Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Mengenang AT Mahmud: Sang Maestro Lagu Anak-anak (Bagian 2 Habis)

Sejarah | Thursday, 28 Jul 2022, 22:10 WIB
AT Mahmud (foto:kapanlagi.com)

Mengenang kepergian AT Mahmud Sang Maestro lagu anak-anak, adalah mencatat nama dan jejak karya yang diwariskannya. Karya-karyanya mengabadi. Bahkan mampu menyeruak lintas generasi.

Lagu karya ciptaan Pak AT.Mahmud ini juga katanya ternyata bersumber pada 3 ide. Pertama, bersumber pada perilaku anak itu sendiri. Kedua, pada pengalaman masa kecilnya. Ketiga, pesan pendidikan yang ingin ia sampaikan pada anak-anak.

Selain itu, ide lagu juga berasal saat suatu hari, Ria anaknya, berteriak ‘pelangi’ sambil menunjuk langit. Saat itu, AT Mahmud dalam perjalanan mengantarkan Rika ke sekolah TK. Dari situ, AT Mahmud menciptakan lagu anak-anak Pelangi, yang terinspirasi dari anaknya yang menyukai pelangi.

Pernah juga, salah satu anak AT Mahmud, Roike, tengah bermain di rumahnya. Lalu, Roike melihat bulan di langit. Saat itu, Roike membawa AT Mahmud keluar rumah, dan berkata “ambilkan bulan Pa”. Permintaan anaknya terus terngiang, sehingga kemudian AT Mahmud terinspirasi menciptakan lagu ‘Ambilkan Bulan Bu’.

Lagu-lagu fenomenal yang diciptakannya sangat terkenal dan diajarkan hampir di setiap TK di Indonesia. Atas Jasanya, A.T. Mahmud menerima beberapa penghargaan.

Di tahun 1999, ia menerima Piagam Hadiah Seni dari Pemerintah RI. Pada 27 Juni 2003 ia menerima anugerah Pendidikan Seni dari Universitas Negeri Jakarta pada acara Dies Natalis ke-39 universitas tersebut. Dan pada 14 Agustus 2003, ia menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Megawati Sukarnoputri.

Pada 2010, bertepatan dengan perayaan Hari Anak Nasional, pencipta 500 lagu anak-anak itu dianugerahi penghargaan oleh stasiun televisi TPI. TPI memberikan penghargaan kepada almarhum berupa plakat dan uang tunai Rp5 juta.

Penghargaan terhadap almarhum AT Mahmud diterima oleh istri, Mulyani. Dia terharu atas perhatian TPI yang memberikan penghargaan terhadap jasa-jasa sang suami yang telah memberikan kontribusi amat besar terhadap perkembangan anak Indonesia melalui lagu-lagu ciptaannya.

Ikon Pendidikan

Pakar pendidikan Arief Rahman Hakim merasa kehilangan dengan meninggalnya AT Mahmid yang Arief sebut sebagai ikon pendidikan anak.

"Beliau adalah seorang yang menjadi ikon pendidikan anak melalui cara-cara yang menyenangkan terutama lewat lagu-lagunya dan sulit mencari penggantinya yang bisa produktif menghasilkan lagu-lagu yang baik dan mendidik", ungkap Arief.

Arief mengatakan, masyarakat Indonesia harus pandai menangkap semangat AT Mahmud dengan visinya dalam mendidik anak dan rasa cintanya yang besar kepada bangsa Indonesia.

Pakar pendidikan anak Seto Mulyadi juga merasa kehilangan dengan meninggalnya AT Mahmud.

Seto mengatakan, sudah 40 tahun ia mengenal sosok AT Mahmud yang sangat disiplin dan bisa membimbing anak-anak muda. Menurut Seto yang lagu-lagunya banyak lahir dari masukan seorang AT Mahmud mengatakan, perlu lahir tokoh pendidikan anak yang produktif dan bisa menghasilkan banyak lagu untuk anak. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image