Resensi Buku: Perjuangan Meraih Harapan Hidup Lebih Baik
Sastra | 2021-11-25 22:12:24Judul Buku : Segala-Galanya Ambyar
Penulis : Mark Manson
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Tahun Terbit : Februari 2020
Jumlah Halaman : xii + 346 halaman
Buku berjudul Segala-Galanya Ambyar karya Mark Manson menjabarkan asumsi manusia tentang sesuatu yang membuat hidup lebih layak dijalani. Buku ini membahas tentang harapan manusia terhadap kehidupan secara utuh dan tanpa sisa hingga menjadi ambyar. Mark menulis buku ini bertujuan untuk memberi motivasi kepada pembaca melalui makna dari sebuah harapan. Penting bagi manusia memiliki nilai-nilai dalam hidup. Buku ini menjelaskan tentang sebuah harapan serta segalanya yang menjadi ambyar sebab dipatahkan oleh harapan tersebut.
Mark percaya buku ini akan membantu pembaca dalam menjalani kehidupan sehingga menjadi pribadi dengan versi yang lebih baik. Jiwa ini membutuhkan harapan supaya bisa hidup. Hidup kita tidak akan ada maknanya ketika tidak mempunyai harapan. Namun, penulis meyakinkan pembaca untuk lebih percaya akan sebuah harapan. Mulai dari membangun harapan hingga mempertahankannya.
Dalam proses kehidupan pasti melewati banyak rintangan. Jika kita selalu menghargai suatu proses, maka yakinlah kehidupan akan memiliki kemajuan. Hal ini tentunya disertai dengan adanya harapan yang besar di masa depan. Semua yang kacau tidak membutuhkan harapan. Namun, harapan membutuhkan sesuatu yang kacau.
Di dalam buku ini terdapat pesan untuk tidak mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan dari orang lain. Cukup jadilah baik dan bahagia. Karena terkadang jika terlalu mengharapkan sesuatu, kita cenderung akan melakukan segala cara untuk mencapai harapan tersebut. Maka cara terbaik dalam mencapai harapan yaitu mempunyai mindset dan niat dalam melakukannya.
Buku ini memiliki beberapa hal sangat penting yang perlu dipersiapkan untuk merawat dan menumbuhkan sebuah harapan. Pertama, bagaimana cara kita mengontrol diri dalam mengendalikan hidup. Kurangnya mengendalikan diri tanda sebagai karakter yang kurang baik. Orang yang mengalami depresi dan memiliki keinginan untuk bunuh diri bisa disebabkan oleh dorongan emosional yang meningkat.
Hal kedua menjelaskan bahwa harapan akan muncul ketika memiliki keyakinan akan suatu nilai. Harapan akan selalu muncul ketika kita yakin dan percaya bahwa ada hal positif yang bisa kita dapatkan dari kondisi kesulitan. Ketika yakin terhadap suatu hal harapan itu selalu muncul pada kehidupan.
Mark juga menyajikan paradoks tentang pesatnya kemajuan di beberapa bidang, seperti teknologi, kesehatan, dan lainnya. Kita hidup dalam kondisi yang sangat mudah dan nyaman. Tetapi, dalam kondisi ini banyak ditemukan orang yang tidak memiliki harapan dalam kehidupannya. Banyak yang merasa tidak bermakna dalam hidupnya dikarenakan tidak ada sesuatu yang ingin dicapai di masa depan.
Penulis menceritakan bagaimana proses menjadi dewasa. Dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Disini Mark menjabarkan prinsip-prinsip dari masa tersebut. Perbedaan masa kanak-kanak hingga dewasa bukan dilihat dari usia, melainkan dari intensi untuk melakukan sesuatu. Jadilah orang dewasa yang melakukan segala sesuatu karena benar dan baik sesuai dalam proses kehidupan.
Buku ini memberikan kita pelajaran bahwa dalam kehidupan, masalah yang ada harus diterima dan pasti akan berlalu. Daripada menghindari masalah lebih baik menghadapinya. Justru dengan kita menghadapi masalah tersebut, dapat menjadikannya sebagai sebuah pengalaman. Pengalaman tersebutlah yang akan menambah kekuatan terhadap diri dalam melewati berbagai masalah.
Beberapa isi buku ini menjelaskan Artificial Intelligence (AI). Dimana merupakan program yang dapat membuat rasa sakit dan senang menjadi proporsi yang seimbang. Kecerdasan Artifisial menemukan bahasa yang tidak bisa dipecahkan oleh manusia. Artificial Intelligence (AI) bisa saja menyalip kecerdasan manusia sehingga tidak akan mampu untuk memahami yang dilakukannya.
Buku ini mengajarkan kita agar lebih bisa menerima segala masalah, penderitaan, serta keterpurukan dalam hidup. Ketika kita merasa rapuh sebaiknya kita menerima kondisi yang tidak nyaman tadi. Karena penerimaan inilah yang menyebabkan diri lebih kuat dan memiliki harapan jauh kedepannya. Jangan mudah menyerah akan keterpurukan, optimis harapan yang kita buat akan membantu dalam meraih kesuksesan.
Karya Mark ini sangat cocok bagi orang yang takut akan suatu kegagalan dalam menempuh kehidupan. Harapan akan memberi orang keberanian untuk melewati masa-masa sulit. Serta hal itu juga yang membuat seseorang tertekan atau cemas. Itulah mengapa kita harus melihat harapan dengan lebih bijak dan menjalani hidup apa adanya.
Mark mengajak pembaca untuk berbicara tentang kebebasan, keimanan, dan pengharapan dalam hidup. Kelebihan yang didapat setelah membaca karya Mark yakni, buku ini ditulis dengan bahasa yang relevan dengan paparan ilmu dari para peneliti. Bahasa yang digunakan cukup formal juga memudahkan pembaca untuk memahami isi dan pesan yang terkandung didalamnya.
Buku ini memiliki desain sangat menarik dan simple. Tulisannya mudah untuk dilihat dan mudah dikenali. Dibalik kelebihan itu, ada hal yang membuat buku ini kurang sempurna. Untuk sampul dari buku Mark mudah luntur, tergores dan bahan material yang digunakan membuat buku cepat rusak.
Hal menarik dari buku ini yakni, kita harus berhenti mencari-cari harapan. Tidak perlu lagi mengejar harapan yang ingin kita capai. Mark menjelaskan, ketimbang kita mencari harapan, berusahalah untuk tidak terpuruk dan harus mempunyai penerimaan. Karena ketika memiliki penerimaan, maka kita akan makin kuat dan secara tidak langsung harapan dalam diri akan muncul.
peresensi:
Nama : Dandy Arif Yustawan
Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Prodi : Farmasi
Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.