Sampah Organik menjadi Bahan Utama Pembuatan Ecoprint kepada Ibu-Ibu PKK Desa Cibatu
Edukasi | 2022-08-08 14:30:31Isu permasalahan sampah saat ini masih menjadi polemik karena jenis dan jumlah sampah terus menumpuk seiring bertambahnya populasi penduduk dan perkembangan teknologi. Tidak hanya sampah non organik saja yang perlu dikelola tetapi sampah organik juga perlu dikelola. Sampah organik berupa sampah yang dihasilkan dari makhluk hidup yang dapat terurai dengan alami tanpa ikut campur tangan manusia untuk membuatnya terurai. Sampah organik juga berdampak terhadap pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Ternyata dari sampah organik ini bisa menghasilkan pewarnaan secara alami pada kain.
Hal ini bisa disebut dengan ecoprint atau ecoprinting yang merupakan teknik mencetak dengan warna natural kain yang cukup sederhana namun mampu menciptakan tekstur yang unik dan realistis. Sehingga kain tersebut bisa digunakan sebagai baju, taplak meja, sarung bantal, dan lain-lainnya.
Ecoprint memiliki dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron-blanket dan teknik pounding. Pada tahap pertama teknik iron-blanket dan teknik pounding keduanya sama-sama membersihkan kain dari kotoran. Selanjutnya, tahap kedua, ketiga, dan keempat keduanya berbeda. Tahap berikutnya pada teknik iron-blanket siapkan pewarna dari bahan alam dengan cara dedaunan direndamkan dalam larutan cuka. Setelah itu pada tahap ketiga, bentangkan kain yang akan digunakan yang sudah dibersihkan dari kotoran, lalu dedaunan yang sudah direndam dalam larutan cuka tempelkan pada kain tersebut. Tahap terakhir, gulung kain menggunakan pipa paralon kemudian diikat dengan tali, lalu kukus kain tersebut selama dua jam.
Tahap kedua pada teknik pounding siapkan pewarna dari bahan alam. Selanjutnya tahap ketiga, memukul daun pada kain dengan menggunakan palu yang terbuat dari kayu. Tahap terakhir, menjemur atau keringkan kain langsung dibawah sinar matahari.
Selain, dedaunan dan bunga-bunga yang bisa digunakan sebagai pewarnaan pada kain. Sampah organik yang dihasilkan dari sampah rumah tangga seperti kulit bawang merah menghasilkan warna kuning jika dilakukan dengan teknik iron-blanket, kunyit menghasilkan warna kuning stabilo, dan lain-lainnya bisa digunakan sebagai pewarnaan pada kain. Namun, tidak semua daun dan bunga bisa mengeluarkan hasil warna yang pekat. Karena beberapa dari daun dan bunga memiliki kandungan air yang lebih banyak. Dengan bahan baku dari bahan alam sebagai pewarnaan pada kain, membuat lingkungan menjadi tidak tercemar. Sehingga lingkungan tetap bersih.
Oleh karena itu, KKN UPI kelompok 106 Pada hari rabu, 27 Juli 2022 melakukan program kerja bertajuk “Sosialisasi Pembuatan Kain Ecoprint, Kursi Ecobrick, dan Budidaya Maggot sebagai Upaya Pemanfaatan Sampah Organik dan Non Organik di Desa Cibatu” dihadiri oleh 16 Ibu-Ibu PKK desa Cibatu serta dihadiri oleh Bu Hj. Ida Habibah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Bu Lurah Desa Cibatu.
Pada sosialisasi ini terdapat materi yang dipaparkan berupa pengertian ecoprint, tanaman yang bisa dijadikan pewarnaan pada ecoprint, dan proses dari teknik iron-blanket serta teknik pounding. Ketiga materi sosialisasi ini bertujuan sebagai upaya pemanfaatan sampah organik dan non organik di desa Cibatu. Dengan adanya Sosialisasi ini dapat meminimalisir sampah organik maupun non organik dan menambah ide kreatifitas serta ide jual pada Ibu-Ibu PKK desa Cibatu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.