Gali Budaya Gemar Membaca di Perpustakaan Saidja Adinda Kabupaten Lebak, Banten
Eduaksi | 2022-08-12 11:52:46Salah satu strategi agar masyarakat berkunjung ke perpustakaan adalah menggelar acara-acara. Ya, perpustakaan bukan hanya tempat baca. Perpustakaan juga bisa dijadikan tempat untuk menggali nilai-nilai kebudayaan. Seperti yang dilakukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lebak yang mengadakan beragam kegiatan di perpustakaan Saidja Adinda. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan kebanggaan masyarakat Lebak. Nah, beberapa waktu lalu diadakan lomba bercerita tingkat pelajar SD dan SMP.
Tampilan peserta keren-keren. Supaya lebih banyak lagi yang menyaksikan bagaimana kerennya penampilan mereka, saya merekamnya. Lalu menguploadnya ke akun YouTube saya. Meskipun ukuran filenya besar, tak jadi soal karena internet cepat IndiHome dari Telkom Group yang biasa jadi andalan saya.
Link YouTube video:
https://www.youtube.com/watch?v=NUGaHxcLDEw&t=399s
Strategi ini, mengadakan lomba di perpustakaan, patut diacungi jempol. Adanya lomba membuat pengunjung semakin bertambah daripada biasanya. Secara tidak langsung masyarakat dipaksa untuk datang ke perpustakaan. Dari sekian banyak pengunjung itu ada yang mampir ke perpustakaan. Ibaratnya ini strategi tersembunyi membuat masyarakat gemar membaca.
Minimal mereka diingatkan lagi tentang perpustakaan. Ya kalau bukan hari itu mereka masuk ke perpustakaan dan membaca buku, mungkin di lain hari. Intinya, sudah datang ke perpustakaan saja dulu, lantas menjadi gemar membaca.
Perpustakaan yang terletak di alun-alun Rangkasbitung ini pun ramai. Banyak guru dan siswa dari berbagai daerah di kabupaten Lebak datang. Mereka berseragam rapi. Tentu saja kegiatan ini bagus sekali untuk anak-anak pelajar. Meskipun hanya dua hari tapi banyak pengalamannya yang mereka dapatkan.
Beberapa kali saya mengikuti kegiatan di perpustakaan Saidja Adinda. Pernah ada pelatihan dan lomba jurnalistik. Kegiatan ini dalam rangka membentuk pelajar yang melek dengan literasi. Ratusan pelajar dari kabupaten Lebak ikut dalam lomba ini. Lomba terdiri dari cipta dan baca puisi untuk tingkat SMP, Lomba Jurnalistik untuk tingkat SMA.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lebak mengatakan tujuan kegiatan lomba ini adalah untuk mengantarkan pelajar menjadi generasi yang memiliki kemampuan berliterasi termasuk gemar membaca.
"Dengan literasi, semoga kita menjadi masyarakat pembelajar yang cerdas. Literasi itu luas sekali. Yang kita alami dan kita tahu bisa menjadi sumber inspirasi" katanya.
Ada tiga hal yang didapatkan peserta saat itu. Pertama, ilmu jurnalistik. Kedua, pengalaman lomba. Ketiga, murid jadi gemar membaca. Sebab untuk menulis mereka harus membaca bahan atau referensi tulisan, kan?
Akses internet cepat membuat mereka leluasa mencari referensi dari internet. Namun, juri mengingatkan harus menjaga orisinalitas dan menghindari plagiarisme.
Malah kalau menang ada juga hadiahnya. Pengalaman seperti ini sangat langka. Kalau dari bangku sekolah diajarkan maka berguna untuk masa depan mereka.
Dibangun pada 2015-2016, bentuk perpustakaan ini unik. Bentuknya seperti leuit atau tempat menyimpan padi. Nama gedung perpustakaan Saidja Adinda diambil dari tokoh dalam novel Max Havelaar yang dikarang oleh Multatuli. Malahan, gedung perpustakaan ini dekat dengan museum Multatuli. Jadi sekalian belajar sejarah kalau berkunjung ke perpustakaan ini.
Berkunjung ke perpustakaan Saidjah Adinda sangatlah nyaman. Bukan hanya disuguhi berderet buku yang sedap dipandang mata tetapi juga kenyamanan ruang dan sarananya. Bersih, rapi, adem, dan nyaman. Untuk baca buku tersedia ruang baca baik itu baca di kursi dan meja serta lesehan. Dengan kondisi seperti itu mudah-mudahan membuat kita gemar membaca.
Ada juga fasilitas ruangan anak-anak. Buku-bukunya pun disesuaikan dengan usianya. Ada meja dan kursi khas anak-anak. Ada juga kursi angin yang cocok untuk pilihan duduk berkeluarga. Desain rak bukunya pun unik-unik. Saat saya berkunjung ke sana, tidak sedikit yang justru berfoto karena desain ruangan yang instagramable.
Gemar membaca memang harus diupayakan. Tidak bisa datang dengan sendirinya. Harus ada strategi. Termasuk dengan cara halus. Di perpustakaan sekolah pun begitu. Agar siswa ramai datang ke perpustakaan, sekolah harus punya jurus jitu.
Seperti yang dilakukan oleh perpustakaan SMP Terpadu Al Qudwah. Setelah ujian semester, siswa mengadakan lomba daur ulang. Mereka mengadakan lomba per kelas. Ada enam kelas putra dan enam kelas putri dengan masing-masing dua orang siswa setiap kelas, unjuk kebolehannya dalam mendaur ulang barang bekas berbahan kardus.
Kondisi perpustakaan yang adem dan nyaman membuat peserta serius mengikuti lomba. Memang kondisi perpustakaan agak kotor tetapi bisa segera dibersihkan. Strategi seperti ini sangat bagus untuk memancing siswa datang ke perpustakaan. Tentu saja tidak melupakan fungsi utama perpustakaan yaitu sebagai gudang ilmu. Perpustakaan menjadi tempat baca yang paling utama.
Ya, harusnya perpustakaan bukan lagi menjadi ruangan sunyi dan sepi dari pengunjung. Sekarang ini suasana perpustakaan semakin bagus. Tampilannya keren-keren. Banyak perpustakaan yang sudah melengkapi dengan berbagai aksesoris yang mempercantik ruangan. Bahkan banyak pula perpustakaan yang melengkapi dengan buku digital. Dengan ketersediaan internet cepat, penyediaan buku digital ini sangat membantu pengunjung mendapatkan buku yang diinginkannya.
Pengunjung pun bisa membaca dari gadget atau komputer yang disediakan perpustakaan. Semuanya itu dilakukan untuk menumbuhkan gemar membaca. Jangan malas datang ke perpustakaan. Buku-buku semakin banyak. Kondisi perpustakaan juga nyaman. Ayo tingkatkan gemar membaca dengan datang ke perpustakaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.