Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moh. Ainu Rizqi

Menanam Benih Sastra Sejak Dini, Mahasiswa KKN 108 UIN Jogja Gelar Lomba Baca Puisi dan Baca Cerita

Eduaksi | Saturday, 06 Aug 2022, 02:44 WIB
Gambar Mahasiswa KKN 108 dan seluruh peserta lomba

Berjabat tangan dengan sastra sejak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting karena banyak nilai-nilai realitas yang dapat dipetik di dalamnya. Karya sastra tak sekadar menjadi sajian indah dengan akrobat kata-kata dan kepiawaiannya memainkan imajinasi pembaca. Melalui karya sastra, rasa gemar membaca dapat dipupuk sehingga karakter dan mutu literasi seseorang turut terbentuk.

Memupuk seseorang agar gemar membaca akan lebih baik jika dibentuk sejak dini. Sebab ketika usia seseorang sudah menua, kegemaran membaca akan terdistraksi oleh kesibukan-kesibukan yang kerap datang dan pergi sewaktu-waktu. Hal itulah yang tengah diupayakan oleh Mahasiswa KKN 108 dari UIN Sunan Kalijaga di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Mojokerto – Jawa Timur.

Pada Jum’at malam (05/08/2022), Mahasiswa KKN Mandiri Kelompok 58 angkatan ke-108 UIN Sunan Kalijaga mengadakan kegiatan berupa lomba membaca puisi dan membaca cerita untuk anak-anak di Dusun Candirejo, Desa Candiwatu. Kegiatan lomba tersebut sejalan dengan tujuan dari KKN mereka di bidang literasi, yaitu untuk menambah minat membaca pada anak.

Perform dari anak TK dan kelas 1 SD

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota kelompok KKN, Mutiara Handayani, “tujuan utama diadakannya lomba ini karena sesuai dengan tujuan KKN kami dalam meningkatkan literasi di Candiwatu. Dengan adanya lomba ini kami berusaha membuat anak-anak suka membaca dan mengetahui kesusastraan sejak dini,” ujarnya sambil tersenyum bangga saat melihat puluhan anak maju satu per satu membaca puisi dan membaca cerita.

Acara lomba baca puisi dan baca cerita tersebut diikuti dengan antusias oleh anak-anak hingga para orang tua mereka. Terhitung sebanyak 22 anak, mulai dari kelas 2 SD hingga kelas 1 SMP mengikuti pelombaan tersebut.

“Ini semua di luar ekspektasi saya. Awalnya saya mengira yang berminat mengikuti paling tidak sampai 10 orang. Ternyata sampai 22 orang. Ditambah lagi dengan hadirnya para orang tua anak-anak tersebut untuk melihat anaknya tampil. Kami sampai bingung sendiri menyiapkan tempat karena membludaknya orang yang hadir,” ungkapnya.

Gambar seluruh yang hadir dalam acara lomba tersebut

Ara, sapaan akrab dari Mutiara Handayani, menambahkan bahwa rasa ingin tahu seorang anak yang sangat tinggi menjadikan gagasan awal bagi mahasiswa KKN untuk mengadakan kegiatan lomba ini. Dengan membaca puisi, anak-anak tak hanya belajar membaca, namun juga belajar merasa dan mengenali penulisnya; dengan membaca cerita, anak dapat memasuki dunia imjinasinya dan dapat belajar berbahasa dengan indah.

“Untuk mengenalkan sastra, kami memberikan mereka puisi dari WS Rendra dengan judul ‘Sajak Ibunda’, lalu untuk lomba membaca cerita, kami membuatkan mereka cerita dongeng yang berasal dari sejarah desa mereka sendiri, yakni Desa Candiwatu. Jadi dari 22 peserta, mereka memilih salah satu di antara 2 perlombaan tersebut,” terang Ara.

Anggota KKN lain, yaitu Devi Ratna juga menambahkan bahwa selain memperkenalkan sastra dan meningkatkan mutu literasi pada anak, kegiatan ini juga berguna untuk melatih rasa percaya diri kepada anak.

“Mereka kan maju satu-satu di depan dan ditonton oleh banyak orang, jadi rasa percaya diri sampai public speaking anak-anak itu bisa turut terbentuk juga. Seperti ini tuh menjadi sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak-anak agar terbiasa dan tidak menjadi gampang gugup ketika berbicara di depan umum,” tukasnya.

Salah satu peserta lomba sedang membacakan cerita

Pentingnya Mengenal Sastra

Kegiatan lomba yang diinisiasi oleh Mahasiswa KKN 108 UIN Sunan Kalijaga ini merupakan salah satu program kerja unggulan mereka, selain labelisasi UMKM dan pengembangan potensi dalam bidang sosio-religi.

Mereka menyadari bahwa sastra—dalam hal apa saja, seperti nyanyian, puisi, cerita pendek, dll—begitu penting bagi siapa saja. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian psikologi yang dieksekusi oleh Emanuele castano dan David Comer Kidd. Penelitian itu membuktikan bahwa sastra dapat memberi pengaruh dalam meningkatkan kemampuan seseorang dalam berempati.

Selain itu, sebuah penelitian dari theconversation.com membuahkan hasil yang amat menarik. Dikatakan bahwa sastra dapat memberi pengaruh signifikan terhadap need for clousure. Seseorang yang memiliki need for clousure dengan kadar rendah cenderung memiliki kemampuan berpikir lebih imajinatif dan tidak kaku. Kondisi demikian ini berpotensi besar untuk membuat seseorang terlepas dari corak idelogi radikal dan membuat seseorang lebih mudah memahami orang lain.

Sehingga adanya kegiatan yang digalakkan oleh Mahasiswa KKN 108 UIN Sunan Kalijaga di Desa Candiwatu ini juga bentuk kepedulian bersama agar benih-benih kesusastraan dapat tertanam. Selain itu juga agar pola pikir anak bisa lebih terbuka, lalu menjadi sebuah upaya alternatif pula untuk menangkal radikalisasi yang terus menerus dibungkus dengan balutan agama.

Gambar antusiasme para orang tua saat menyaksikan buah hati mereka tampil

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image