Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muthmainnatun Nur Khikmah

Wanita, Parfum, dan Bagaimana Allah Memuliakannya

Gaya Hidup | Sunday, 14 Aug 2022, 19:17 WIB

Allah SWT meninggikan derajat wanita sehingga ia menjadi makhluk ciptaan-Nya yang mulia. Bukti kemuliaan itu sudah banyak di sebut dalam Alquran, bahkan wanita menjadi nama salah satu surat dalam kitab suci itu, yakni An-Nisa. Rasulullah SAW juga banyak bersabda mengenai keistimewaan wanita melalui banyak hadis.

sumber: pexels.com

Salah satu hadis mengenai keistimewaan wanita adalah sebagai berikut.

Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda; “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang salihah.” (HR. Muslim)

Karena Islam sangat memandang istimewa wanita, maka ada aturan-aturan yang harus ditaati demi menjaga keistimewaan itu. Islam bukannya mengekang wanita, namun sebaliknya, justru melindungi.

Allah SWT telah menyampaikan bagaimana Islam melindungi dan memuliakan wanita dalam Q.S Al Ahzab ayat 59 yang berbunyi;

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.

Wanita yang ingin keluar rumah (bepergian karena suatu kepentingan) hendaklah memperhatikan perintah Allah yang satu ini agar ia tidak diganggu. Wanita juga sebaiknya tidak berpenampilan yang menarik perhatian dan juga tidak menggunakan wewangian.

Apabila seorang wanita bepergian dengan menggunakan wewangian lalu dicium aroma itu oleh lelaki takutnya akan menimbulkan syahwat mereka. Rasulullah SAW pernah bersabda;

“Wanita mana saja yang memakai minyak wangi lalu melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka ia adalah wanita pezina.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasaai).

Hadis diatas menjelasan bahwa wanita yang menggunakan wewangian maka akan sama seperti pelacur. Hal ini karena wewangian yang dimaksud adalah aroma yang sengaja digunakan untuk memancing lawan jenis melakukan hubungan bebas yang dilarang.

Ada beberapa wanita yang memang sengaja menggunakan parfum agar menarik perhatian lawan jenis karena aromanya yang menyengat. Hal inilah yang dilarang dalam Islam.

Lalu bagaimana jika ada seorang muslimah yang memiliki masalah bau badan? Haruskah ia tetap tidak menggunakan wewangian untuk mengatasi masalah bau badan tersebut?

Sebenarnya kita tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal ini. Sebab di pasaran sekarang sudah banyak yang menjual produk pemberantas bau badan yang tidak memakai wewangian atau fragrance free. Selain itu, jika pola hidup dijaga dengan baik maka permasalahan bau badan ini dapat diatasi.

Jika kamu adalah seorang wanita muslimah dan tetap ingin menggunakan parfum, maka gunakanlah parfum di rumah saja. Parfum wanita juga tidak boleh baunya nampak. Hal ini sesuai dengan salah satu hadis nabi;

“Wewangian seorang laki-laki adalah yang tidak jelas warnanya tapi tampak bau harumnya. Sedangkan wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas namun baunya tidak begitu nampak.” (HR. Baihaqi dari Syu’abul Iman).

Hadis ini menjelaskan bahwa wanita jangan sampai menggunakan parfum yang aromanya menyengat pada lingkungan sekitar. Ulama mengatakan bahwa maksud dari "Wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas namun baunya tidak begitu nampak" diperuntukkan untuk wanita yang hendak keluar rumah. Jika tidak, maka ia bisa bebas menggunakan parfum sebanyak yang ia mau.

So, jika kamu ingin bepergian dan tetap ingin menggunakan parfum, gunakan yang aromanya tidak menyengat ya! (mnk)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image