Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yanti WD

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Saat Pandemi

Info Terkini | 2021-11-23 03:41:44

Perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

Salah satu bentuk penggalian potensi dan wujud kontribusi masyarakat dalam perekonomian nasional tersebut adalah pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilainilai Islam (syariah) dengan mengangkat prinsip-prinsipnya ke dalam sistem hukum nasional. Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam pengaturan perbankan yang didasarkan pada prinsip syariah, yang disebut sebagai perbankan syariah.Isu Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia Tentang Kinerja Tiga Bank Syariah 2021 Meyakinkan Saat Pandemi

Dikutip dari republika.co.id, Perbankan syariah di Indonesia kembali mencatatkan kinerja meyakinkan pada semester I 2021 di tengah tekanan kuat pandemi covid-19 atas industri keuangan. Kinerja kinclong bank-bank syariah ini terlihat dari indikator kenaikan laba bersih, keuntungan (margin), dana pihak ketiga (DPK), hingga catatan pembiayaan bermasalah dan rasio kecukupan modal.

Ada beberapa sebab atas bagusnya kinerja perbankan syariah yang pada saat bersamaan diterpa sejumlah isu miring itu. Transformasi ke layanan digital mendorong makin efiesiennya bank-bank syariah.

Hal ini menjadi salah kekuatan ekspansi perbankan syariah saat pandemi covid-19. Juga, tepatnya penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor produktif. Lainnya, restrukturisasi pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut membantu naiknya kinerja perbankan syariah di Indonesia, baik di level pusat maupun daerah. Berikut ini kinerja tiga bank syariah pada semester I 2021 atau kuartal II 2021. Ketiga bank itu adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), BTPN Syariah, dan CIMB Niaga Syariah.

Raup Dana Murah, Kinerja BSI Naik

BSI membukukan laba bersih Rp 1,48 triliun pada semester pertama 2021. Realisasi ini naik 34,29 persen (tahun ke tahun/year on year/yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,1 triliun. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan laba bersih ini didorong pertumbuhan pembiayaan dana pihak ketiga (DPK), sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil tumbuh 12,71 persen secara tahunan (yoy).

Dengan pertumbuhan laba ini, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya return on equity (ROE) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021. Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI telah mencadangkan cash coverage 144,07 persen pada semester I 2021. Dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK sebesar Rp 216,36 triliun atau naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 186,49 triliun. â Hery menjelaskan pertumbuhan ini didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPKâ .

Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester satu 2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini. Dengan kinerja tersebut, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp 247,3 triliun pada semester pertama 2021. Adapun torehan itu naik sekitar 15,16 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 214,7 triliun.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ditengah adanya pandemi seperti ini kinerja bank syariah semakin berkembang, hal tersebut didukung oleh laba bersih yang diperoleh oleh BSI sebesar Rp 1,48 triliun pada semester pertama 2021, Realisasi ini naik 34,29 persen (tahun ke tahun/year on year/yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,1 triliun. Ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi. kenaikan laba bersih ini didorong pertumbuhan pembiayaan dana pihak ketiga (DPK), sehingga biaya dana dapat ditekan.

Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil tumbuh 12,71 persen secara tahunan (yoy). Dengan tumbuh besarnya laba yang dihasilkan oleh BSI tersebut membuat perkembangan perbankan syariah di indonesia sekarang lebih maju, ditambah dengan teknologi yang semakin canggih dan mendukung kebutuhan nasabah di era pandemi seperti sekarang. Dengan begini perbankan syariah sudah setara dengan bank konvensional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image