Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khoirul Taqwim

Dzikir di Tengah Lautan

Sastra | Friday, 22 Jul 2022, 22:20 WIB

Malam bersama kapal di tengah lautan

Aku sendirian tak ada teman

Terombang-ambing tanpa tahu arah jalan

Sesekali aku melambaikan tangan

Namun tak ada yang mendengarkan

Karena jauh dari daratan

Sungguh ini malam benar apes keadaan

Aku terjebak di hamparan lautan

Aku duduk sambil melihat keadaan

Hatiku berdzikir di tengah lautan

Kupasrahkan hidup dan matiku kepada Tuhan

Karena aku sudah tak mampu melawan

Ombak sudah mulai menggulung kapalku hingga berbenturan

Angin malam menerjangku sampai tak karuan

Aku sudah tak bisa sambat di tengah lautan

Karena energiku sudah terkuras kehabisan

Hingga aku hancur lebur selaksa awan

Dzikir di tengah lautan

Salah satu bentuk kepasrahan

Antara hidup dan kematian

Terasa sejengkal jalan

Sungguh mengerikan di lautan jauh dari daratan

Kapal sudah mulai karam belum ada bantuan

Jerit tangis sudah tak ada makna keadaan

Karena yang dubutuhkan penyelamatan

Dzikir di tengah lautan

Kematian terasa tinggal sejengkal jalan

Kapal perlahan-lahan

Mulai karam bersama ombak yang dahsyat membuat kekacauan

Kini ombak ingin menenggelamkan kapal di tengah lautan

Sungguh miris keadaan

Tak bisa lari dari kenyataan

Dzikir di tengah lautan

Sambil berdo’a minta pertolongan Tuhan

Supaya diselamatkan

Dari ancaman keamatian

Karena kapal sudah mulai tenggelam ke dasar lautan

Bergegas ku minta bantuan

Lewat pertanda kembang api yang kunyalakan

Semoga saja bantuan segera datang menolong keadaan

Hingga aku bisa kembali kedaratan

Maka tak ada jalan lain harus berenang di tengah lautan

Sambil menunggu datangnya bantuan

Sebelum aku benar-benar tenggelam bersama hembusan angin malam yang tak karuan

Menerjang hingga aku hancur di lautan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image