Anak Lahir Prematur: Tantangan dan Penanganan Kesehatannya
Info Terkini | 2021-11-20 13:23:18Sedih bila mendengar kabar ada saudara, kerabat, teman, orang dekat atau seorang Bunda memilki anak lahir prematur.
Ada sebuah fakta dari organisasi kesehatan dunia (WHO), 1 dari 10 anak terlahir prematur, ini setara 15 juta/tahun anak di seluruh dunia lahir sebelum waktunya (lebih dari 3 minggu sebelumnya).
Bahkan di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 dengan sedih dan berat hati menunjukkan 84% kematian pada anak yang baru lahir di Indonesia disebabkan oleh kelahiran prematur.
50 % diantaranya kejadiannya ini terjadi 28 hari pertama kelahiran anak, sedih..sedih banget.
Data-data tersebut membuat daku (saya) mengelus dada. Bagaimana rasanya orang tua melihat buah hatinya dalam kondisi prematur sejak dilahirkan. Kalian para Bunda dan Ayah dengan anak lahir prematur merupakan pejuang sebenarnya.
Risiko bisa lebih tinggi dapat mengenai Anak yang lahir secara prematur dengan masalah kesehatan serius dan jangka panjang. Kita semua perlu mengetahui faktor risiko semakin pendek masa kehamilan, semakin besar risiko kematian dan morbiditas.
Mejaga pertumbuhan anak lahir prematur salah satunya dengan deteksi dini, memberi perhatian, bonding time, berikan nutrisi yang tepat, developmental care dan stimulasi untuk perkembangan jangka panjang.
Selain si Kecil, Bunda juga perlu mendapatkan perhatian untuk memulihkan diri. Bunda yang melahirkan anak prematur bisa saja memiliki kekhawatiran berlebih, stres, dan juga kelelahan karena si kecil harus diperhatikan lebih ekstra.
Hal ini perlu diimbangi dengan pemahaman mengenai tantangan dan penanganan kesehatan kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil sebagai langkah intervensi tepat bagi keduanya untuk mendukung tumbuh kembang
Tidak semua anak kelahiran prematur mengalami komplikasi di awal kelahiran, kesehatan anak yang lahir lebih cepat dari hari perkiraan lahir (HPL) dalam beberapa kasus kondisinya sudah berubah, seiring dengan berjalan waktu.
Hal ini perlu dimbangi dengan pengetahuan tentang Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur untuk keduanya ; Bunda dan anak yang dilahirkan.
Senang rasanya daku sebagai tenaga kesehatan Penyuluh Kesehatan Masyarakat yang kebetulan seorang blogger mendapatkan kesempatan memperoleh informasi kesehatan bermanfaat dari Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia).
Hari itu, Rabu, 17 November 2021 bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia, Danone Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) menyelenggarakan Bicara Gizi yang mengangkat tema Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur dengan menghadirkan pembicara Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) â Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal dan Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) â Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi.
Dalam webinar tersebut, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) memberikan pemahaman bahwa penggunaan kata prematur ia ganti dengan kata preterm, karena di obgyn kata praterm untuk menilai dari usia kehamlan (anak dilahrkan kurang dari 37 mnggu), sedangkan prematur itu maturitas belum cukup, dimana anak dilahirkan dibawah 37 minggu, misal 36 minggu.
Dr.Rima memunculkan fakta data WHO tahun 2010 Indonesia termasuk rangking 5 dari 10 negara yang memberikan kontrbusi 60 % kelahiran preterm diseluruh dunia. Pada tahun 2010 terdapat 675.700 kelahiran preterm dimana kelahiran preterm/tahun dari angka kelahiran preterm/100 kelahiran hidup 15,5 % (rangking 9).
Ada efek samping akibat kelahiran preterm untuk anak yang bisa timbul baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek yang bisa timbul yaitu masalah pernafasan, masalah minum, pendarahan intraventikular, aliran jantung tak normal, dan sepsis.
Untuk jangka panjang akibat kelahiran preterm dapat menimbulkan cerebral palsy, developmental delay, masalah penglihatan, masalah pendengaran dan gangguan belajar.
Dokter bersuara lembut in memaparkan faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan dalam 3 karakteristik, yaitu karakteristik ibu, karakteristik nutrisi, dan karakteristik kehamilan.
Dr.Rima menjelaskan bahwa faktor risiko berdasarkan karakteristik itu ; ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu.
Sedangkan Faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi amat terkait dengan indeks massa tubuh, kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi.
Adapun faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi ; riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG.
Tambahnya, riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur. Bunda yang memiliki riwayat abortus akan memiliki 1,9 kali lebih berisiko, Bunda dengan riwayat persalinan prematur akan memiliki 3 kali lebih berisiko, dan Bunda dengan riwayat persalinan sesar akan memiliki 2,9 kali lebih berisiko.
Tidak hanya tu saja, Bunda juga dapat meningkatkan risiko preterm jika usia Bunda melahirkan kurang dari 19 atau lebih dari 35 tahun, stress maternal yang dialami Bunda, dan jumlah cairan ketuban yang tidak normal.
Tapi tidak perlu khawatir ucap dr.Rima, ada upaya yang dapat dilakukan Bunda dan Ayah untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien.
Turut memberikan edukasi di kegiatan webinar, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan bahwa anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ seperti anemiaof pematurity, gangguan pendengaran, pendarahan intraventrukular, dll.
Dr.Putri memberi perhatian kepada audiens, setelah pulang dari perawatan kesehatan di pelayanan kesehatan, Bunda dan Ayah sebaiknya tidak mengejar anak dengan lahir prematur harus montok, terpenting anaknya ideal dengan anak berat badannya bertambah, panjang bertambah dan lingkar kepala bertambah.
Anak tumbuh itu harus seideal mungkin dan seoptimal mungkin, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat.
Dokter berkerudung jilbab ini menyampaikan prinsip dari semua hal yang terpenting pemantauan berkala kenapa ? ini berhubungan dengan tumbuh kembang.
Lanjutnya, apa yang harus diperhatikan oleh Bunda dengan anak prematur saat kontrol ? lakukan pemantauan rutin tumbuh kembang, tanyakan apakah anak dengan lahir prematur sudah tumbuh sesuai kurva pertumbuhan ?, apakah perkembangan sudah dicapai sesuai usanya.?
Saran dr.Putri amat penting keterlibatan keluarga, meminimalkan stres,dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi anak usia dini.
Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin dikutip dari siaran pers mengatakan bahwa sesuai dengan tema Hari Prematur Sedunia tahun ini yaitu Zero Separation, ACT NOW! Danone SN Indonesia menyelenggarakan Bicara Gizi sebagai bentuk langkah Danone SN Indonesia untuk memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan kesehatan bagi Ibu dan anak kelahiran prematur.
âKami memahami bahwa pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, selain memastikan pertumbuhan biologis anak dalam keadaan baik, memastikan status gizi baik dengan pemberian ASI, dan meningkatkan bonding time perlu digiatkan agar tumbuh kembang si Kecil optimal. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orangtua tentang pentingnya pencegahan dan penanganan secara tepat kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil,â tambah Arif Mujahidin.
--
Bunda dan Ayah pada masa kehamilan kenali faktor risiko dan lakukan deteksi dini. Tapi ternyata Bunda dan Ayah yang memliki anak dengan lahir prematur tidak perlu bersedih berlebihan hindari diri dari stres.
Bunda dan Ayah yang memiliki anak prematur dapat merikan perhatian, lakukan bonding time, berikan nutrisi tepat, developmental care dan stimulasi untuk perkembangan jangka panjang. Konsultasikan diri ke pelayanan kesehatan agar terpantau tumbuh kembang buah hati.
Salam sehat - Andri Mastiyanto
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.