Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renadia Askandar

Perjalanan Filsafat Sophie

Eduaksi | Thursday, 25 Nov 2021, 20:10 WIB

Judul : Dunia Sophie

Penulis : Jostein Gaarder

Penerjemah : Rahmani Astuti

Penyunting : Yuliani Liputo dan Andityas Prabantoro

Penerbit : Penerbit Mizan

Tahun terbit : 2019

Tebal buku : 800 lembar

Peresensi : Renadia Nuraini Askandar / Mahasiswi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Novel berjudul “Dunia Sophie” merupakan salah satu novel filsafat yang pernah diterbitkan di dunia. Penulis novel ini tidak lain adalah Jostein Gaarder yang juga merupakan literatur anak asal Norwegia. Novel yang terbilang tebal ini memiliki 800 halaman dan berhasil menjadi salah satu dari novel filsafat terlaris yang pernah diterbitkan.

Dunia Sophie pertama kali diterbitkan pada tahun 1991 dengan judul aslinya yaitu, Sofie’s Verden dalam bahasa Swedia. Tidak terduga, novel ini memiliki banyak penggemar dan membuat para penerbit dari berbagai negara untuk berlomba-lomba menerjemahkannya kedalam berbagai bahasa. Ini adalah salah satu novel Norwegia yang paling sukses dan memenangkan German Youth Literature Award pada tahun 1994.

Dunia Sophie merupakan novel yang mengisahkan mengenai sejarah filsafat mulai dari abad sebelum Socrates hingga pertengahan abad ke-20. Tokoh utama dalam novel ini yaitu Sophie Amundsen. Seorang gadis remaja berusia 14 tahun yang hidup bersama ibu dan ayahnya di Oslo, Norwegia. Kehidupannya bisa terbilang wajar, sama seperti anak pada umumnya yang lebih suka bermain, hingga suatu saat kehidupannya pun berubah.

Kisah berawal saat sepucuk surat misterius masuk ke kotak surat Sophie, surat itu bertuliskan pertanyaan “Siapakah kamu?” dan “Darimana dunia berasal?”. Pertanyaan itu membangkitkan rasa ingin tahu Sophie. Ia pun mencoba untuk mencari jawaban yang logis dan rasional mengenai hal tersebut. Sebab ia belum pernah memikirkan hal seperti itu. Akan tetapi, dalam benaknya pun berpikir, siapakah yang mengirimkan surat misterius ini dan mengapa surat ini bisa sampai terkirim ke alamatnya.

Bab selanjutnya memaparkan mengenai filsafat kehidupan dan filsafat alam, bahkan keberadaan umat manusia juga dipertanyakan dalam novel ini. Awal mula Sophie mempelajari sejarah filsafat yaitu ketika ia membuka amplop dan membaca secarik surat yang berjudul “Apakah Filsafat itu?”, mulai detik itu ia semakin mengetahui dan memahami apa arti filsafat. Hari pun berlalu, Sophie terus menerus mendapatkan surat tanpa nama yang memberikannya pelajaran mengenai filsafat. Semakin lama dan makin bertambahnyan ilmu filsafat yang diperoleh, Sophie pun semakin ingin tahu dengan guru filsafatnya.

Ia pun mencoba mengirim kembali surat itu berharap mendapat balasan dan dapat menemui guru filsafat misteriusnya.Di usianya yang muda dan rasa ingin tahunya yang cukup tinggi membuat Sophie mulai mencari tahu siapakah sang pengirim surat misterius yang ditujukan kepadanya.

Hingga tiba suatu saat ia secara tidak sengaja menemukan bagaimana cara surat itu dapat terkirim. Sang pengirim ternyata menyampaikan surat-surat itu dengan perantara anjing. Sophie pun mengikuti kemana arah anjing itu kembali, dan menemukan gubuk tempat tinggal sang pengirim surat. Alberto Knox, ia adalah seorang filsuf yang selama ini mengirimkan surat kepada Sophie yang berisikan pelajaran mengenai filsafat. Pertemuannya dengan sang pemngirim surat juga berdampingan dengan pertanyaan “Apakah kita benar-benar nyata hidup atau hanya sebatas ide yang dikendalikan seseorang.”

Alberto pertama kali memberi tahu Sophie bahwa filsafat sangat relevan dengan kehidupan dan bahwa jika kita tidak mempertanyakan dan merenungkan kehidupan kita, maka sebenarnya kita tidak hidup.

Dunia Sophie bisa dikatakan membawa hawa segar bagi orang-orang yang ingin memperdalam ilmu filsafat dengan metode yang sederhana dan ringan. Filsafat sering kali dianggap sebagai ilmu yang rumit dan sulit untuk dimengerti maupun dipelajari secara mendalam. Bahkan banyak orang yang menjadi gila ketika mulai mempelajari ilmu ini.

Sama seperti yang dibahas sebelumnya. Novel dengan tebal 800 halaman ini mengisahkan mengenai sejarah filsafat mulai dari abad sebelum Socrates hingga pertengahan abad ke-20. Sang penulis berupaya agar dapat menarik para pembaca untuk masuk kedalam cerita yang dibuatnya. Yaitu petualangan dari tokoh utama bernama Sophie dengan seorang filsuf bernama Albert Knox. Ketika membaca novel ini, kita akan dibuat penasaran dan takjub dengan kisah yang dikembangkan di setiap babnya.

Novel ini dapat membuat para pembaca untuk berpikir keras mengenai ilmu filsafat yang ada di dalamnya, tanpa harus mempelajarinya secara formal.Sifat dan rasa ingin tahu yang dimiliki manusia akan semakin kuat ketika membaca novel ini. Kita akan bekerja keras untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang sebenarnya kita tidak mengetahui jawaban pasti dari semua pertanyaan itu.

Dapat dipastikan penggunaan bahasa yang digunakan dalam novel ini tergolong cukup berat bila dibandingkan dengan novel bergenre lain. Akan tetapi, jika dilihat dari genre yang diusung dalam novel ini. Penggunaan bahasa yang dipakai tergolong mudah dipahami daripada novel filsafat pada umumnya. Selain itu, novel ini juga memiliki beberapa kekurangan. Di dalam novel ini belum disertakan daftar istilah atau glosarium. Beberapa kata asing dari para filsuf juga belum diterjemahkan secara sempurna. Catatan kaki juga diperlukan untuk menjelaskan beberapa kata atau istilah asing, yang dapat mempermudah pembaca dalam memahami alur cerita dalam novel ini.

Terlepas dari semua kekurangan itu. Novel ini sangat direkomendasikan untuk dijadikan koleksi maupun bacaan yang dapat menambah wawasan mengenai ilmu filsafat. Khususnya bagi para pembaca yang ingin mendalami disiplin filsafat secara ringan dan santai tanpa harus membaca buku formal mengenai filsafat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image