbaik untuk terus memberikan stimulasi positif demi menjaga keberlangsung pengembangan pemikirannya tersebut.

Sehingga, pola yang selanjutnya dapat dilanjutkan adalah dengan memberikan apresiasi yang tepat sasaran untuk terus mengembangkan efikasi diri dan keyakinan diri bahwa kecerdasan dapat terus berkembang. Memuji, tentu saja boleh, namun pujilah tindakannya, bukan manusianya. Apresiasilah tindakan ataupun usaha keras mereka, bukan orangnya.

Struktur Pujian

Dari pada sekedar menyatakan “Wah, kamu hebat sekali ya..”, akan lebih konstruktif jika menyatakan “Wah, aku kagum dengan cara kamu mengurai angka demi angka itu, sehingga menemukan formulasi yang tepat”. Pernyataan ini, walaupun sederhana dapat memberikan dampak dan implikasi yang berbeda. Bukan sekedar berbagi pujian, namun mengapresiasi proses yang dilakukan, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih baik dari pelaku. Pelaku akan merasa lebih dihargai (segala jerih payah dan prosesnya) daripada sekedar pujian (yang bernuansa basa-basi).

Jika hal ini benar-benar diperhatikan, maka tidak tertutup kemungkinan akan tumbuh generasi yang benar-benar percaya diri dengan kemampuannya, dan memiliki keyakinan diri kuat akan kapabilitasnya dalam menghadapi tantangan demi tantangan kehidupan di masa depan.

Seseorang ketika mendapatkan rekognisi yang detail dan mendalam dari pihak luar yang signifikan (significant others), akan membangun selftalk positif dalam dirinya, bahwa “saya mampu”, atau “ternyata saya bisa menaklukan tantangannya”, atau “ternyata kemampuan saya tumbuh berkembang dari hari ke hari”.

Ciri pola pikir berkembang salah satunya adalah bahwa merasa selalu perlu belajar, atau butuh belajar. Kebutuhan belajar ini lahir dari pengamatannya terhadap lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adaptasi yang baik. Selanjutnya, ditambah lagi oleh keyakinan bahwa kecerdasan individu tidaklah tetap, melainkan dapat terus dikembangkan.

Maka, upaya menghasilkan generasi penerus bangsa dengan pola pikir seperti ini adalah prioritas. Pembangunan bukanlah hanya membangun Gedung, jembatan dan kereta api. Namun juga membangun pola pikir generasi penerusnya. Mengapa hal ini menjadi penting? Karena pola pikir positif ataupun pola pikir bertumbuh (growth mindset) tidak terbangun dengan sendirinya. Dibutuhkan ekosistem kondusif sebagai pupuknya.

Mahasiswa Baru

Maka, para pengelola Kampus dan civitas akademika, dapat merancang beragam pendekatan, untuk terus berusaha mengembangkan pola pikir mahasiswa barunya. Sebuah pendekatan lain untuk melihat hal ini adalah pendekatan winner vs loser versi Witley dalam (Kasali, 2015). Menurutnya, secara umum individu dapat dibagi dua, yaitu mereka yang berpikiran pemenang (optimis, positif, siap belajar hal baru) dan berpikiran pecundang (loser) yaitu yang cenderung terkurung masa lalu, fokus pada masalah, pesimis dll.

Sehingga, keberhasilan program 100 hari pertama di Kampus, kurang lebih dapat dinilai dari seberapa berhasil agenda tersebut membangun pola pikir mahasiswa baru.

Berikut rangkuman singkat tentang bagaimana pola pikir individu dapat berubah dari kondisi awal menuju kondisi yang ditargetkan (rangkuman singkat dari Denis Waitley dalam (Kasali, 2015)

Kondisi sebelum 100 hari

1. Cenderung terkurung di masa lalu

2. Cenderung takut menang (kawatir dengan segala konsekuensinya)

3. Cenderung melihat masalah pada setiap jawaban

4. Cenderung sudah merasa menjadi jagoan meski baru paham sedikit

5. Cenderung selalu ingin didengar, bicara terus dan bawel

Sementara pola pikir yang ingin dibangun, atau dapat direncanakan secara sistematis dibangun adalah

1. “Saya tidak mau terkurung di masa lalu, saya hidup dihari ini, dan belajar dari pengalaman masa lalu”

2. “Saya tidak takut kalah, siap mencoba dan siap bersaing”

3. “Saya berusaha untuk melihat/mencari jawaban dari setiap masalah yang muncul/datang”

4. “Saya baru tahu sedikit, dan siap belajar lebih banyak”

5. “Saya memilih sedikit bicara, banyak mendengarkan, aktif membaca situasi tanpa harus menonjolkan diri berlebihan”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image