Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Humas KKN Paciran

Alami Anjlok Harga : Mahasiswa UMSurabaya Kreasikan Nugget Rajungan dan Edukasi Literasi Keuangan

Eduaksi | Tuesday, 23 Aug 2022, 20:19 WIB
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Rajungan menjadi hasil tangkapan utama masyarakat Desa Paciran. Ibarat primadona yang mendominasi buruan para nelayan yang melaut secara harian. Bermodalkan jarring dan alat tangkap yang dikenal dengan sebutan bubu atau wuwu (dalam istilah lokal) saat langit masih gelap nelayan mengadu nasib menelusuri laut dan membelah dingin malam, demi sesuap nasi. Pulang kembali ke daratan sekitar pukul 09.00 pagi.

Ketika sedang beruntung dan mujur, maka para nelayan itu akan membawa banyak sekali rajungan untuk dijual kepada pengepul. Kemudian oleh kelompok ibu nelayan dikupas dan diklasifikasi ragam daging dari bagian tubuh rajungan, aktivitas ini biasa dikenal dengan sebutan “nguplik”.

Melihat siklus aktivitas keseharian kelompok nelayan Desa Paciran, dapat kita ketahui bahwa keberadaan rajungan sebagai komoditas memiliki makna penting untuk menunjang perekonomian. Namun sayang sekali, menjelang pertengahan tahun 2022 harga rajungan anjlok parah. Penurunan harga bahkan mencapai 50% dari harga normal. Ini menjadi masalah bagi para nelayan.

Padahal, perbekalan para nelayan tidaklah sedikit, mereka membutuhkan bahan bakar untuk mesin perahu, biaya perawatan perahu, biaya umpan di alat tangkap, serta operasional lainnya. Ketika diperhitungkan, maka harga jual rajungan sangat tidak sebanding dengan pengeluaran melaut, apalagi jika rajungan yang berhasil ditangkap tidak seberapa.

Mahasiswa UMSurabaya melalui program pengabdian KKN, mencoba melakukan pendekatan secara kultural kepada keluarga nelayan, terutama kepada kelompok ibu-ibu nelayan. Harapan para mahasiswa meskipun tidak bisa berbuat banyak, paling tidak bisa memberi kebermanfaatan. Dalam hal ini, dimotori oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis melakukan edukasi literasi keuangan.

Literasi keuangan merupakan upaya-upaya yang bersifat edukatif untuk membangun kesadaran dan pengetahuan tentang manajemen keuangan. Tentu saja bidikan mahasiswa adalah terutama ekonomi skala rumah tangga. Apalagi jika ditilik dari hasil asesmen wawancara, bahwa masyarakat nelayan Paciran ini tergolong konsumtif.

“Kami mengedukasi hal-hal mendasar saja dalam literasi keuangan ini, meliputi; bagaimana mengatur uang masuk dan keluar, menyisihkan keuangan, mengalokasikan dana sisa belanja untuk tabungan, pembukuan, dan ketersediaan dana darurat,” tutur Erika, mahasiswa program studi S1 Akuntansi UMSurabaya.

Selain tatacara dalam manajemen keuangan tersebut, tidak lupa mahasiswa juga mengedukasi tentang bahaya pinjaman online (pinjol) yang saat ini marak dan sangat meresahkan masyarakat. Sebenarnya edukasi seperti ini menurut mahasiswa tidak cukup jika dilakukan secara incidental, namun masyarakat harus sesering mungkin dibangun kesadarannya untuk menjauhi praktek-praktek yang merugikan tersebut.

Untuk menarik antusias warga dalam program literasi keuangan, mahasiswa juga menyisipkan demonstrasi masak, dengan mengkreasikan olahan rajungan menjadi produk nugget. Mahasiswa memilih produk nugget dengan alas an bahwa nugget banyak digemari oleh masyarakat. Bisa menjadi camilan, dan lauk yang praktis dan mudah cara membuatnya.

Sumber: Dokumetasi Pribadi-Nugget Rajungan

“Dengan mengolah rajungan menjadi nugget, harapannya, masyarakat dapat mengatasi masalah turunnya harga rajungan, terutama rajungan-rajungan berukuran sedang sampai kecil yang harganya sangat murah, untuk dimanfaatkan menjadi nugget yang tentunya memiliki nilai jual lebih tinggi,” pungkas Melisa yang juga merupakan tim program literasi keuangan keluarga nelayan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image