Tundukkan nafsu dengan iman dan cinta
Eduaksi | 2021-11-27 09:01:13Oleh : Heni Nuraeni
Ada semboyan yang kesannya memang mimpi: âmuda hura-hura, tua kaya-raya, mati masuk surgaâ. Enak bener hidup seperti itu. Tapi pada kenyataannya, tidaklah mudah seperti semboyan berbau mimpi itu. Hidup itu banyak ujiannya. Banyak cobaannya. Kadang nikmat, kadang perih. Suatu saat bahagia, berikutnya sedih. Bisa kecewa, bisa juga gembira. Kita memang tidak bisa memilih. Semua berjalan sesuai apa yang diberikan oleh Allah Taâala. Memang, ada yang diberikan oleh Allah Taâala berupa hasil permohonan kita dalam doa yang kita khusyuk panjatkan. Namun tak sedikit pula yang tak disangka-sangka. Ada yang tak diminta malah datang, yang diinginkan tak kunjung menghampiri. Itulah hidup. Kita lahir memang untuk melihat kenyataan dan kita harus terbiasa menghadapinya. Berusaha untuk lebih baik. Menjadi yang terbaik. Syukuri yang diberikan saat ini, upayakan yang kita harapkan lebih baik.
Allah Taâala udah berfirman (yang artinya): âApakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: âKami telah berimanâ, sedang mereka tidak diuji lagi?â (QS al-âAnkabuut [29]: 2)
Begitulah, selama kita hidup, ujian itu akan senantiasa datang. Jangan merasa sudah beriman, lalu tidak diuji lagi. Tentu ini sebagai âtestâ pembuktian kalau kita bener-bener beriman. Insya Allah. Jadi, ya tidak usah kecewa kalau apa yang diminta malah belum dikasih juga. Sudah berusaha sekuat tenaga, hasilnya USG alias Usaha Selalu Gagal. Tak mengapa. Allah Taâala pasti punya rencana lain. Sering minta ini dan itu dalam doa yang dipanjatkan, tetapi tidak dikasih-kasih sama Allah Taâala. Berdoa hampir tiap saat. Tetapi karena Allah Taâala belum mengijinkan, ya tetap saja nggak bisa. Lalu apa yang dilakukan? Sabar dan tetap berusaha. Kombinasinya: doa, usaha, sabar.
Nafsu itu buat pikiran dan perasaan terpedaya. Umumnya hawa nafsu itu mengajak kepada hal-hal yang melenakan. Selain itu, nafsu biasanya selalu menggoda untuk jauh dari perbuatan yang baik. Kadang datang yang namanya bisikan-bisikan dalam hati dan pikiran.
Jika iman kendor, kayaknya langsung âdisantokâ tuh pisang goreng sambil nyeruput kopi pahit hangat. Tapi, biasanya ada sedikit was-was juga.Karena tahu apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. bukan nggak tahu, tapi hawa nafsu mengalahkan pikiran dan perasaan takut kepada Allah Taâala. So, Jangan sampe terpedaya oleh hawa nafsu. Sebab, biasanya ânikmatnya cuma sesaatâ. Setelah itu? Selesai sudah. Malah kalau yang berbuat maksiat, langsung kepikiran bahwa dirinya pasti akan diperkarakan.
Allah Taâala berfirman (yang artinya): âHai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.â (QS al-Maaâidah [5]: 8)
Yuk, kita tundukkan hawa nafsu dengan iman dan cinta. Hasrat yang besar terhadap rasa malas, tundukkan dengan kecintaan kepada Allah Taâala dan Rasul-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.