Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Giyoto

Makna Kemerdekaan

Guru Menulis | Monday, 01 Aug 2022, 08:39 WIB

Tujuh puluh tujuh tahun bukanlah angka sembarangan. Apalagi untuk bilangan umur sebuah negara. Majapahit tak kurang dari 200 tahun. Bila dibandingkan dengan Indonesia saat ini, 77 tahun belum seberapa. Namun demikian, Indonesia terkini dengan bilangan usia 77 tahun sungguh sangat luar biasa. Jika diibaratkan usia manusia, 77 tahun bukan lagi usia matang, namun usia yang sudah sangat kenyang dengan asam garam kehidupan. Suka duka tentu telah banyak dilalui, termasuk negeri yang konon merupakan negeri kaya raya dengan sumber daya alam paling komplit. Negeri yang menjadi tujuan perdagangan bangsa Eropa dahulu bahkan mungkin sampai sekarang. Tak mau mereka lepas begitu saja nusantara ini.

Terang saja negeri dengan jumlah rakyat terbesar ke-4 setelah USA, India dan Tiongkok ini telah mengalami masa-masa sulit, keberhasilan, sarat prestasi, dan berbagai cabaran yang semakin mendewasakan rakyatnya. Sebut saja Indonesia mengalami 5 masa yaitu masa awal kemerdekaan, masa orde lama, orde baru (kedua masa itu populer semasa Pemerintahan Presiden Soeharto), masa reformasi setidaknya sejak 1998 sampai tahun 2010 dan masa kini yang boleh disebut era milenial dengan pesatnya kemajuan teknologi bahkan revolusi industri, atau bisa juga disebut era digital.

Tahun 2022, tepat 77 tahun Indonesia merdeka bila diukur sejak tahun 1945. Sebagaimana literatur sejarah negeri ini menyebutkan bahwa tonggak sejarah kemerdekaan dipancangkan dengan peristiwa pembacaan Naskah Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno-Hatta. Naskah bukan sembarang naskah. Tulisan tangan Soekarno yang hanya beberapa kalimat tersebut menjadi dokumen superpenting mengantarkan Indonesia pada gerbang kemerdekaan. Merdeka dalam arti sesungguhnya. Menentukan arah dan langkah menuju kemajuan dan kemakmuran negeri. Meskipun banyak hal terjadi setelah proklamasi, namun pada kenyataannya masyarakat dan bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan, mereka rela untuk bersatu padu membangun negeri mengesampingkan kepentingan diri dan golongan.

Pertanyaannya, apakah sampai saat ini jiwa-jiwa merdeka yang duduk dan hidup di nusantara ini masih sama-sama kuat mempertahankan dan mencintai kemerdekaan?

Apakah para pemimpin negeri ini sepakat dan kompak tidak menggadaikan kemerdekaan bangsa demi kepentingan sesaat?

Apakah bait bangunlah jiwanya, bangunlah badannya masih untuk Indonsia Raya?

Relakah jika suatu saat negeri ini tak mencapai 100 tahun menjadi negeri terbelah berserakan menjadi negeri-negeri kecil ?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali pada sanubari kita masing-masing. Sebagai bagian dari bahtera raksasa yang bernama INDONESIA ini setiap jiwa merdeka memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjamin berlangsungnya bangsa yang lestari bersatu padu tanpa pilih kasih memajukan negeri.

Tujuh puluh tujuh tahun kemerdekaan ini harus sama-sama kita syukuri dan kita isi dengan kegiatan-kegiatan produktif sehingga mampu mewarnai kehidupan saat ini.

Jayalah Indonesiaku, Berkibarlah Merah-Putihku!

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image