Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasron Zakirin

Bagaimana Berbicara Profesional?

Guru Menulis | Thursday, 25 Nov 2021, 20:52 WIB
gambar buku seni berbicara

Judul Asli : How Talk To, Anyone, Anytime, Anywhere

Judul buku : Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, diMana Saja

pengarang : LARRY KING Bill Gilbert

penerbit : gramedia pustaka utama

tahun terbit : 2019

Halaman : 1-265

Harga buku : Rp75.000

peresensi : Muhammad Nasron Zakirinn/084/Farmasi B

Seorang penulis yang terkenal sebagai pembawa acara di CNN, salah satu program televisi kabel dengan rating paling tinggi, dan satu satunya talk show interaktif yang menjangkau seluruh dunia dan dipancarkan secara langsung bernama LARRY KING, bicara adalah dunia sehari harinya yang telah di gelutinya lebih dari empat puluh tahun.

Bab 1:Bicara Satu Lawan Satu

Sebesar apapun bakat alami kita, sehebat apapun bakat alami yang diberikan oleh Tuhan, kita masih harus melatihnya agar kemampuan alami tersebut berkembang dengan sempurna. Apalagi jika bakat tersebut baru benar-benar diasah, kita harus berani melawan ketakutan akan kegagalan yang menghantui kita. Menurut Larry King, ada empat dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil, yaitu kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap diri sendiri.

Dalam dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apa pun, biarkan para pendengar dan penonton merasakan pengalaman dan perasaaan kita. Selain itu, kita juga harus menjadikan pemirsa atau penonton menjadi bagian dari pengalaman kita dengan kejujuran tersebut. Kemauan untuk berbicara, merupakan unsur dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik.

Bab 2: Memecah Kebekuan

Cara terbaik untuk mengatasi rasa malu adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa kita semua adalah manusia, dan karena itu kita tidak perlu gugup ketika berbicara dengan siapapun. Orang yang kita ajak bicara akan semakin menikmati percakapan jika mereka tahu bahwa kita juga menikmati percakapan tersebut. Kita dapat menjadi pembicara yang baik jika kita mampu mengatasi kekhawatiran diri kita sendiri dan menjadi terbiasa dengan suara kita sendiri. Cara memecah kebekuan dengan orang yang pertama kali kita ajak bicara ialah dengan membuat mereka merasa nyaman.

Cara membuka percakapan dengan orang lain ialah dengan membicarakan topik yang diketahui oleh orang lain tersebut. Cobalah membuka dengan topik yang sedang hangat di masyarakat, atau bahkan mengenai hewan peliharaan, atau anak-anak. Hindari pertanyaan ya atau tidak karena itu sama saja dengan mencari jalan buntu.

Bab 3: Pembicaraan Sosial

•Bersikaplahterbuka.Cariminatyangsamadalamdirirekanbicaradan dengarkanlah selalu.

•Dalam pesta koktail, berbaurlah dengar yang lain. Jangan terpaku pada tempat yang sama dalam waktu yang lama.

•Ajukanlah pertanyaan ‘mengapa?’.

•Cara menghentikan percakapan: tunggu lawan bicara selesai berbicara dan katakan sesuatu dengan wajar.

•Dalam makan malam kecil: arahkan pembicaraan dengan melibatkan orang lain.

•Cara menggiring percakapan: pilihlah topik yang dapat melibatkan semua orang, mintalah pendapat, bantulah orang yang paling pemalu dalam kelompok, jangan memonopoli percakapan, jangan menginterogasi teman, dan pancinglah pendapat.

Bab 4: Delapan Hal yang Dimiliki Pembicara Terbaik

•Harry Truman adalah pembicara yang baik dalam urusan politik. Ia tidak retoris, tetapi mampu meluncurkan gagasan-gagasannya dalam bahasa Inggris yang jelas dan langsung.

•Martin Luther King Jr. merupakan pembicara publik yang luar biasa. Ia adalah ahli pidato yang dapat menggetarkan seluruh negeri dengan kemampuan berbicaranya yang tak tertandingi di depan mikrofon.

Bab 5: Percakapan Trendi dan Ketepatan Bahasa Politis

•Gunakanlah kata-kata yang tepat, dapat dipahami, dan dimengerti oleh pendengar kita.

•Minimalkan penggunaan kata-kata klise dan trendi.

•Kata-kata tanpa arti seperti ‘Anda tahu’, ‘hopefully’, atau ‘whatever’ terkadang memang membantu bila kita kebingungan mencari kata yang tepat. Cobalah hindari kata-kata tersebut.

Bab 6: Pembicaraan Bisnis

•Hal-hal mendasar: langsung dan terbuka serta jadilah pendengar yang baik. Bicaralah dengan jelas, lihat siapa lawan bicara kita, apakah mereka mengerti atau tidak tentang apa yang kita ucapkan. Jangan sia-siakan waktu, jangan bertele-tele. Jangan mencoba menjadi pusat perhatian dalam pertemuan itu dengan berbicara sendiri.

•Seni menjual: ketahuilah apa yang sedang kita jual dan tutuplah negosiasi penjualan kita—jangan terus menjual.

•Menjual diri sendiri: jadilah kelebihan kita! Persiapkan hal-hal pokok yang ingin kita sampaikan mengenai diri kita.

•Karakteristik yang kita cari dalam diri pelamar kerja: sikap terbuka, antusias, perhatian, dan bersedia bertanya.

•Cara bicara dengan atasan: tidak perlu bersikap berlebihan, sampai merendahkan diri atau menjilat. Dekatilah atasan kita dengan sikap terbuka.

•Cara bicara dengan bawahan: beri instruksi-instruksi yang jelas, pastikan mereka memahaminya dan tentukanlah batas waktu yang jelas. Dorong mereka untuk bertanya agar kita yakin bahwa mereka memahami apa yang harus mereka lakukan dan kapan harus diselesaikan.

Bab 7:Tamu Terbaik dan Terburuk Saya serta Alasannya

•Tamu yang berkualitas: minat besar pada pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk menjelaskan pekerjaan tersebut, tidak mudah tersinggung, dan memiliki selera humor terutama kepada diri sendiri.

BAB 8: Blooper dan Cara Mengatasinya

Ketika terjadi keseleo lidah, terpeleset kata-kata, hal yang harus Anda lakukan adalah melanjutkan acaranya.

pertama menjadi pembicara publik yang sukses: bicarakanlah apa yang Anda pahami.

kedua adalah mengikuti prinsip pramuka: persiapkan diri. Susun dan ingatlah struktur pembicaraan seperti berikut.

•Katakan kepada mereka, apa yang akan Anda bicarakan.

•Katakan isi pembicaraan Anda.

•Katakan kepada mereka, apa yang telah Anda bicarakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image