Dzikir di Tengah Lautan
Sastra | 2022-07-22 22:20:44Malam bersama kapal di tengah lautan
Aku sendirian tak ada teman
Terombang-ambing tanpa tahu arah jalan
Sesekali aku melambaikan tangan
Namun tak ada yang mendengarkan
Karena jauh dari daratan
Sungguh ini malam benar apes keadaan
Aku terjebak di hamparan lautan
Aku duduk sambil melihat keadaan
Hatiku berdzikir di tengah lautan
Kupasrahkan hidup dan matiku kepada Tuhan
Karena aku sudah tak mampu melawan
Ombak sudah mulai menggulung kapalku hingga berbenturan
Angin malam menerjangku sampai tak karuan
Aku sudah tak bisa sambat di tengah lautan
Karena energiku sudah terkuras kehabisan
Hingga aku hancur lebur selaksa awan
Dzikir di tengah lautan
Salah satu bentuk kepasrahan
Antara hidup dan kematian
Terasa sejengkal jalan
Sungguh mengerikan di lautan jauh dari daratan
Kapal sudah mulai karam belum ada bantuan
Jerit tangis sudah tak ada makna keadaan
Karena yang dubutuhkan penyelamatan
Dzikir di tengah lautan
Kematian terasa tinggal sejengkal jalan
Kapal perlahan-lahan
Mulai karam bersama ombak yang dahsyat membuat kekacauan
Kini ombak ingin menenggelamkan kapal di tengah lautan
Sungguh miris keadaan
Tak bisa lari dari kenyataan
Dzikir di tengah lautan
Sambil berdo’a minta pertolongan Tuhan
Supaya diselamatkan
Dari ancaman keamatian
Karena kapal sudah mulai tenggelam ke dasar lautan
Bergegas ku minta bantuan
Lewat pertanda kembang api yang kunyalakan
Semoga saja bantuan segera datang menolong keadaan
Hingga aku bisa kembali kedaratan
Maka tak ada jalan lain harus berenang di tengah lautan
Sambil menunggu datangnya bantuan
Sebelum aku benar-benar tenggelam bersama hembusan angin malam yang tak karuan
Menerjang hingga aku hancur di lautan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.