Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muthiah Alhasany

Gerakan Gemar Membaca Dimulai dari Perpustakaan Desa

Eduaksi | 2022-08-13 18:23:22
Perpustakaan desa (dok. Perpustakaan Pajampangan)

Kalian tahu wilayah mana yang paling membutuhkan buku-buku? Jawabannya adalah di desa-desa, karena mereka sulit mendapatkan pasokan buku-buku karena kurang akses dan perhatian. Hal ini yang mendasari saya untuk peduli dengan aksi mendukung perpustakaan desa. Saya berharap dengan cara itu gerakan gemar membaca semakin nyata.

Kebetulan di bulan Ramadan lalu saya menerima pesan melalui Instagram. Pesan itu berasal dari seorang teman yang berprofesi sebagai guru di desa pelosok Sukabumi, namanya Melly. Isi pesannya, ia meminta saya menyumbangkan buku-buku untuk anak-anak di desa tempat dia mengajar.

Melly sedang mendirikan perpustakaan desa bersama beberapa relawan yang peduli literasi. Tujuannya adalah membangun minat gemar membaca anak-anak. Ini penting agar kita memiliki generasi muda yang cerdas. Saya tidak segera mengiyakan, tetapi memutar otak mencari cara yang terbaik.

Untunglah komunikasi dengan Melly selalu lancar berkat adanya jaringan internet cepat IndiHome, dari Telkom Group. Jadi dia bisa menghubungi saya sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Sebagai seorang penulis, jelas saya sangat mendukung gerakan untuk menumbuhkan minat baca, agar anak-anak gemar membaca buku. Di Indonesia ada beberapa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan budaya literasi. Terutama mengingat bahwa banyak wilayah yang belum terjangkau berbagai fasilitas sosial sebagaimana di kota besar. Kondisi geografis pedesaan umumnya berada di pegunungan atau di balik hutan.


Begitulah yang dialami oleh Melly yang mendapat tugas untuk mengajar di desa terpencil. Hasrat untuk mencerdaskan bangsa terhalang oleh sulitnya akses menuju ke sana. Padahal buku-buku adalah unsur penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Jika tidak ada yang peduli berarti kita membiarkan kesenjangan yang terjadi pada anak-anak di desa dengan anak-anak di kota besar.

Berburu buku bekas di Blok MLantas apa yang harus saya lakukan? Bukan sesuatu yang berlebihan, tapi yang jelas saya berusaha menyediakan sarana membaca serta buku-buku yang dibutuhkan anak-anak di desa tempat Melly mengajar. Dengan demikian saya turut berpartisipasi dalam menumbuhkan minat baca agar anak-anak gemar membaca.

Saya mempunyai sahabat yang juga selalu bergerak di bidang literasi. Nah, kali ini saya menghubungi sahabat yang memiliki koleksi buku cerita. Dia juga pernah menyumbang buku-buku untuk taman baca anak-anak di Tajur Halang, Bojong Gede, Bogor. Saya menceritakan tentang persoalan anak-anak di pelosok desa Sukabumi yang kekurangan buku-buku. Dia sepakat bersama saya untuk mendukung gerakan gemar membaca dengan mendirikan perpustakaan desa.

Setelah lebaran Idul Fitri kami melakukan pertemuan di kawasan Blok M. Kenapa ke sana? Karena ada lapak buku-buku bekas di lantai dasar Blok M Square. Yup, kami akan berburu buku-buku bekas yang masih bagus. Jadi dengan budget yang tidak terlalu besar kami bisa mendapatkan seabrek buku-buku. Kamu mengira-ngira buku-buku apa saja yang disukai anak-anak. Buku cerita yang mendidik dan berisi ilmu pengetahuan.

Pengiriman buku

Tugas mengirimkan buku jatuh pada saya karena lebih leluasa mengatur waktu. Sedangkan sahabat saya adalah pekerja kantoran yang terikat setiap hari. Kardus bekas telah saya siapkan menyesuaikan dengan jumlah buku yang lumayan banyaknya. Buku-buku dikirim ke alamat sekolah tempat Melly mengajar, toh semua orang desa mengetahuinya. Saya tidak perlu menggunakan kode pos.

Sebagian buku-buku yang dikirimkan (dok.Melly)

Saya baru memberitahu Melly setelah barang-barang dikirimkan. Ia gembira sekali karena mendapat respon positif dari saya dan sahabat. Ketika kiriman diterima Melly kaget karena jumlahnya yang cukup banyak. Buku-buku langsung disalurkan ke perpustakaan desa.

Dukungan saya dan sahabat menambah semangat Melly dan para relawan untuk terus aktif menyebarkan virus gemar membaca. Kabar terakhir, mereka membuka lapak baca di hari Minggu dan hari libur, tempatnya di emperan toko dekat pasar agar mudah terlihat masyarakat. Lapak itu selalu dikerumuni anak-anak yang gemar membaca.

Di waktu mendatang saya berharap perpustakaan desa memiliki fasilitas komputer yang menggunakan jaringan internet cepat sehingga anak-anak dapat mengakses buku digital dari IndiHome. Dengan demikian semakin banyak manfaat yang bisa didapatkan, terutama di bidang literasi.

Lapak baca (dok.perpustakaan Pajampangan)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image