Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Tundukkan nafsu dengan iman dan cinta

Eduaksi | Saturday, 27 Nov 2021, 09:01 WIB

Oleh : Heni Nuraeni

Ada semboyan yang kesannya memang mimpi: “muda hura-hura, tua kaya-raya, mati masuk surga”. Enak bener hidup seperti itu. Tapi pada kenyataannya, tidaklah mudah seperti semboyan berbau mimpi itu. Hidup itu banyak ujiannya. Banyak cobaannya. Kadang nikmat, kadang perih. Suatu saat bahagia, berikutnya sedih. Bisa kecewa, bisa juga gembira. Kita memang tidak bisa memilih. Semua berjalan sesuai apa yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Memang, ada yang diberikan oleh Allah Ta’ala berupa hasil permohonan kita dalam doa yang kita khusyuk panjatkan. Namun tak sedikit pula yang tak disangka-sangka. Ada yang tak diminta malah datang, yang diinginkan tak kunjung menghampiri. Itulah hidup. Kita lahir memang untuk melihat kenyataan dan kita harus terbiasa menghadapinya. Berusaha untuk lebih baik. Menjadi yang terbaik. Syukuri yang diberikan saat ini, upayakan yang kita harapkan lebih baik.

Allah Ta’ala udah berfirman (yang artinya): “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2)

Begitulah, selama kita hidup, ujian itu akan senantiasa datang. Jangan merasa sudah beriman, lalu tidak diuji lagi. Tentu ini sebagai ‘test’ pembuktian kalau kita bener-bener beriman. Insya Allah. Jadi, ya tidak usah kecewa kalau apa yang diminta malah belum dikasih juga. Sudah berusaha sekuat tenaga, hasilnya USG alias Usaha Selalu Gagal. Tak mengapa. Allah Ta’ala pasti punya rencana lain. Sering minta ini dan itu dalam doa yang dipanjatkan, tetapi tidak dikasih-kasih sama Allah Ta’ala. Berdoa hampir tiap saat. Tetapi karena Allah Ta’ala belum mengijinkan, ya tetap saja nggak bisa. Lalu apa yang dilakukan? Sabar dan tetap berusaha. Kombinasinya: doa, usaha, sabar.

Nafsu itu buat pikiran dan perasaan terpedaya. Umumnya hawa nafsu itu mengajak kepada hal-hal yang melenakan. Selain itu, nafsu biasanya selalu menggoda untuk jauh dari perbuatan yang baik. Kadang datang yang namanya bisikan-bisikan dalam hati dan pikiran.

Jika iman kendor, kayaknya langsung ‘disantok’ tuh pisang goreng sambil nyeruput kopi pahit hangat. Tapi, biasanya ada sedikit was-was juga.Karena tahu apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. bukan nggak tahu, tapi hawa nafsu mengalahkan pikiran dan perasaan takut kepada Allah Ta’ala. So, Jangan sampe terpedaya oleh hawa nafsu. Sebab, biasanya “nikmatnya cuma sesaat”. Setelah itu? Selesai sudah. Malah kalau yang berbuat maksiat, langsung kepikiran bahwa dirinya pasti akan diperkarakan.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Maa’idah [5]: 8)

Yuk, kita tundukkan hawa nafsu dengan iman dan cinta. Hasrat yang besar terhadap rasa malas, tundukkan dengan kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image