Fakta tentang nikotin yang wajib diketahui
Gaya Hidup | 2022-07-30 00:24:50Merujuk pada penelitian dari Lembaga Riset Kanker Internasional atau The International Agency for Research on Cancer (IARC) yang menyebutkan bahwa nikotin tidak terbukti sebagai zat karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
"Lantas mengapa rokok sering kali dianggap sebagai salah satu produk olahan tembakau yang berpotensi menyebabkan kanker? Menurut Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat karena untuk mengonsumsinya, rokok perlu dibakar dan menghasilkan asap.
"Asap ini diperkirakan mengandung sekitar 5 ribu senyawa di mana beberapa di antaranya bersifat toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker. WHO mencatat ada 9 bahan toksik dalam rokok yang disebut senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya," papar Shoim
Shoim menambahkan, nikotin bisa diperoleh dengan cara merokok. Namun, belakangan ini, beragam alat konsumsi nikotin terus berkembang. Sebut saja produk tembakau alternatif seperti produk tembakau dipanaskan, rokok elektrik, dan juga kantong nikotin.
"Dikarenakan tidak melalui proses pembakaran dan tidak menghasilkan asap, produk-produk alternatif ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok. Jadi, bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti, bisa beralih ke produk yang memiliki profil risiko yang lebih rendah ini," katanya.
Dari aspek toksikologi, lanjut Shoim, risiko seseorang terkena penyakit oleh paparan kimia sebanding dengan dosis paparannya. Jadi semakin tinggi dosis paparannya, semakin besar pula risiko yang mengintai.
"Secara umum, zat kimia dalam asap rokok dipilah menjadi tiga yaitu: partikulat, air, dan nikotin. Berat total partikulat dikurang dengan berat air dan berat nikotin disebut sebagai TAR. Di dalam TAR inilah zat-zat kimia yang disebut HPHC berada," paparnya.
Shoim melanjutkan, seiring dengan perkembangan inovasi dan teknologi terbaru, hadir berbagai produk tembakau alternatif yang berhasil mengeliminasi proses pembakaran bersuhu tinggi melalui lewat teknik pemanasan dengan suhu yang tidak melebihi 350 derajat Celsius, sehingga tidak lagi menghasilkan TAR*.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.